Senin (14/5), Sekolah Vokasi (SV) UGM sadar akan pentingnya service exellence untuk memberikan pelayanan kepada civitas akademika dengan sebaik-baiknya, maka perlu pemahaman tentang bagaimana teknik-teknik pelayanan untuk tenaga pendidik (tendik). Bertempat di Ruang Sidang Departemen Ekonomika dan Bisnis melalui Unit Sumber Daya Manusia (SDM) berhasil menggelar acara pelatihan service exellence training bagi tendik di lingkungan SV UGM.
Mengundang mitra BNI cabang UGM sebagai narasumber, Al. Henri Indriyanto selaku pimpinan BNI cabang UGM menyatakan jika tugas tendik adalah membuat brand image Sekolah Vokasi. Tugas pokoknya yaitu melayani, hal ini berkaitan dengan manusia karena layanan erat kaitannya dengan hubungan antara yang dilayani dan yang melayani. Layanan juga sangat dekat dengan memenuhi kebutuhan dan saling menjaga kehormatan. Pokok-pokok ini yang harus dipahami dan dimengerti oleh seluruh tendik Sekolah Vokasi.
“Rahasia sukses melakukan pelayanan dimulai dari kata bisa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Henri menegaskan jika tendik Sekolah Vokasi harus memiliki enam kunci moral skenario untuk memberikan layanan prima bagi civitas akademika. Enam kunci itu yaitu, senyum, kesopanan, identifikasi/memetakan, izin, nilai tambah, dan jangan memaksa.
“Enam kunci ini akan membawa kita menuju kerja keras, kerja cerdas dan tuntas,” tutupnya.
Hal serupa yang dilakukan seluruh karyawan BNI untuk meningkatkan pelayanan, karyawan harus sadar betul dengan kewajibannya memberikan pelayanan prima. Selain itu 4 elemen service excellence yaitu proses, infrastruktur, produk, dan SDM perlu dimiliki untuk membangun pelayanan prima di SV UGM.
Pada penghujung acara, peserta diminta untuk praktik handling complaints hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana sikap tendik menyikapi suatu komplain yang biasa terjadi di lingkungan pekerjaan. Berbeda dengan BNI, sejauh ini di Sekolah Vokasi belum memiliki SOP tertulis terkait pelayanan prima dan cara bersikap jika ada komplain. Melalui workshop ini harapannya dimasa mendatang ilmu ini bisa di praktikan di lingkungan kerja dan diperkuat dengan SOP tertulis.