Mahasiswa sekolah vokasi ugm terus membuat suatu produk inovasi baru yang dilakukan oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang lolos didanai oleh Dikti 2017 dengan judul “ Choco Ginger Soap (CGS) : Optimasi Pemanfaatan Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Afkir Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Sebagai Alternatif Sabun Relaksasi.
Munculnya ide untuk membuat sabun berawal dari banyaknya jumlah kakao afkir yang dihasilkan oleh petani kakao yang ada di kulon progo yang membuat harga jual kakao menurun bahkan menjadi limbah. Hal ini disebabkan oleh kualitas kakao afkir yang tidak masuk dalam standar sebagai kakao yang layak pangan sehingga tidak dapat diolah sebagai bahan pangan. Klasifikasi biji kakao yang afkir diantaranya biji berjamur, biji berserangga, biji gepeng, dan biji pecah. Namun, jika ditelusuri lebih lanjut masih terdapat satu kandungan dalam biji kakao yang memiliki nilai ekonomi tinggi yakni lemak kakao. Ditangan kreativitas mahasiswa Agroindustri Sekolah Vokasi ini dapat mengubah biji kakao afkir yang tidak layak pangan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi yakni dengan membuat sabun. Lemak kakao afkir tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun dengan penambahan ekstrak jahe yang dapat memberikan efek hangat pada tubuh.
Sabun relaksasi ini ditujukan untuk masyarakat yang berada didaerah pegunungan dan orang Indonesia yang tinggal di luar negeri dimana memiliki kondisi iklim yang dingin sehingga dapat menjadi solusi yang baik untuk memberikan efek hangat dan juga relaksasi.
Tim yang beranggotakan Mahasiswa DIII Agroindustri SV UGM, Isnu Astuti, Nandya Candra Puspita Sari, Yuyun Yuliarti, dan Inas Nur Hayati yang dibimbing oleh Galih Kusuma Aji. S.T.P..M. Agr. selaku dosen program studi D3 Agroindustri sedang melakukan persiapan untuk Monitoring dan Evaluasi (Monev) tingkat UGM pada tanggal 3 Juni 2017 mendatang.
Mahasiswa sekolah vokasi ugm terus membuat suatu produk inovasi baru yang dilakukan oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang lolos didanai oleh Dikti 2017 dengan judul “ Choco Ginger Soap (CGS) : Optimasi Pemanfaatan Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Afkir Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Sebagai Alternatif Sabun Relaksasi.
Munculnya ide untuk membuat sabun berawal dari banyaknya jumlah kakao afkir yang dihasilkan oleh petani kakao yang ada di kulon progo yang membuat harga jual kakao menurun bahkan menjadi limbah. Hal ini disebabkan oleh kualitas kakao afkir yang tidak masuk dalam standar sebagai kakao yang layak pangan sehingga tidak dapat diolah sebagai bahan pangan. Klasifikasi biji kakao yang afkir diantaranya biji berjamur, biji berserangga, biji gepeng, dan biji pecah. Namun, jika ditelusuri lebih lanjut masih terdapat satu kandungan dalam biji kakao yang memiliki nilai ekonomi tinggi yakni lemak kakao. Ditangan kreativitas mahasiswa Agroindustri Sekolah Vokasi ini dapat mengubah biji kakao afkir yang tidak layak pangan menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi yakni dengan membuat sabun. Lemak kakao afkir tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun dengan penambahan ekstrak jahe yang dapat memberikan efek hangat pada tubuh.
Sabun relaksasi ini ditujukan untuk masyarakat yang berada didaerah pegunungan dan orang Indonesia yang tinggal di luar negeri dimana memiliki kondisi iklim yang dingin sehingga dapat menjadi solusi yang baik untuk memberikan efek hangat dan juga relaksasi.
Tim yang beranggotakan Mahasiswa DIII Agroindustri SV UGM, Isnu Astuti, Nandya Candra Puspita Sari, Yuyun Yuliarti, dan Inas Nur Hayati yang dibimbing oleh Galih Kusuma Aji. S.T.P..M. Agr. selaku dosen program studi D3 Agroindustri sedang melakukan persiapan untuk Monitoring dan Evaluasi (Monev) tingkat UGM pada tanggal 3 Juni 2017 mendatang.
Wow! Ini sudah diuji ya efek lembut dan relaksasi nya?