Penguasaan keterampilan dan pengetahuan global penting dimiliki generasi muda terlebih di era globalisasi. Oleh sebab itu, pembangunan sumber daya manusia Indonesia perlu dilakukan agar dapat bersaing di dunia global, salah satunya melalui pendidikan vokasi.
“Pendidikan Vokasi bisa membangun SDM Indonesia yang berdaya saing global,” kata Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI, Dr. Muhammad A.S. Hikam, Kamis (10/8) di hadapan 2.194 mahasiswa baru Sekolah Vokasi UGM.
Dalam Stadium General yang merupakan rangkaian kegiatan PPSMB Permadani SV UGM ini, A.S. Hikam menyampaikan pidato Peranan Vokasi Dalam Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja di Era Global. Menurutnya, generasi muda saat ini harus dapat bersaing dan terus mengembangkan diri agar tidak kalah bersaing di era global. Selain itu, juga dituntut dapat menguasai perkembangan teknologi dan memiliki nilai jual lebih dari orang lain serta menjaga nasionalisme dan etika.
Lebih lanjut disampaikan A.S Hikam, kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja muda, cekatan, dan terampil sangatlah tinggi. Tak hanya itu, dunia industri juga membutuhkan tenaga kerja dengan sikap dan softskill yang baik, siap dengan perubahan, inovatif serta memiliki daya tahan tinggi.
“Pilihan Anda masuk Sekolah Vokasi adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan masa depan di era global dan menuju Indonesia emas,”tegasnya di Grha Sabha Pramana UGM.
Pendidikan vokasi, lanjutnya, merupakan pendidikan yang berorientasi pada keahlian dan kepakaran yang khas serta berkemampuan untuk siap kerja. Dengan demikian, lulusan pendidikan vokasi mampu bersaing secara global karena fokus pada pengembangan keterampilan dan teknologi aplikatif.
“Lulusan Sekolah Vokasi ini siap dan terbiasa dengan dunia kerja,” tuturnya.
A.S. Hikam menyebutkan bahwa Indoensia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030 mendatang. Saat itu, angkatan kerja di Indonesia akan mencapai angka 70 persen. Bonus demografi ini harus dipersiapkan secara matang agar bisa memberikan keuntungan bagi bangsa dengan menyiapkan sumber daya manusia dan lapangan kerja yang berkualitas. Apabila tidak ditangani dengan baik, bonus demografi ini dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi bangsa.
“Penting bagi generasi muda mempersiapkan diri dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Karena di tangan Anda semua masa depan bangsa Indonesia nantinya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, Ph.D., menyebutkan saat ini pihaknya tengah fokus mengupayakan pendirian D4 dan S2 terapan. Langkah tersebut diambil sebagai upaya memberikan saluran bagi lulusan D3 untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pada kesempatan itu, Wikan juga menyampaikan tentang berbagai peluang program magang, beasiswa, serta kerja sama dengan berbagai mitra baik dalam maupun luar negeri untuk pengembangan Sekolah Vokasi. Disamping itu, membagi kunci sukses sebagai mahasiswa tidak hanya dengan pencapaian IPK tinggi, namun memiliki softskill, sikap, kesehatan, serta integritas tinggi. (Humas UGM)