Sanggar Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada (SAKA UGM) kembali mengharumkan nama Indonesia dengan menorehkan prestasi di ajang 11th International Competition of Folklore, Dance, and Music “Les Etoiles de Paris” 2018 di Paris, Perancis. Dalam ajang tingkat dunia ini, SAKA UGM berhasil meraih gelar Grand Prix Winner dan berhasil mengungguli 45 kelompok peserta dari berbagai negara, seperti Malaysia, Perancis, Krygyzstan, Ukraina, Rusia, Yunani, Uzbekistan, Armenia, Turki, Slovakia, dan berbagai negara lainnya.
Di kompetisi ini, SAKA UGM mengirimkan 19 penari yang terdiri dari 8 penari laki-laki dan 11 penari perempuan, serta 2 pemusik, dan 1 ofisial. Zahra Shaumi Patma, mahasiswa Program Studi Diploma Kepariwisataan DBSMB berkesempatan menjadi salah satu penari yang menyuguhkan penambilan terbaiknya.
“Pada awalnya kami pesimis untuk menang, tetapi kemudian kami bisa optimis sehingga kami puas dengan penampilan kami. Kami mendapatkan banyak pujian dari peserta lainnya,” tutur gadis kelahiran Samarinda, 2 Januari 1998 ini kepada Humas DBSMB.
Mahasiswa Program Studi Kepariwisataan angkatan 2016 ini menuturkan bahwa persiapan untuk mengikuti lomba ini dilakukan secara rutin dari bulan Desember 2017 hingga April 2018. “Latihan dilakukan selama 6 kali tiap minggu, dari Senin sampai Sabtu,” tambahnya. Selain itu, lanjutnya, persiapan pengajuan proposal pembiayaan juga dilakukan dengan mengajukan dana ke UGM hingga mencari sponsor.
Di babak pertama, Tim SAKA UGM menampilkan tari Pukat. Dengan nilai yang baik, Tim SAKA UGM melenggang ke babak 10 besar. Di babak ini, setiap tim harus menampilkan penampilan yang berbeda. Tim SAKA UGM menampilkan Tari Jaroe dan Rapa’I Geleng.
Ditanya tentang hal yang paling berkesan dari partisipasinya mengikuti kompetisi ini, mahasiswa asal Cirebon Jawa Barat ini menuturkan, “Banyak kenangan yang sudah dilalui terutama saat awal latihan hingga gerakan tarian kami benar-benar matang. Kami bangga dengan perjuangan kami untuk mengharumkan nama UGM dan Indonesia.”