Arsip:

Rilis Berita

SV UGM Berbangga, Dosen Kebidanan Terima Penghargaan Bidan Internasional di Kanada

Kamis (6/07/2017), International Confederation of Midwives (ICM) merupakan konfederasi bidan internasional yang mengorganisir 131 asosiasi bidan di empat wilayah yaitu Afrika, Amerika, Asia Pasifik, serta Eropa. Bersama WHO, Badan Sosial PBB seperti UNFPA, Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO), The International Pediatric Association (IPA), The International Council of Nurses (ICN), Pemerintah, LSM, dan masyarakat, konfederasi ini bersinergi dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak secara global.

ICM tahun ini digelar di Toronto, Kanada pada tanggal 18-22 Juni 2017. Pada kesempatan yang berharga ini Dosen Kebidanan Sekolah Vokasi (SV) UGM Mumtihana Muchlis, SST., M.Kes menerima penghargaan dari International Confederation of Midwives (ICM) pada bidang pengembangan “program pendidikan yang inovatif dalam pengajaran pendidikan kebidanan”.

Lebih dari 400.000 bidan dari 113 negara di dunia mengikuti kegiatan ini. Ide dan program yang diajukan Mumtihana terkait bidang pendidikan bertema Development of Integrated Health Post for Adolescent by Empowerment of Collaborative Health Student: A Method of Implementing Inter-professional Education in Communities. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan memberikan pelayanan kesehatan secara komperehensif dan ramah remaja saja. Namun, juga ditujukan untuk mendidik mahaisswa lintas profesi kesehatan untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah kesehatan.

Diharapkan melalui program ini, tim profesional kesehatan antar kebidanan, kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, gizi, dan psikologi akan dilatih untuk berkolaborasi dalam memberikan layanan kesehatan kepada remaja. Program ini akan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat yang kurang terlayani. Sementara pada saat yang sama memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan kemampuan klinis remaja untuk belajar berkolaborasi secara efektif sebagai tim interprofessional.

“Hal ini penting dilakukan mengingat masalah kesehatan di masyarakat terutama pada remaja sangat kompleks dan membutuhkan peran dari berbagai pihak,” terang Mumtihana yang tergabung dalam Tim Teknis Ikatan Bidan Indonesia Regional DIY.

Mumtihana menambahkan bahwa saat ini program telah berjalan atas inisasi Prodi D IV Kebidanan Sekolah Vokasi UGM. Kedepannya, program ini akan dikembangkan melalui kerjasama lintas fakultas pada kluster kesehatan di UGM dan melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan BKKBN. Melalui kerja sama dengan berbagai pihak diharapkan program dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

 

Momen Indah Lebaran, Dekan SV UGM Gelar Open House dan Halal Bihalal

Senin, 07 April 2017, mengawali hari pertama kerja usai libur lebaran 1438 H, Dekan Sekolah Vokasi UGM menggelar acara open house dan halal bihalal di lobi KPTU SV UGM. Tradisi tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh SV UGM, dan dihadiri oleh seluruh civitas akademika SV UGM, baik dosen dan tenaga kependidikan seusai mengikuti acara halal bihalal di gedung pusat UGM bersama dengan Pimpinan UGM.

Setidaknya ada sekitar 300 civitas akademika SV UGM yang berkumpul dan mengikuti kegiatan tersebut. Selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara segenap civitas akademika SV UGM, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memupuk rasa kebersamaan sehingga tidak ada lagi jarak.

Melalui momen indah lebaran 1438 H, Dekan SV UGM, Wikan Sakarinto, S.T.,M.Sc.,Ph.D., menyampaikan harapannya agar setelah bulan syawal segenap civitas akademika SV UGM dapat meraih kemenangan serta dapat terus meningkatkan semangat kinerja yang lebih baik di waktu mendatang.

Wakili Indonesia, Alumni SV UGM Sabet Juara 1 Youth Entrepreneurship Symposium 2017 di Singapura

Kamis (22/06/2017), Dzaki Sholihin Muzahim alumni Sekolah Vokasi UGM jurusan Manajemen angkatan 2014 berhasil meraih Juara 1 pada kompetisi business plan tingkat ASEAN pada “Youth Entrepreneurship Symposium 2017” yang diadakan pada tanggal 13-16 Juni 2017 bertempat di NUS Business School, Singapore.
Berkesempatan mengikuti program “Youth Entrepreneurship Symposium 2017” Dzaki mengusung batikinaja.com untuk dipresentasikan. Ia mengaku ide bisnis ini muncul dari keresahan pribadi ketika menjelang wisuda susah mencari batik keluarga untuk keperluan wisuda maupun batik dalam jumlah banyak. Di sisi lain, batik sekarang menjadi tren fashion baru bagi semua kalangan di Indonesia dan luar negeri. Di Indonesia batik menjadi seragam wajib ketika acara pernikahan, wisuda, bahkan hampir semua kantor memiliki seragam batik. Di luar negeri saat ini banyak fashion show yang menampilkan kombinasi batik sebagai trend fashion baru dan banyaknya artis hollywood maupun pejabat luar negeri yang mengenakan batik sebagai trend fashionnya. Namun sayangnya di luar negeri, orang masih susah untuk mendapatkan baju batik. Artinya, market dan demand baju batik saat ini begitu besar dan menjadi peluang bisnis ke depan.
“batikinaja.com dengan tagline “your custome batik solution” ini merupakan start-up bisnis berbasis sistem informasi (website dan aplikasi)”, ungkap Dzaki.
Ia menambahkan konsepnya setiap orang yang  ingin memesan batik lewat batikinaja.com hanya perlu mengakses via website maupun aplikasi dan dapat memilih motif batik yang disukai, model batik yang diinginkan secara custome dan dapat menginput ukuran baju sesuai yang diinginkan maupun memilih dari pilihan ukuran detail yang telah disediakan. Setelah itu calon konsumen akan mendapatkan invoice rincian pemesanan dan dapat langsung mengetahui dalam jangka waktu berapa lama pesanannya akan jadi. Kemudian konsumen dapat melakukan pembayaran secara full maupun DP terlebih dahulu dari pemesanan yang telah dilakukan. Setelah pesanan telah jadi maka akan langsung dikirim ke alamat tujuan.
Bersama beberapa delegasi Indonesia lainnya dari berbagai universitas dan wilayah yang berbeda-beda. Pada program tersebut panitia mengelompokkan delegasi indonesia ke beberapa tim berdasarkan sektor bisnis yang sama. Dzaki mendapatkan kelompok 57 bersama mahasiswa ITB, UMM Malang, USU dan UNSRI. Dalam tim tersebut akhirnya disepakati bahwa business plan yang akan dibawa untuk dipresentasikan adalah business plan batik custome milik Dzaki.
Pada babak awal seluruh tim dari berbagai negara di ASEAN dengan totalnya berjumlah 80 tim dibagi pada ruangan yang berbeda-beda untuk melakukan presentasi di hadapan juri yang kemudian diambil top 6. Setelah babak awal usai, seluruh delegasi dan juri yang merupakan Founder dan CEO company/start-up se ASEAN dikumpulkan pada auditorium besar untuk pengumuman top 6 yang nantinya ke 6 business plan terbaik tersebut mempresentasikan business plannya di hadapan seluruh delegasi dan dewan juri. Tim Dzaki masuk top 6 business plan terbaik dan harus mempresentasikan business plan kami di hadapan seluruh delegasi dari berbagai negara dan seluruh dewan juri. Dari ke-6 business plan yang lolos, 4 dari negara lain dan 2 dari Indonesia.
“Pengumuman juara pun datang, kami dan seluruh delegasi indonesia pun hanya bisa bertawakkal setelah usaha yang maksimal. Setelah diumumkan, berkat kuasa Allah SWT dan support serta doa seluruh teman-teman, keluarga dan semua orang, tim kami dinyatakan meraih Juara 1 business plan competition. Tangis, haru, kaget, senang bercampur menjadi satu. Setelah beberapa tahun belakangan Indonesia selalu mengirimkan delegasinya pada program ini, untuk pertama kalinya Indonesialah yang menjadi juara. Diiringi teriakan nama Indonesia dan tepuk khas supporter Indonesia yang digaungkan oleh seluruh delegasi Indonesia kami maju kedepan untuk menerima hadiah berupa sertifikat pemenang, beberapa souvenir dan hadiah utama berupa uang tunai sebesar 2000 dollar Singapura”ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa banyak hal yang Ia dapatkan selama mengikuti program “Youth Entrepreneurship Symposium 2017”. Ilmu, pengalaman yang begitu berharga, teman dan keluarga baru. Hal terpenting yang bisa diambil adalah sebenarnya pemuda Indonesia itu memiliki potensi dan ide yang luar biasa, tidak seharusnya minder dengan negara lain. Kita hanya perlu untuk berani dan percaya diri terhadap potensi yang kita miliki. Hanya perlu menjadi diri sendiri dan mengambil peran apapun walaupun itu kecil. Mencoba bermanfaat bagi lingkungan sekitar dengan prinsip keberpihakan. Berpihak atas kebaikan yang kita yakini benar.
“Untuk teman-teman dan adik-adik di Sekolah Vokasi semangat berprestasi dan berkontribusi dengan cara dan jalanmu masing-masing. Doakan agar saya dapat mewujudkan business plan yang telah dibuat dalam waktu dekat. Terima kasih kepada Sekolah Vokasi yang telah menempa dan mendidik saya. Selalu bangga menjadi bagian dari keluarga besar Sekolah Vokasi UGM. Dari Vokasi, Untuk Indonesia!”, pungkasnya.

 

MIKOPIL, Inovasi Alat Peraga KB Pil Karya Mahasiswa UGM

Kontrasepsi pil merupakan metode kontrasepsi terbanyak kedua setelah suntik yang digunakan akseptor KB aktif di Indonesia, yaitu 23,58% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Akan tetapi, banyaknya pengguna KB pil tidak diimbangi dengan tingkat pengetahuan pengguna terhadap KB pil yang ia gunakan. Ghana (2010) menemukan bahwa lebih dari 60% pengguna KB pil yang diwawancarai setelah bertemu dengan petugas kesehatan mengalami gagal paham tentang instruksi yang diberikan pada mereka. Hal ini disebabkan oleh kegagalan professional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah-istilah medis, dan banyak memberikan instruksi yang harus diingat oleh pengguna KB pil (Iit Ermawati, 2013). Oleh karena itu, kualitas pemberian KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) sangat menentukan keberhasilan pengguna KB pil dalam menjalankan program keluarga berencana.

Keterampilan memberikan KIE yang berkualitas oleh profesional kesehatan harus dilatih mulai dari bangku pendidikan. Mahasiswa dapat mengasah keterampilan memberikan KIE dengan menggunakan alat peraga. Akan tetapi sampai saat ini alat peraga yang digunakan untuk konseling belum tersedia. Hal ini membatasi mahasiswa untuk berlatih menggunakan alat peraga dalam meberikan KIE.

Berdasarkan masalah tersebut, empat mahasiswa DIV Kebidanan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada yaitu Ineke Wijayanti, Nabila Aulia, Binta FN, dan Puput Ayu W menuangkan ide solusi dengan membuat alat peraga MIKOPIL (Miniatur Kontrasepsi Pil).  Alat peraga MIKOPIL dikembangkan oleh mereka sebagai produk dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan dosen pembimbing Diah Wulandari, M.Keb.

Ineke Wijayanti yang merupakan ketua tim Mikopil mengatakan bahwa sebagai tenaga kesehatan, terutama bidan harus terampil dan sukses ketika memberikan konseling KB. Akan tetapi karena belum ada alat peraga untuk berlatih, maka Mikopil hadir sebagai solusi untuk memudahkan tenaga kesehatan dan mahasiswa kesehatan dalam berlatih memberikan konseling KB pil.

“Alat peraga ini kami desain menyerupai pil yang sebenarnya serta dilengkapi dengan boneka berbentuk anatomi rahim agar memudahkan pengguna KB pil memahami cara kerja KB pil pada tubuh wanita. Bentuknya yang simpel dan tidak terlalu besar juga akan memudahkan teman-teman membawa Mikopil kemanapun untuk berlatih” ujarnya.

Saat ini produk sudah hadir di pasaranz. Bagi yang berminat dapat memesan produk ini melalui Facebook: Mikopil UGM, Instagram: mikopil_ugm, Whatsapp: 085717571728, dan OA LINE @tjg2747m (pakai @). Untuk satu produk Mikopil dijual dengan harga 45 ribu rupiah.

Sekolah Vokasi UGM Gelar Ceremonial Penandatanganan MoU dengan EC-Council

Kamis, 07 Juni 2017, Bertempat di Ruang Sidang Sekolah Vokasi UGM, berlangsung acara ceremonial penandatanganan MoU antara International Council of E-Commerce Consultants (EC-Council) dengan  Sekolah Vokasi UGM melalui Departemen Teknik Elektro dan Informatika (TEDI).

EC-Council adalah salah satu lembaga sertifikasi ternama di bidang Information Security. EC-Council menyediakan berbagai jenis kelas training dan sertifikasi di bidang Cyber Security, mulai dari tingkat fundamental sampai tingkat advance.

Kerja sama keduanya telah terjalin sejak tahun 2016 silam. Setiap tahunnya khusus untuk mahasiswa prodi DIV Teknologi Jaringan Departemen TEDI SV UGM mengikuti ujian sertifikasi Fundamental of Information Security (FIS) yang telah terdaftar dalam kurikulum pendidikan di prodi tersebut.

Nur Rohman Rosyid, S.T.,M.T.,D.Eng., selaku Kaprodi DIV Teknologi Jaringan SV UGM menyampaikan bahwa harapannya dengan kerja sama tersebut, lulusan SV UGM sudah tersertifikasi secara global sehingga kompetensinya telah diakui secara Internasional.

Nur Rohman Rosyid juga menyampaikan bahwa kedepannya SV UGM dapat menyelenggarakan ujian sertifikasi sendiri, karena SV UGM telah ditunjuk sebagai Acredited Training Centre (ATC) dan berhak menyelenggarakan Training dan International Certification.

Tidak hanya sertifikasi FIS, mahasiswa SV UGM juga berhak mengikuti sertifikasi lainnya diantaranya yang cukup popular di dunia IT adalah Certified Ethical Hacker (CEH). Setidaknya 3 orang Dosen dan Instruktur di Departemen TEDI SV UGM, yaitu Nur Rohman Rosyid, S.T.,M.T.,D.Eng., Ronald Adriyan, S.T.,M.Eng, dan Al Zaisar Trimulyo, S.Kom, sudah memiliki sertifikasi CEH sehingga SV UGM kedepannya juga dapat menyelenggarakan ujian sertifikasi CEH sendiri.

Dihadiri representative EC-Council Indonesia, Dekan dan Wakil Dekan serta perwakilan Dosen di Departemen TEDI, acara tersebut merupakan wujud dari inovasi yang terus dilakukan oleh Sekolah Vokasi UGM untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusannya.

“Kami ingin lulusan SV UGM nantinya tidak hanya lulus berbekal ijazah saja, tetapi juga memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh dunia,” pungkas Dekan SV UGM.

Dies Natalis ke-23, Program Studi Kesehatan Hewan Gelar Rangkaian Kegiatan

Sekolah Vokasi, Prodi Kesehatan Hewan (Keswan) , Departemen Teknologi Hayati dan Vetetiner (THV), Sekolah Vokasi (SV) UGM tahun ini mengadakan rangkaian Dies Natalis ke-23. Dimulai pada tanggal 06 Mei 2017, prodi keswan mengadakan acara family gathering bersama dosen serta mahasiswa/i dari setiap angkatan. Terdapat banyak kegiatan diacara tersebut seperti donor darah, jalan sehat serta lomba-lomba dan diakhiri dengan pembagian doorprize.

Rangkaian dies yang ke-2 yaitu Seminar Nasional yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Mei 2017 dengan mengambil tema “Penerapan Konsep One Health Pada Keamanan Produk Pangan Asal Hewan Yang Aman, Sehat,  Utuh dan Halal dalam Rangka Kesehatan Masyarakat dan Perlindungan Konsumen”. Digelar di Perpustakaan SV UGM seminar ini dihadiri oleh mahasiswa Diploma Kesehatan Hewan, Paramedis Vetetiner, dan semua yang bergerak di bidang Medik Veteriner dari berbagai kota di Indonesia.

Hadir sebagai pembicara seminar adalah Drh. Supriyanto,MVPH., dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Drs. Elvy Effenedie, M.Si,Apt., dari LPPOM-MUI Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Heru Susetya dari Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan  UGM. Diamanahi sebagai moderator acara adalah Prof. Dr. drh. Ida Tjahjati, M.P., yang juga selaku Ketua Departemen THV SV UGM.

Untuk menutup rangkaian Dies Natalis, pada hari Sabtu,29 Juli 2017 mendatang panitia akan mengadakan Malam Puncak Festival dengan agenda Lomba Band, UKM HMPV, Lomba Fotografi dan temu alumni.

Prof. Ida dalam sambutannya menyampaikan bahwa maksud Departemen THV menyelenggarakan berbagai macam rangkaian kegiatan adalah untuk menjalin rasa kekeluargaan yang lebih erat antara mahasiswa, dosen dan tenaga pendidik di lingkungan Prodi Keswan, dan juga di tingkat Departemen THV SV UGM.

“Semoga acara seminar ini dapat bermanfaat bagi mahasiawa Keswan, SV UGM, hingga kemajuan Indonesia,” terang Ida.

Dekan SV UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., menyambut baik digelarnya rangkaian kegiatan ini. Dikatakannya, Vokasi akan menciptakan lulusan yang mampu mengelola sumber daya manusia. Vokasi kuat dan menguatkan UGM.

 

Mahasiswa SV UGM Ciptakan Produk Inovasi Sabun Berbahan Dasar Limbah Biji Kakao Apkir dan Ekstrak Jahe yang dapat Memberikan Efek Lembut dan Relaksasi

Mahasiswa sekolah vokasi ugm terus membuat suatu produk inovasi baru  yang  dilakukan oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta  (PKM-PE) yang  lolos didanai oleh Dikti 2017 dengan judul “ Choco Ginger Soap (CGS) : Optimasi Pemanfaatan Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Afkir  Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Sebagai Alternatif Sabun Relaksasi.

Munculnya ide untuk membuat sabun berawal dari banyaknya jumlah  kakao afkir yang dihasilkan oleh petani kakao yang ada  di kulon progo  yang  membuat harga jual  kakao  menurun bahkan menjadi limbah. Hal ini disebabkan oleh kualitas kakao afkir yang tidak masuk dalam standar sebagai kakao yang layak pangan sehingga tidak dapat diolah sebagai bahan pangan. Klasifikasi biji kakao yang afkir diantaranya biji berjamur, biji berserangga, biji gepeng, dan biji pecah.  Namun, jika ditelusuri lebih lanjut masih terdapat satu kandungan dalam biji kakao yang memiliki nilai ekonomi tinggi yakni lemak kakao. Ditangan kreativitas mahasiswa Agroindustri Sekolah Vokasi ini dapat mengubah  biji kakao afkir yang tidak layak pangan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi yakni dengan membuat sabun. Lemak kakao afkir tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun dengan penambahan ekstrak jahe yang dapat memberikan efek hangat pada tubuh.

Sabun relaksasi ini ditujukan untuk masyarakat yang berada didaerah pegunungan dan orang Indonesia yang tinggal di luar negeri  dimana memiliki kondisi iklim yang dingin sehingga dapat menjadi solusi yang baik untuk memberikan efek hangat dan juga relaksasi.

Tim yang beranggotakan Mahasiswa DIII Agroindustri SV UGM, Isnu Astuti, Nandya Candra Puspita Sari, Yuyun Yuliarti, dan Inas Nur Hayati yang dibimbing oleh Galih Kusuma Aji. S.T.P..M. Agr. selaku dosen program studi  D3 Agroindustri sedang melakukan persiapan untuk Monitoring dan Evaluasi (Monev) tingkat UGM  pada tanggal 3 Juni 2017 mendatang.

Mahasiswa sekolah vokasi ugm terus membuat suatu produk inovasi baru  yang  dilakukan oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta  (PKM-PE) yang  lolos didanai oleh Dikti 2017 dengan judul “ Choco Ginger Soap (CGS) : Optimasi Pemanfaatan Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Afkir  Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Sebagai Alternatif Sabun Relaksasi.

Munculnya ide untuk membuat sabun berawal dari banyaknya jumlah  kakao afkir yang dihasilkan oleh petani kakao yang ada  di kulon progo  yang  membuat harga jual  kakao  menurun bahkan menjadi limbah. Hal ini disebabkan oleh kualitas kakao afkir yang tidak masuk dalam standar sebagai kakao yang layak pangan sehingga tidak dapat diolah sebagai bahan pangan. Klasifikasi biji kakao yang afkir diantaranya biji berjamur, biji berserangga, biji gepeng, dan biji pecah.  Namun, jika ditelusuri lebih lanjut masih terdapat satu kandungan dalam biji kakao yang memiliki nilai ekonomi tinggi yakni lemak kakao. Ditangan kreativitas mahasiswa Agroindustri Sekolah Vokasi ini dapat mengubah  biji kakao afkir yang tidak layak pangan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi yakni dengan membuat sabun. Lemak kakao afkir tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun dengan penambahan ekstrak jahe yang dapat memberikan efek hangat pada tubuh.

Sabun relaksasi ini ditujukan untuk masyarakat yang berada didaerah pegunungan dan orang Indonesia yang tinggal di luar negeri  dimana memiliki kondisi iklim yang dingin sehingga dapat menjadi solusi yang baik untuk memberikan efek hangat dan juga relaksasi.

Tim yang beranggotakan Mahasiswa DIII Agroindustri SV UGM, Isnu Astuti, Nandya Candra Puspita Sari, Yuyun Yuliarti, dan Inas Nur Hayati yang dibimbing oleh Galih Kusuma Aji. S.T.P..M. Agr. selaku dosen program studi  D3 Agroindustri sedang melakukan persiapan untuk Monitoring dan Evaluasi (Monev) tingkat UGM  pada tanggal 3 Juni 2017 mendatang.

Mahasiswa UGM Sukses Menginisiasi Pemberdayaan Remaja Bertajuk “Juru Kesehatan Remaja (JUARA)” Melalui Pendekatan Interprofessional Collaboration di MAN 2 Bantul DIY

Lima mahasiswa dari cluster kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) menginisisasi adanya program pemberdayaan remaja dengan pendekatan kolaborasi antar profesi kesehatan melalui kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat bertajuk “Juru Kesehatan Remaja” atau lebih dikenal dengan sebutan JUARA. Mahasiswa tersebut adalah Wahyulin Aprilia (Kebidanan SV), Diny Lela Ramdany (Kebidanan SV), Dicky Yulianda (Pendidikan Dokter), Fahri Al Irsyad (Psikologi) dan Imroatus Sholihah (Ilmu Gizi).

“Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini, tim JUARA sebagai mahasiswa yang juga termasuk kategori remaja akhir, merasa perlu untuk memberikan sumbangsih nyata untuk para remaja. Selain mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih, mahasiswa juga bisa menjadi rolle model atau contoh generasi muda yang layak ditiru.”

Dengan peran strategis tersebut, sebagai mahasiswa kesehatan, kelima mahasiswa tersebut memposisikan diri sebagai JUARA (Juru Kesehatan Remaja) yang terlibat aktif dalam upaya peningkatan derajat kesehatan remaja. Untuk memaksimalkan peran dan mengingat kebutuhan remaja yang cukup kompleks, maka JUARA terdiri dari beberapa unsur profesi kesehatan yang disebut Interprofessional Collaboration (IPC). IPC dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja secara komprehensif dengan latar belakang pendidikan yang dapat mendukung remaja dalam meningkatkan kualitas kesehatannya. Melalui kolaborasi, mahasiswa juga akan berlatih menerapkan keilmuannya dan belajar bekerja dalam tim.

Fokus kegiatan JUARA ada dua yaitu pengembangan posyandu remaja dengan pendekatan kolaborasi interprofesional dan pemberdayaan kader JUARA sebagai tutor sebaya, kader JUARA adalah siswa MAN 2 Bantul yang lolos pada tahap seleksi.

Hingga saat ini tim PKMM JUARA UGM telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan pemberdayaan remaja. Setelah sukses dengan kegiatan pelatihan, tim JUARA juga telah berhasil melaksanakan agenda besar yaitu pelantikan kader JUARA pada tanggal 28 April 2017.

“Kegiatan ini perlu ditindak lanjuti dan dilaksanakan terus menerus, tidak hanya di satu sekolah tetapi juga sebaiknya merambah ke sekolah-sekolah lainnya.”

Setelah pelantikan, kegiatan inti dari JUARA yaitu posyandu remaja dan tutor sebaya juga sukses dilaksanakan. Posyandu remaja sudah dilaksanakan 2 kali di gedung aula MAN 2 Bantul dan diikuti oleh 30 siswa, 15 perempuan dan 15 laki-laki yang pelaksanaannya bersamaan antara tutor sebaya dan posyandu remaja.

Selain mendapat konseling, siswa juga diperkenalkan dengan makanan bergizi yang menunjang pertumbuhan serta perkembangan remaja. Hasil pemeriksaan di posyandu remaja sudah tercatat secara terintegrasi oleh masing-masing profesi di dalam rekam medis yang dimiliki oleh siswa. Rekam medis berisi informasi dasar pemilik serta hasil pemeriksaan.

“Dengan banyaknya rangkaian kegiatan yang sukses dilakukan, tim JUARA berharap Output jangka panjang program ini nantinya adalah memandirikan sekolah untuk melaksanakan posyandu secara rutin bekerjasama dengan pihak puskesmas dan mahasiswa kesehatan, sehingga kedepan MAN 2 Bantul dapat dijadikan pilot project untuk sekolah lainnya.”

Mahasiswa UGM Kembangkan Industri Kreatif melalui Kampungpreneur Digital


Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM terus meningkatkan jiwa entrepreneur yang merupakan salah bekal dalam meningkatkan produktifitas SDM. Kampungprenenur Digital hadir dengan program pengabdian masyarakat untuk menjawab permasalahan dalam menciptakan iklim entrepreneur. Kegiatan pengabdian ini berhasil mendapat dana hibah dari Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat 2017.

Program pengabdian yang berjudul “Kampungpreneur Digital: Pemberdayaan Kampung dalam Meningkatkan Industri Kreatif melalui Technology Information guna Menjawab Tantangan Ekonomi Kerakyatan di Dusun Karanggeneng Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta”, telah menjalankan beberapa program pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pengabdian masyarakat melalui teknologi informasi ini memiliki platform berbasis website (kampungpreneur.com) untuk membantu dalam mengintegrasikan pemberdayaan potensi di kampung. Dimana terdapat konten berupa pendampingan, pelatihan, dan permodalan. Program ini dilatarbelakangi karena belum optimalnya pemanfaatan potensi salak yang ada di Dusun Karanggeneng. Harga jual buah salak ketika bukan musim panen dapat mencapai Rp 5000/kg sedangkan jika sedang panen harganya hanya Rp 1500/kg. Padahal di dusun ini memiliki perkebunan salak mencapai 7 hektare dimana luas kebun salak tersebut lebih luas dibanding luas tanah yang digunakan untuk pemukiman warga yang  luasnya hanya 6 hektare. Dari potensi tersebut, telah ada beberapa kelompok usaha yang menghasilkan produk khas salak. Meskipun demikian, sebagian besar pelaku usaha masih terkendala dalam hal pemasaran, permodalan, manajemen usaha, dan pengembangan produk.

Pada awal program, tim kampungpreneur telah melakukan beberapa pelatihan yang mendukung berkembangnya pegiat kelompok usaha maupun warga biasa untuk turut meningkatkan jiwa entrepreneur di Dusun Karanggeneng. Selain partisipan dari Dusun Karanggeneng, juga terdapat partisipan dari dusun lain dalam mengikuti program Kampungpreneur.

Program pengabdian yang diketuai oleh Hasbiyansyah (Sekolah Vokasi) dan beranggotakan Destri Karlina (Sekolah Vokasi), Tabiah (Sekolah Vokasi), Muhammad Yusuf N. P. (Sekolah Vokasi), dan Ratna Fitriana Dewi (Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan) sedang mempersiapkan beberapa program penunjang lainnya dengan metode CBD (Community Based Development). Metode tersebut mempunyai karakteristik adanya partisipasi aktif dari masyarakat. Program ini secara berkala mendapatkan bimbingan dari Maun Budiyanto, ST., MT. selaku dosen pembimbing.

Mahasiswa SV UGM Ciptakan AMOBA: Aplikasi Edukasi Kesehatan Ibu dan Anak

Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM tidak pernah berhenti berinovasi. Kali ini, lima mahasiswanya mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Aplikasi yang dinamai dengan Application of Mother and Baby atau yang dikenal dengan AMOBA ini dikembangkan oleh Yuni Rahmawati (Kebidanan), Abidurahman Alfaruq (Komsi), Anna Amirotun Sholihah (Rekam Medis), Rizky Puspa Dewi (Kebidanan), dan Shyfany Krismarestuti (Rekam Medis).

AMOBA lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) UGM di bawah bimbingan Savitri Citra Budi., SKM., M.PH, yang juga merupakan Dosen di Prodi Rekam Medis SV UGM. Berbekal aplikasi ini, kelima mahasiswa muda ini  berusaha menggalakkan program peningkatan edukasi kesehatan ibu dan anak dengan menggandeng Puskesmas Jetis Yogyakarta.

Ketua tim AMOBA, Yuni Rahmawati, mengatakan pengembangan AMOBA bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak terutama di wilayah Puskesmas Jetis. Dalam aplikasi tersebut, ibu bisa mendapatkan infromasi terkait kesehatan kehamilan, motivasi selama kehamilan, dan sistem pengingat jadwal pemeriksaan kehamilan.

“Pada aplikasi ini juga bisa diperoleh informasi tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan dianjurkan untuk ibu hamil dalam menjaga kehamilan, bahkan hingga anak berusia 2 tahun,” paparnya, Selasa (16/5) di Kampus UGM.

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur komunitas layaknya media sosial. Fitur ini dapat digunakan untuk berbagi informasi dan bertanya pada tenaga kesehatan.

“Harapannya, aplikasi AMOBA ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi para ibu dalam menjaga kehamilan dan balitanya,”harapnya.

AMOBA telah disosialisasikan kepada para kader pendamping ibu hamil. Kader-kader tersebut merupakan kader kesehatan wilayah pendampingan Puskesmas Jetis Kota yang meliputi 3 desa, yaitu Desa Bumijo, Desa Gowongan, dan Desa Cokrodiningratan.

Kehadiran AMOBA mendapatkan sambutan positif dari Puskesmas Jetis. Koordinator Bidan KIA Puskesmas Jetis, Jumira, menyampaikan aplikasi yang dikembangkan mahasiswa UGM ini menjadi sarana promosi kesehatan ibu dan anak yang cukup menarik. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan di masyarakat.