Gandeng Asosiasi Pengelasan Indonesia (API), SV UGM Rencanakan Pendirian Prodi Baru D4 Teknik Manufaktur

Sabtu  (4/3), Departemen Teknik Mesin (DTM) Sekolah Vokasi (SV) UGM menggelar acara Workshop dan Seminar Nasional yang merupakan serangkaian acara dari Mechanical Fair 2017.

Bertemakan “Kualifikasi Pengelasan dalam Pengembangan Industri Mesin Perkakas di Indonesia”, acara diselenggarakan di Univercity Club UGM dengan dihadiri lebih dari 180 peserta yang merupakan Mahasiswa, Dosen dan Masyarakat umum.

Menghadirkan 3 pembicara sekaligus, yakni Ir. Rudy Andriyana, IPM., selaku Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (ASIMPI), Mohd Norsaiful Anuar selaku General Manager Welding Division PT. Multi Mayaka, dan Ir. Achdiat Atmawinata selaku Presiden Asosiasi Pengelasan Indonesia (API), acara berjalan lancar, ditandai dengan antusias para peserta workshop dan seminar mengikuti acara dari awal hingga akhir.

Yusuf Rahmatullah selaku Ketua Panitia Mechanical Fair 2017 mengungkapkan bahwa acara workshop dan seminar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa DTM SV UGM lebih mengedepankan informasi tentang peluang karir di bidang pengelasan serta kualifikasi pengelasan dalam pengembangan industri mesin perkakas di Indonesia.

Tak hanya menyelenggarakan workshop dan seminar, pada kesempatan yang sama SV UGM diwakili oleh Dekan, Wikan Sakarinto, M.Sc.,Ph.D., melakukan penandatanganan MoU dengan Presiden Asosiasi Pengelasan Indonesia (API), Ir. Achdiat Atmawinata.

“Setelah sebelumnya pada pembukaan Mechanical Fair 2017, SV UGM menandatangani MoU dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Inspektor Industri Manufaktur (LSP-IIM) dan PT SMC Pneumatics Indonesia, kali ini DTM SV UGM kembali menggandeng beberapa stakeholders untuk memperkuat kerjasama bidang mekanikal dengan Asosiasi Pengelasan Indonesia (API),” ungkap Wikan.

Wikan juga menyampaikan bahwa kerja sama antara DTM SV UGM dengan beberapa stakeholders diinisiasi dalam rangka rencana pendirian program studi baru yaitu D4 Teknik Manufaktur.

“Kelak, lulusan D4 Teknik Manufaktur selain mendapatkan ijazah dan transkrip nilai juga diharapkan dapat dibekali dengan sertifikasi kompetensi yang diakui secara internasional,” pungkasnya.