Mahasiswa SV UGM Ubah Sampah Sekam Padi menjadi Souvenir Gelas

Yogyakarta (28/6), Sekam Padi atau yang sering disebut merang merupakan bagian kulit padi yang telah kering atau buah padi yang tidak memiliki bulir/ bijih padi didalamnya. Desa Srihardono, Pundong, Bantul merupakan salah satu desa penghasil sampah sekam padi terbanyak di Kabupaten Bantu. Pemanfaatan sekam padi di daerah Desa Srihardono saat ini hanya terbatas sebagai campuran pakan ternak dan sisanya terbuang sebagai sampah organik. Minimalnya pemanfaatan sekam padi di Desa Srihardono ini menginspirasi lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk menjadikan sampah sekam padi menjadi komoditi yang mampu dijual dengan harga yang ekonomis.

Melalui pengabdian masyarakat berbasis pengembangan ekonomi kreatif, Tim G’Mers melakukan pendampingan untuk mengembangkan sampah sekam padi menjadi souvenir gelas ramah lingkungan. Tim ini terdiri dari lima orang mahasiswa yaitu Bayu Aji Pamungkas (D3 Management 2017), Ajeng Ramadhani Fisabilah (D3 Management 2017), Cornelia C. Armala (Kimia 2017), Dikki Apriyanto (PSDK 2016), dan Eti Rahayu (Teknik Geologi 2016) dengan Ibu Fitria Damayanti Berutu  S.E., S.S., M.Sc.,  sebagai Dosen Pendamping.

Inovasi pemanfaatan sekam padi ini berawal dari keprihatinan terhadap kondisi Desa Srihardono yang dipenuhi sampah sekam padi yang tidak termanfaatkan dengan baik. Melihat sekam padi yang hanya dibuang dipinggir-pinggir jalan dan menganggu pemandangan menggugah semangat lima mahasiwa tersebut untuk menjadikan sampah sebagai innovator penggerak ekonomi penduduk. Sekam padi yang berserakan di sepanjang jalan raya tersebut digiling untuk kemudian diberi lem dan dicetak menjadi gelas souvenir.

Tidak hanya pelatihan pemanfaatan sekam padi saja, kelima mahasiswa ini juga mengajarkan tata cara pembuatan, pengemasan, promosi dan pendampingan inovasi produk. Masyarakat di diajarkan tentang kecintaan terhadap lingkungan hidup yang bersih dan bebas sampah hingga bagaimana mengolah sampah yang awalanya tidak berharga menjadi punya daya jual yang ekonomis.

Kedepannya program ini diharapkan mampu menjdi inisiator pemanfaatan sekam padi di desa-desa lain dan mampu menjadi souvenir khas Pundong sebagai lumbung padi Kabupaten Bantul.