Kamis (22/06/2017), Dzaki Sholihin Muzahim alumni Sekolah Vokasi UGM jurusan Manajemen angkatan 2014 berhasil meraih Juara 1 pada kompetisi business plan tingkat ASEAN pada “Youth Entrepreneurship Symposium 2017” yang diadakan pada tanggal 13-16 Juni 2017 bertempat di NUS Business School, Singapore.
Berkesempatan mengikuti program “Youth Entrepreneurship Symposium 2017” Dzaki mengusung batikinaja.com untuk dipresentasikan. Ia mengaku ide bisnis ini muncul dari keresahan pribadi ketika menjelang wisuda susah mencari batik keluarga untuk keperluan wisuda maupun batik dalam jumlah banyak. Di sisi lain, batik sekarang menjadi tren fashion baru bagi semua kalangan di Indonesia dan luar negeri. Di Indonesia batik menjadi seragam wajib ketika acara pernikahan, wisuda, bahkan hampir semua kantor memiliki seragam batik. Di luar negeri saat ini banyak fashion show yang menampilkan kombinasi batik sebagai trend fashion baru dan banyaknya artis hollywood maupun pejabat luar negeri yang mengenakan batik sebagai trend fashionnya. Namun sayangnya di luar negeri, orang masih susah untuk mendapatkan baju batik. Artinya, market dan demand baju batik saat ini begitu besar dan menjadi peluang bisnis ke depan.
“batikinaja.com dengan tagline “your custome batik solution” ini merupakan start-up bisnis berbasis sistem informasi (website dan aplikasi)”, ungkap Dzaki.
Ia menambahkan konsepnya setiap orang yang ingin memesan batik lewat batikinaja.com hanya perlu mengakses via website maupun aplikasi dan dapat memilih motif batik yang disukai, model batik yang diinginkan secara custome dan dapat menginput ukuran baju sesuai yang diinginkan maupun memilih dari pilihan ukuran detail yang telah disediakan. Setelah itu calon konsumen akan mendapatkan invoice rincian pemesanan dan dapat langsung mengetahui dalam jangka waktu berapa lama pesanannya akan jadi. Kemudian konsumen dapat melakukan pembayaran secara full maupun DP terlebih dahulu dari pemesanan yang telah dilakukan. Setelah pesanan telah jadi maka akan langsung dikirim ke alamat tujuan.
Bersama beberapa delegasi Indonesia lainnya dari berbagai universitas dan wilayah yang berbeda-beda. Pada program tersebut panitia mengelompokkan delegasi indonesia ke beberapa tim berdasarkan sektor bisnis yang sama. Dzaki mendapatkan kelompok 57 bersama mahasiswa ITB, UMM Malang, USU dan UNSRI. Dalam tim tersebut akhirnya disepakati bahwa business plan yang akan dibawa untuk dipresentasikan adalah business plan batik custome milik Dzaki.
Pada babak awal seluruh tim dari berbagai negara di ASEAN dengan totalnya berjumlah 80 tim dibagi pada ruangan yang berbeda-beda untuk melakukan presentasi di hadapan juri yang kemudian diambil top 6. Setelah babak awal usai, seluruh delegasi dan juri yang merupakan Founder dan CEO company/start-up se ASEAN dikumpulkan pada auditorium besar untuk pengumuman top 6 yang nantinya ke 6 business plan terbaik tersebut mempresentasikan business plannya di hadapan seluruh delegasi dan dewan juri. Tim Dzaki masuk top 6 business plan terbaik dan harus mempresentasikan business plan kami di hadapan seluruh delegasi dari berbagai negara dan seluruh dewan juri. Dari ke-6 business plan yang lolos, 4 dari negara lain dan 2 dari Indonesia.
“Pengumuman juara pun datang, kami dan seluruh delegasi indonesia pun hanya bisa bertawakkal setelah usaha yang maksimal. Setelah diumumkan, berkat kuasa Allah SWT dan support serta doa seluruh teman-teman, keluarga dan semua orang, tim kami dinyatakan meraih Juara 1 business plan competition. Tangis, haru, kaget, senang bercampur menjadi satu. Setelah beberapa tahun belakangan Indonesia selalu mengirimkan delegasinya pada program ini, untuk pertama kalinya Indonesialah yang menjadi juara. Diiringi teriakan nama Indonesia dan tepuk khas supporter Indonesia yang digaungkan oleh seluruh delegasi Indonesia kami maju kedepan untuk menerima hadiah berupa sertifikat pemenang, beberapa souvenir dan hadiah utama berupa uang tunai sebesar 2000 dollar Singapura”ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa banyak hal yang Ia dapatkan selama mengikuti program “Youth Entrepreneurship Symposium 2017”. Ilmu, pengalaman yang begitu berharga, teman dan keluarga baru. Hal terpenting yang bisa diambil adalah sebenarnya pemuda Indonesia itu memiliki potensi dan ide yang luar biasa, tidak seharusnya minder dengan negara lain. Kita hanya perlu untuk berani dan percaya diri terhadap potensi yang kita miliki. Hanya perlu menjadi diri sendiri dan mengambil peran apapun walaupun itu kecil. Mencoba bermanfaat bagi lingkungan sekitar dengan prinsip keberpihakan. Berpihak atas kebaikan yang kita yakini benar.
“Untuk teman-teman dan adik-adik di Sekolah Vokasi semangat berprestasi dan berkontribusi dengan cara dan jalanmu masing-masing. Doakan agar saya dapat mewujudkan business plan yang telah dibuat dalam waktu dekat. Terima kasih kepada Sekolah Vokasi yang telah menempa dan mendidik saya. Selalu bangga menjadi bagian dari keluarga besar Sekolah Vokasi UGM. Dari Vokasi, Untuk Indonesia!”, pungkasnya.