Sekolah Vokasi UGM bersama dengan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah dan Kagama Komunitas Pegiat Inklusi melaksanakan penandatanganan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada hari Senin (18/11) di gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) Sekolah Vokasi UGM. Melalui kerja sama ini semua pihak berharap mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah dengan melibatkan Pengda dan Pengcab serta komunitas kagama daerah.
Acara ini dihadiri oleh Dekan SV UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat SV UGM, Dr. Wiryanta, S.T., M.T., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Leo Indra Wardhana, S.E., M.Sc., CFP., Manajer Unit Humas dan Alumni Sekolah Vokasi UGM, Erlin Estiana Yuanti, S.S, M.A.,, serta perwakilan dari kedua pihak, yaitu Ketua Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah, Amat Maksum didampingi Fajar Surya Pratomo, dan Ketua Kagama Komunitas Pegiat Inklusi, Lalu Fauzul Idhi beserta jajaran. Acara ini diawali dengan sesi diskusi bersama antara SV UGM dengan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah dan Kagama Komunitas Pegiat Inklusi.
Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sekolah Vokasi UGM memiliki program program studi yang sesuai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan seperti yang dibutuhkan dalam kerja sama ini. “Kami bahagia sekali dengan kerja sama ini, karena akan mendukung upaya bagaimana mengembangkan air dan bumi agar bertuah, disini ada jurusan Teknik Sipil di bidang air , ada Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Pengelolaan Hutan, dan ada juga Prodi Pengembangan Produk Agroindustri. Kami sepakat sekali dengan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah, gerakan-gerakan di SV UGM juga mengarah kesana. Kita setiap tahun mengalokasikan dana untuk dosen dosen melakukan pengabdian kepada masyarakat sehingga bisa sekaligus diwujudkan melalui kerja sama yang kita inisiasi ini. Memiliki dana dari dua sumber dengan satu tujuan pastinya akan mendapatkan hasil yang lebih bagus.”
Selain itu Prof. Agus Maryono menyampaikan bahwa kerja sama yang diinisiasi dengan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah dan Kagama Komunitas Pegiat Inklusi ini juga akan melibatkan mahasiswa. “Mahasiswa juga siap membantu, karena mahasiswa Sekolah Vokasi melaksanakan bobot praktik lebih banyak, yaitu 60% dan di antaranya mereka terjun ke masyarakat. Nah, hal ini juga yang membuat softskill mahasiswa berkembang karena turut aktif dalam menyelesaikan masalah.” jelasnya.
Fauzul Idhi menambahkan bahwa penandatanganan ini memberikan suatu momentum penting supaya kerjasama serupa dengan komunitas Kagama yang lain atau dengan pengurus daerah serta pengurus cabang yang lain juga segera bisa dilakukan. Apalagi, program ini sudah melalui berbagai macam kajian sehingga merupakan program yang siap direplikasikan, tidak mulai dari nol lagi. Dan sesuai dengan dasar pemikiran Komunitas Pegiat Inklusi, di dalam semua programnya akan selalu memprioritaskan partipasi dari, atau menfaat bagi, kaum/golongan marginal, rentan dan terpinggirkan.
Fajar Suryo Pratomo, selaku perwakilan dari pihak Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah, juga menyampaikan harapannya melalui gerakan dalam menyelesaikan permasalahan di daerah dengan melibatkan akademisi. “Berkolaborasi dengan orang baik itu adalah sebuah kewajiban. Impact dari gerakan kita itu mendorong agar tidak pencitraan lagi. Mudah-mudahan kedepannya menjadi semacam culture, inspirasi bahwa keberadaan kagama di daerah tidak hanya kumpul bernostalgia tetapi juga menyelami bahwa daerah punya permasalahan dan kita juga punya tanggung jawab moral.” tuturnya.
Tidak hanya itu, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat SV UGM, Dr. Wiryanta, S.T., M.T., turut memberikan tanggapan terhadap acara ini. “Kedepannya hal seperti ini akan menjadi pola kita, dimana kita harus melibatkan kagama di masing masing daerah. Selanjutnya, kami akan mereplikasi skema ini, dengan mengontak kagama yang ada di daerah daerah itu, untuk mengetahui hal apa yang dapat kita lakukan.”ujarnya.
Anwarini, dari Kagama Komunitas Pegiat Inklusi menyampaikan bahwa skema kerja sama antara akademisi dan Kagama di tiap daerah terbuka lebar. “Untuk potensinya itu selalu ada, tantangannya adalah pada ajakan untuk meningkatkan kesadaran terkait permasalahan di daerah dan bagaimana menyelesaikannya” ujarnya. Selain itu telah banyak kegiatan Kagama Kerja Nyata yang dilakukan sejak 2020. Gerakan Kagama Lari untuk Berbagi, merupakan salah satu contoh program yang dilakukan untuk menggalang dana dalam rangka penyelesaian suatu masalah di daerah.
Acara dilanjutkan dengan Penandatanganan Dokumen Kerja Sama Antara SV UGM dengan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah dan Kagama Komunitas Pegiat Inklusi serta ditutup dengan foto dan doa bersama. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk sinergi antara perguruan tinggi dan alumni demi kemajuan daerah daerah di Indonesia.
Penulis : Marwah Putri Nahampun, Irmanon Riandina