KUI SV UGM Gelar Workshop dan Sosialisasi Program Kerjasama dengan SES Jerman
Sekolah Vokasi sebagai penyedia sumber daya manusia terampil, perlu mempersiapkan diri menghadapi kompleksitas tantangan terutama dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tantangan dan peluang di MEA akan menguji kesiapan daya saing dan produktfitas Bangsa Indonesia. Sekolah Vokasi dan Pendidikan Tinggi di Indonesia perlu menyiapkan generasi muda yang professional dan berdaya saing agar dapat menjadikan Bangsa Indonesia pemenang dalam persiapan persaingan ekonomi bebas.
Kantor Urusan Internasional (KUI) SV UGM sebagai penyedia layanan dan hubungan Internasional memfasilitasi penyelenggaraan Workshop dan Sosialisasi Program Kerjasama dengan Senior Experten Service (SES) Jerman pada Rabu, 06 April 2016. SES merupakan sebuah lembaga Jerman yang memiliki tujuan sosial untuk membantu mentransfer ilmu pengetahuan khususnya ke Negara-Negara berkembang.
“Workshop ini bertujuan untuk mensosialisasikan bantuan tenaga ahli Jerman, syarat dan prosedur pengajuan bantuan tenaga ahli, serta asistensi penulisan proposal pengajuan bantuan tenaga ahli,” tutur Karen Slamet Hardjo, M.Sc., selaku Kepala KUI SV UGM.
Wokrshop yang dihadiri oleh Dosen dari seluruh prodi di lingkungan SV UGM ini turut mengundang Adam Pamma selaku representative SES untuk Indonesia sebagai narasumber.
“Jerman adalah Negara yang memiliki tradisi sekolah vokasi yang berkembang dan banyak ditiru dan diadopsi oleh Negara-Negara di Dunia,” ungkap Adam.
Pemerintah Jerman melalui lembaga SES memberikan bantuan pengiriman tenaga ahli Jerman sebagai wujud komitmen Pemerintah Jerman untuk memberikan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi ke Negara-Negara Berkembang.
Adam Pamma juga menjelaskan bahwa pengiriman tenaga ahli Jerman tersebut sebagian besar akan dibiayai oleh pemerintah Jerman. Perguruan tinggi atau Sekolah Vokasi di Indonesia cukup menyediakan akomodasi selama tenaga ahli yang bersangkutan berada di Indonesia. (Humas SV/Shinta)