Perkuat Fungsi Humas, Sekolah Vokasi Adakan Workshop

Jumat (17/03/2017), Sekolah Vokasi (SV) dalam kegiatan sehari-harinya banyak berhubungan dengan berbagai pihak. Salah satu pihak yang mempunyai simbiosis mutualisme dengan institusi yaitu media. Kemampuan komunikasi dengan media baik secara lisan maupun tertulis harus dimiliki oleh humas di setiap devisi dalam rangka menciptakan reputasi institusi yang baik di mata masyarakat. Bertempat di Ruang 225 Gedung Iso Reksohadiprojo, SV mengadakan workshop kehumasan dengan tema “Peran Kehumasan Dalam Pencitraan Institusi” (16/03/17).

Hadir membuka acara, Dekan SV, Wikan Sakarinto, S.T., M.T., Ph. D., dan Manajer Humas SV, Supriadianto,S.S., M.A.  Dalam sambutanya menegaskan bahwa pelaksanaan workshop disambut positif untuk program kerja tahunan Unit Kehumasan ini. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kelembagaan Hubungan Masyarakat yang kuat dan kompeten di lingkup Sekolah Vokasi dan Universitas Gadjah Mada, secara khusus dalam memberikan pelayanan informasi secara optimal dan bertanggung jawab.

Lebih lanjut, kepada seluruh peserta workshop diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan lebih aktif serta dapat mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh narasumber, hingga akhir acara.

Workshop yang dihadiri oleh Kepala Departemen, Perwakilan Program Studi, dan Mahasiswa ini dinarasumberi oleh Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol UGM, Dr. Iva Ariani, S.S., M.Hum.

“Kita semua adalah frontliner yang menggambarkan image Universitas. Kerja keras kita membangun UGM yang Berprestasi dan Bereputasi akan percuma, jika para frontlinernya tidak memberikan pelayanan prima pada publik” ujarnya Iva Ariani.

Mengusung urgensi yang ditekankan Dekan, Iva mengajak peserta workshop mengenal peran dan fungsi kehumasan di UGM. Dengan pendekatannya, Iva mengajak peserta merefleksikan kebiasaan baik dan buruk civitas UGM disosial media dalam hal upload foto dan status yang secara tidak langsung turut serta membangun citra instansi.

Untuk membekali peserta dalam penulisan berita, sesi ke-2 dilanjutkan oleh Satria Ardhi Nugraha, S.S. Lebih dalam lagi, Satria menyampaikan bahwa untuk menyampaikan berita tidak harus dalam bentuk tertulis, melalui media berkala seperti media online internet berupa foto juga termasuk berita.

“Secara umum berita ditulis dengan teknik melaporkan, dan tidak semua hal bisa diberitakan. Kita harus melihat sisi nilai berita dan kemanfaatannya sebelum dipublikasikan,” ungkapnya.

Presentasi Satria lalu ditutup dengan sesi tanya jawab dimana peserta dengan antusias merespon materi yang diberikan. Tidak sedikit peserta yang mengharapkan materi ini nantinya diberikan lebih luas lagi kepada tiap program studi dan unit kerja.