Sekolah Vokasi UGM tahun ajaran baru 2018/ 2019 resmi membuka Program Studi baru yaitu D IV Perbankan. Pendirian dilakukan setelah proposal pengajuan pendirian D IV Perbankan mendapat persetujuan dari Senat Akademik UGM pada 26 Juni 2018.
“Senat Akademik UGM telah menyetujui dan sudah mulai bisa dibuka tahun ini tahun ajaran 2018/ 2019 melalui gelombang III PMB Sekolah Vokasi UGM,” kata Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, Ph.D, di ruang Fortakgama UGM, Jumat (6/7).
Wikan menuturkan pendirian D IV Perbakan adalah bagian dari kebijakan Sekolah Vokasi UGM. Mulai tahun depan seluruh Program Studi D III Sekolah Vokasi UGM akan berhenti menerima mahasiswa baru dan mempercepat pendirian prodi-prodi D IV.
Pendirian program studi D IV Perbankan kali ini, kata Wikan, betul-betul wujud link and match antara dunia pendidikan dan industri. Link and match tidak hanya sekadar MoU di atas kertas, namun bagaimana dalam mengembangkan kurikulum Sekolah Vokasi UGM mengacu pada sistem sertifikasi kompetensi yang dimiliki Bank Mandiri.
“Sertifikasi kompetensi yang diakui sebagai standar sertifikasi kompetensi perbankan nasional. Jadi, sertifikasi kompetensi Bank Mandiri kita adopsi kedalam kurikulum D IV Perbankan. Implikasinya, tentunya lulusan D IV Perbankan minimal akan mendapat 2 sertifikasi kompetensi untuk bidang perbankan yang diakui secara nasional, tidak hanya Mandiri tapi juga bank-bank lain,” ujar Wikan.
Dua sertifikasi kompetensi tersebut adalah general banking dan risk management level 1. Sertifikasi ini diakui ditingkat regional ASEAN dan nasional. Sertifikasi diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perbankan yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia.
Wikan menjelaskan untuk penerimaan mahasiswa baru Prodi D IV Perbankan tahun ini melalui gelombang III PMB Sekolah Vokasi UGM. Untuk tahun pertama Prodi D IV Perbankan akan menerima 45 mahasiswa.
“Ya satu kelas dulu, baru nanti di tahun-tahun selanjutnya kita tingkatkan jumlahnya,” jelasnya.
Anastasia Widowati, Dekan dari Mandiri University Group, menyatakan Bank Mandiri memang memberi support untuk pendirian D IV Perbankan Sekolah Vokasi UGM, diantaranya dengan memberi masukan terkait kurikulum dan tenaga pengajar dari bank.
“Meski serba teknologi maka di era disrupsi teknologi ini kita akan banyak memberi mata pelajaran terkait digital banking, digital perbankan,” katanya.
Anastasia Widowati mengungkapkan 94 persen transaksi bank saat ini menggunakan e-banking. Oleh karena itu, berbagai jenis pekerjaan seperti programmer, IT Security dan terkait big data akan selalu diperlukan perbankan.
“Soft skill lain contohnya adalah bagaimana berjualan, selling bagaimana, bagaimana bisa membina relationship yang baik dengan nasabah, itu juga tidak akan pernah hilang karena komunikasi dengan nasabah masih sangat penting,” katanya.
Ike Yuliani Andjani, M.Si, Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, menambahkan antara Prodi D IV Perbankan dan pendidikan S1 ekonomi berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kurikulum dan pengajarnya.
“Proses perkuliahan tidak hanya dosen akademisi, tapi sesuai dengan syarat Kemenristekdikti pendidikan vokasional maka sebagaian besar pengajarnya adalah praktisi,” katanya.
Hal senada disampaikan Dr. Satriyo Dwi Cahyo. Ia mengatakan program D IV Perbankan ini didesain untuk pendidikan pembelajaran vokasional sehingga pembelajaran akan lebih banyak dilakukan secara praktik daripada teori.
“60 persen praktik, bagaimana berbanking yang benar dengan skil-skil yang ada, dan 40 persen fokus teori. Selain itu, terus bekerja sama dengan industri tidak hanya urusan kurikulum, namun juga di bidang pengajaran karena kita butuh update skills dan ilmu terkini dari industri agar konsep link and match berjalan dengan baik,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)