Ada yang berubah dari pola penerimaan mahasiswa baru Sekolah Vokasi pada tahun ini. Jika sebelumnya penerimaan mahasiswa melalui jalur tes tertulis diselenggarakan dua kali, yaitu melalui Ujian Tulis (UTUL) UGM dan UTUL Gelombang II khusus vokasi, pada tahun ini tes tertulis hanya diselenggarakan satu kali melalui UTUL UGM, sementara jalur penerimaan setelahnya dilakukan dengan menggunakan nilai hasil UTUL UGM.
“Tahun ini pendaftar tetap memiliki 3 kesempatan untuk mendaftar. Yang pertama melalui jalur Penerimaan Bibit Unggul (PBU), kedua melalui UTUL UGM, dan yang terakhir ada jalur seleksi tambahan berdasarkan hasil nilai tes UTUL UGM. Jadi tidak ada lagi jalur ujian tulis khusus untuk Sekolah Vokasi,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Vokasi, Agus Nugroho, S.T., M.T., Rabu (18/4).
Ia memaparkan jalur penerimaan pertama untuk Sekolah Vokasi UGM yang saat ini telah dibuka adalah jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) yang dibuka mulai tanggal 2 April lalu hingga tanggal 9 Mei 2018. PBU sendiri terdiri atas 4 jenis, yaitu PBU Tidak Mampu (PBUTM) untuk siswa dengan kemampuan akademik tinggi tetapi tidak mampu secara ekonomi, PBU Kemitraan (PBUK) yang ditujukan bagi putra-putri daerah yang diusulkan dan dibiayai oleh Pemerintah Daerah, institusi, atau perusahaan, PBU SMAK bagi siswa SMA/SMK/MA yang memiliki prestasi akademik, serta PBU Berprestasi (PBUB) untuk siswa yang memiliki prestasi di bidang olahraga, seni, dan IPTEKS.
Jalur kedua yang bisa ditempuh calon mahasiswa adalah UTUL/UM UGM yang merupakan seleksi masuk dengan menggunakan pola ujian tertulis, sehingga lulusan SMA/SMK/MA tahun 2018, 2017, dan 2016 dapat memilih hingga 3 program studi sarjana dan/atau diploma. Pendaftaran UTUL sendiri akan dibuka mulai tanggal 21 Mei mendatang.
Setelah pengumuman hasil UM UGM pada tanggal 18 Juli mendatang, peserta yang lolos akan langsung mengikuti registrasi ulang, sementara peserta yang belum lolos diberi kesempatan untuk mendaftar kembali di program studi D3 dan D4 pada tanggal 4-19 . Panitia ujian dari Sekolah Vokasi kemudian akan menyeleksi pendaftar di jalur seleksi terakhir ini dengan mengolah nilai yang mereka peroleh dalam UM UGM.
Agus menuturkan, aturan ini disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru tahun-tahun sebelumnya yang dinilai kurang efisien dan memakan waktu yang lebih lama dalam prosesnya. Hal ini berakibat pada pendeknya rentang waktu antara pengumuman hasil seleksi gelombang terakhir, jadwal registrasi ulang, dan jadwal PPSMB di awal tahun ajaran baru.
“Dari tahun ke tahun UTUL khusus SV punya waktu yang cukup mepet. Tahun ini karena terpotong libur lebaran juga, jadi waktu yang kita punya tidak banyak. Kalau harus mengadakan ujian tulis lagi, itu prosesnya kan sama seperti UTUL UGM harus membuat soal lagi, merencanakan, hingga menilai, kalau diadakan 2 kali kami menilai kurang efisien,” imbuhnya.
Meski menghapuskan seleksi tertulis khusus Sekolah Vokasi, Agus menjamin bahwa pihaknya tetap menjamin adanya kesempatan yang sama bagi siswa SMA/MA dan siswa SMK untuk diterima di Sekolah Vokasi. Karena itu, dalam penilaian seleksi tahap terakhir ini panitia ujian mengadopsi sistem yang mirip dengan SBMPTN, di mana masing-masing soal memiliki bobot yang berbeda.
“Akan sulit jika kita membandingkan kemampuan siswa SMA dan SMK dalam ujian tertulis seperti ini, jadi kita turut mempertimbangkan nilai rapot dan melihat nilai keahliannya,” jelas Agus.
Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa terdapat 24 program studi DIII dan DIV yang bisa dipilih oleh para pendaftar. Untuk tahun ini, total daya tampung dari seluruh departemen berjumlah 1478 mahasiswa. (Humas UGM/Gloria).