Lingkungan kritis terutama di daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) memerlukan perhatian dan peran semua pihak, tidak terkecuali akademisi. Oleh karena itu, beberapa dosen & mahasiswa Prodi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan & Fakultas Teknologi Pertanian UGM dalam mengimplementasikan konsep konservasi terpadu. Konservasi Terpadu merupakan konsep implementasi rehabilitasi hutan dan lahan dengan menekankan pendekatan yang terpadu dan komprehensif meliputi; pendekatan sosial, ekonomi dan budaya; pendidikan lingkungan; dan pendekatan teknik konservasi tanah dan air yang dirangkai dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Desa Penanggungan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara terletak di ketinggian ± 1.000 mdpl memiliki fisiografi sebagai kawasan lindung, serta terletak di Hulu DAS Serayu. Meskipun demikian, sebagian besar kawasannya dimanfaatkan untuk lahan pertanian intensif serta penerapan teknik konservasi tanah dan air yang kurang tepat dan tekanan penduduk yang tinggi menjadikan kawasan tersebut rentan terdegradasi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu mengimplementasikan konsep konservasi terpadu untuk penyelamatan lingkungan kritis di Desa Penanggungan,. Kegiatan dilakukan melalui tiga tahapan yaitu pemetaan stakeholder, pendidikan lingkungan dan pembangunan demplot konservasi terpadu.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan multi tahun yang sudah mulai dilakukan sejak tahun 2015 hingga saat ini dan telah bekerjasama dengan berbagai pihak dan berbagai sumber pendanaan. Inisiasi pendidikan lingkungan terhadap masyarakat dilakukan sejak tahun 2016 melalui skema pendaan hibah EfSD dan tahun 2017 ini melalui hibah IbM konservasi Terpadu” ujar Prasetyo Nugroho, S.Hut.,M.Sc., sebagai ketua pelaksana kegiatan tahun 2016-2017.
Pemberdayaan masyarakat telah dilakukan dengan melakukan diskusi dan sharing ilmu pengetahuan tentang konservasi lingkungan yang melibatkan berbagai narasumber dari berbagai bidang keilmuan. Salah satu perwujudan peningkatan pengetahuan, pemahaman dan perilaku masyarakat adalah pada tanggal 10 Oktober 2017 telah tertanam total >7000 bibit tanaman terdiri dari jenis Kopi, jambu biji merah, jeruk dengan sistem agroforestri pola trees along border. Prasetyo menambahkan bahwa aksi tanam tersebut adalah rangkaian kegiatan penanaman tahun 2016 yang disambut dengan antusias serta diikuti oleh segenap lapisan masyarakat Desa Penanggungan dan perwakilan pelaksana kegiatan dari UGM dan tidak hanya itu pada Bulan Desember mendatang InsyaAllah akan ditanam kembali 1000an bibit cemara gunung.
Masyarakat berhadap program ini dapat bermanfaat bagi perbaikan lingkungan serta peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengusahaan lahan yang lebih produktif dan ramah lingkungan. Masyarakat juga berhadap kegiatan pengembangan demplot konservasi terpadu dapat terus berlanjut dan bersinergi dengan berbagai pihak terkait di masa mendatang.