Arsip:

komsi

Prodi Komputer dan Sistem Informasi (KOMSI) SV UGM Adakan Kegiatan VOCOMFEST

Yogyakarta (20/4) – Program Studi D3 Komputer dan Sistem Informasi (KOMSI), Sekolah Vokasi UGM melaksanakan kegiatan bernama VOCOMFEST. Vocational Computer Festival (VOCOMFEST) adalah perlombaan IT tingkat nasional yang ditujukan bagi siswa SMA/SMK dan seluruh mahasiswa di perguruan tinggi seluruh Indonesia.  VOCOMFEST  memiliki 3 cabang perlombaan diantaranya International Collegiate Programming Contest (ICPC) di bawah asuhan ACM ICPC, Mobile Apps Development Competition (MADC), dan Web Design Competition (WDC). VOCOMFEST tahun ini diselenggarakan di gedung Departemen Ekonomika dan Bisnis Terapan pada tanggal 20 April 2019.

3 Mahasiswi Perwakilan Sekolah Vokasi untuk Tim UGM Juara 1 Kompetisi Nasional Technofest 4.0

Tiga mahasiswi perwakilan Sekolah Vokasi untuk kontingen Tim UGM kembali menorehkan prestasinya pada ajang perlombaan tingkat nasional. Siti Noraika (D3 Komputer dan Sistem Informasi), Dhea Rifka Anaqah (D3 Komputer dan Sistem Informasi), Kairania Qalbi (S1 Psikologi), dan Septiani Laras Ayu (D4 Teknologi Rekayasa Internet) yang bergabung dalam Tim GG berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Technofest 4.0 Kategori UI/UX pada Rabu (24/10) lalu di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.

Technofest 4.0 Kategori UI/UX mengusung tema “Call the Emergency”. Pada seleksi babak penyisihan, ada 6 finalis yang berhasil terpilih untuk melaju ke babak final dan mendapat kesempatan untuk mempresentasikan rancangan antarmuka pengguna di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara. Keenam finalis yang berhasil maju ke babak final antara lain berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Atma Jaya, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sumatera, dan Universitas Bina Nusantara.

Tim GG Universitas Gadjah Mada memperkenalkan Simpatia, aplikasi yang dirancang khusus dan disesuaikan dengan kebutuhan penyintas kekerasan pada wanita sehingga para penyintas tidak takut lagi untuk melaporkan tindak kekerasan yang dialami kepada instansi terkait. Siti, ketua Tim GG mengaku prihatin terhadap korban. “Korban kekerasan pada wanita yang tidak melapor jumlahnya sangat tinggi. Masalah utama tidak melapor bukan karena ketidaktahuan untuk melapor kemana, melainkan karena stigma buruk di masyarakat terhadap korban. ” jelasnya.

“Simpatia bisa diartikan sebagai harmoni, bisa juga berarti simpati. Kami berharap Simpatia dapat menjadi media kepekaan sosial dan membantu penyintas kekerasan pada wanita untuk berani melapor” ungkap Kairania.

Kerja sama dan Kuliah Umum Niagahoster di Sekolah Vokasi UGM

Yogyakarta (13/9) – Sekolah Vokasi (SV) UGM menjalin Perjanjian Kerja Sama sekaligus mengadakan Kuliah Umum dengan PT Web Media Technology Indonesia, Niagahoster. Perjanjian ini ditandatangani oleh CEO Niagahoster dan Dekan Sekolah Vokasi yang disaksikan oleh para tamu undangan terdiri dari Wakil Dekan Bidang Kerjasama Bapak Radhian Krisnaputra, S.T., M.Eng., Dosen mahasiswa/i dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika (TEDI) SV UGM. Tujuan dari perjanjian kerja sama ini yakni dalam rangka Penyelenggaraan Program Rekrutmen, Seleksi, Talent Pooling, serta Pelaksanaan Workshop dan/atau Kuliah Umum.

Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., Dekan Sekolah Vokasi, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang di Sekolah Vokasi kepada pembicara.

“Kuliah umum seperti ini mampu mendekatkan mahasiswa dengan dunia kerja. Sekolah Vokasi memiliki konsep bahwa pengajar 20% harus dari kalangan praktisi, hal tersebut dikarenakan dosen keseluruhannya belum bisa mengikuti secara langsung perkembangan di dunia nyata, maka dengan menghadirkan pembicara dari berbagai industri atau perusahaan setidaknya bisa memberikan gambaran mengenai dunia kerja secara langsung kepada mahasiswa. Perusahaan pasti memiliki tujuan dengan pasar dan omset yang besar sehingga membutuhkan tim yang kuat, dan tim yang kuat dibentuk dari SDM pilihan sehingga dengan hasil nyata di Vokasi dengan prakteknya bisa langsung membentuk suatu produk,” ujar Beliau.

Setelah menandatangani perjanjian kerjasama, CEO dari Niagahoster, Bapak Ade Syah Perkasa Lubis sekaligus pembicara kuliah umum, memberikan sambutan dilanjutkan menyampaikan materinya mengenai tips dan berbagi pengalaman masuk ke dunia professional.

Pada tahun 2010, beliau adalah salah satu pembuat aplikasi IOS. Beliau berasal dari Medan dan pernah menempuh kuliah di University of Malaysia, Jurusan Multimedia. Sebelum menjalani bisnis start up, sebelumnya juga pernah menjadi pegawai bahkan memiliki usaha dibidang kuliner. Namun beliau merasa saat menjadi karyawan di pekerjaannya, hal itu tidak sesuai dengan passion beliau sehingga beliau hanya bertahan selama 7 bulan dan setelah itu memulai bisnis start up hingga terbentuknya Niagahoster ini.

Niagahoster adalah bisnis dalam bidang teknologi yang memiliki visi membantu jutaan orang di Indonesia untuk mampu bagi mereka menciptakan tools untuk bisa mengakses internet dengan misi sukses di dunia online.

Pada kuliah umum ini, pembicara memberikan penjelasan tentang tahapan apa saja yang ada di dunia kerja dan hal apa saja yang bisa membentuk menjadi tenaga kerja yang professional: Awal sebelum melamar kita harus mengetahui apa saja yang perusahaan butuhkan. Pastinya pelamar harus mempersiapkan sebaik mungkin agar bisa sesuai dengan kriteria yang diharapkan dari perusahaan.

“Kita sebagai pekerja bisa saja berpindah ke perusahaan satu ke perusahaan yang lainnya, namun hal yang tidak akan bisa pindah dari diri kita sendiri adalah ilmu pengetahuan dan pengalaman,” tambah beliau.

Oleh karena itu, dalam dunia kerja diharapkan mampu untuk selalu beradaptasi dimana pun serta berani menerima tantangan, bahkan bisa memberikan segala hal positif bagi semua pihak. Hal ini karena perusahaan yang benar tidak hanya memberikan ruang bagi karyawan untuk bekerja, tapi selalu memberikan bimbingan secara terus menerus kepada karyawan ataupun siapa saja.

“Film Tengkorak” Karya Dosen dan Mahasiswa SV UGM Tayang di Bioskop

Yogyakarta (5/9) — Film “Tengkorak” hasil produksi sivitas akademika UGM mengadakan Konferensi Pers di Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada yang dihadiri oleh media. Konferensi pers tersebut menghadirkan para pemain utama di film Tengkorak yaitu Bapak Yusron Fuadi (sutradara yang merupakan Dosen di Prodi D3 Komputer dan Sistem Informasi), Dr. Guh S Mana, S.T., M.Sn., Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Sekolah Vokasi (SV) UGM sekaligus sebagai Eksekutif Produser Film, dan yang terakhir Guru Besar dari Fakultas Hukum Bapak Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej, S.H., M.Hum. yang juga berperan dalam film beraliran science fiction tersebut.

Perjalanan film tengkorak diawali sejak tahun 2014. Setelah melalui berbagai perjuangan dan screen test, akhirnya tahun ini film Tengkorak siap tayang secara serentak melalui jaringan bioskop nasional pada tanggal 18 Oktober 2018. Film ini pernah mengikuti berbagai macam festival film seperti Jogja-NETPAC Asian Film Festival di Yogyakarta bulan Desember tahun lalu, kemudian di Cinequest International Film Festival di California, USA pada bulan Maret 2018 dan yang terbaru, Balinale International Film Festival Bali pada akhir bulan September 2018.

“Keseluruhan pembuatan film ini dimulai dari 0 tanpa bantuan dari produser besar di baliknya. Namun begitu, karena dengan kerja keras dan kemampuan seluruh mahasiswa dan dosen dari SV UGM khususnya prodi D3 Komputer dan Sistem Informasi (Komsi), akhirnya film ini bisa memberikan sajian yang berbeda dengan visual effect yang bisa dikatakan hampir setara dengan film Amerika,” ujar Bapak Wikan Sakarinto dalam sambutannya.

Film ini diawali dari mimpi personal sutradara Yusron Fuadi yang kemudian mendapatkan dukungan dari laboratorium Multimedia D3 Komputer dan Sistem Informasi (Komsi) Sekolah Vokasi UGM sekaligus segenap sivitas UGM salah satunya Ibu Anindita. Beliau adalah Dosen di Prodi Komsi sekaligus sebagai Koordinator Visual Effect. Selain pemain utama yang hadir pada konferensi pers kali ini, film ini semakin istimewa dengan dukungan pemeran utama wanita Eka Nusa Pertiwi, aktris berbakat yang sudah Malang melintang di dunia film pendek dan teater sejak 2009. Di samping itu, dukungan juga datang dari ratusan pemain lain yang terdiri dari warga masyarakat Gunung Kidul, mahasiswa, maupun jajaran Dosen di UGM.

“Film ini banyak mendapatkan respon positif dari masyarakat; hal itu menjadi salah satu alasan diangkatnya film ini ke bioskop. Kami tidak memaksa penikmat film untuk menonton. Namun demikian, apabila masyarakat Indonesia mau sedikit saja berkorban untuk menonton film ini, kami menjanjikan sajian yang tidak akan kalian sesali”, ujar Yusron.

Biaya keseluruhan dalam pembuatan film ini bisa dikatakan sangat minimalis, yaitu sekitar 500 juta rupiah. Nilai tersebut terbilang sangat kecil dibandingkan film lain yang bisa mencapai miliaran rupiah. Meskipun dengan biaya minimal, visual effect yang disajikan sangat layak untuk diapresiasi.