Sebanyak 8 fakultas dan sekolah di UGM menerima dana pinjaman dengan jumlah keseluruhan senilai Rp 8.309 juta JPY dari Pemerintah Jepang melalui JICA untuk membangun gedung serta membeli berbagai peralatan penunjang kegiatan akademik. Dalam pelaksanaan pembangunan ini, pimpinan UGM menyatakan komitmen untuk terlibat aktif dalam pengawasan dan evaluasi untuk menjamin kualitas serta kemanfaatan hasil pembangunan tersebut.
“Bangunan dan peralatan yang diajukan dengan pinjaman ini harus betul-betul memberikan manfaat bagi UGM dan bagi negara. Semoga betul-betul tepat sasaran dalam pembangunan untuk menuju target UGM sebagai world class university,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, Jumat (8/6) di Gedung Pusat UGM.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Penandatanganan Dokumen Usulan Spesifikasi Bangunan dan Peralatan melalui Skema JICA IP-576 oleh para dekan yang ia saksikan secara langsung. Panut menuturkan penandatanganan dokumen usulan ini menjadi bentuk tanggung jawab dari para pimpinan fakultas dan universitas bahwa dana pinjaman tersebut akan digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Adapun delapan fakultas dan sekolah yang menerima pinjaman adalah Fakultas Farmasi yang akan membangun Advanced Pharmaceutical Science Learning Center, Fakultas Hukum untuk Law Learning Center, Fakultas Kedokteran Gigi untuk Dentirtry Learning Center, Fakultas Kehutanan untuk Integrated Farming Learning Center, Fakultas Pertanian untuk Agriculture Learning Center, serta Fakultas Peternakan untuk Animal Science Learning Center.
Selain itu, Fakultas Teknik menerima pinjaman untuk membangun Smart Green Learning Center dan Engineering Research and Innovation Center, sementara Sekolah Vokasi menerima pinjaman untuk pembangunan Teaching Industry Learning Center serta Field Research Center di Kulon Progo.
“Dengan perencanaan yang sangat matang dalam dokumen ini diharapkan implementasi di lapangan tidak ada perubahan lagi yang bisa memengaruhi tata waktu yang ada. Harapannya bisa berjalan tepat waktu,” imbuh Panut.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PIU, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., menyebutkan bahwa reviewrencana akademik dan review usulan bangunan dan peralatan merupakan kegiatan persiapan yang dipandang sangat strategis khususnya jika dikaitkan dengan akuntabilitas usulan yang disampaikan oleh fakultas atau sekolah, serta untuk menjaga nama baik UGM khususnya dalam hal-hal yang terkait dengan masalah hukum.
“Ini perlu dukungan serius dari kita semua. Jangan sampai nanti setelah bangunan atau peralatan terealisasi ada pernyataan dari pengusul kalau apa yang ada ini tidak sesuai dengan harapannya,” ucap Hotma. (Humas UGM/Gloria)