Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pemanas Makanan Lokal Berbasis Mikrokontroler dan Tenaga Surya

PKM1

Gas LPG atau yang juga dikenal gas melon semakin sulit untuk didapatkan. Selain itu, harga gas di pasaran kini juga mengalami kenaikan harga yang terus merangkak naik. Keadaan ini berdampak langsung kepada para pelaku UKM makanan lokal tradisional, dengan naiknya harga gas LPG dipasaran akan berimplikasi kepada naiknya beban operasional di sektor energi. Hal tersebut akan menyebabkan resiko kerugian yang tinggi.

Lima mahasiswa program studi Teknologi Jaringan SV UGM yang beranggotakan Arief Noor R, Indri Damayanti, Bagas Prakasa, Adiesta Ega, dan Khoerul Anam melalui program kreatif mahasiswa (PKM) berinisiatif untuk membuat alat bernama I-CLOUDER(Integrated Carts Local Food and Microcontroller), alat ini memanfaatkan penggunaan panas matahari sebagai sumber daya utama dan dikontrol dengan menggunakan mikrokontroller berbasis Arduino.

“I-CLOUDER diaplikasikan bagi para pelaku UKM penjual makanan lokal tradisional, dengan mengganti sumber energi berupa Gas LPG atau arang menjadi tenaga surya melalui solar cell. I-CLOUDER menggunakan Turbular Heater pada sisi pemanas sebagai pengganti kompor. Selain itu, alat ini dapat mengatur suhu pada panci secara otomatis berdasarkan kebutuhan penjual,” ujar Bagas Prakasa selaku ketua tim.

Arief Noor Rahman menambahkan, sistem kerja I-CLOUDER dimulai dari perangkat solar cell yang akan menangkap panas matahari kemudian diteruskan ke akumulator untuk disimpan dan akan dikontrol oleh perangkat Charging Controller. Daya yang telah disimpan pada akumulator nantinya akan digunakan untuk menghidupkan Box Controller, bagian box controller didalamnya berisi komponen elektronis dan Arduino. Untuk menghidupkan Turbular Heater digunakan Inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC. Sensor LM35 akan mendeteksi suhu yang ada di sekitar panci dan akan ditampilkan pada LCD, selanjutnya akan memberikan informasi ke relay untuk memutus arus jika suhu yang dikehendaki sudah tercapai, dan akan membuka arus kembali jika suhu belum tercapai.

Sementara ditambahkan oleh Khoerul Anam bahwa penggunaan sumber energi matahari membuat alat ini lebih ramah lingkungan, cenderung tidak terkena dampak kebijakan pemerintah mengenai energi, serta lebih efisien karena suhu yang didalam panci nantinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan penjual.

“Harapannya kedepan alat ini dapat diterapkan secara real dan dapat dikembangkan bukan hanya bagi pedagang makanan lokal tradisional, ” ujarnya. (Khoerul Anam)

Komentar (1)

  1. agus 8 tahun lalu

    smoga karya ini benar” bs dimanfaatkan ukm kalangan bawah yang sangat membutuhkan inovasi/karya seperti ini. tetap semangat …..