Yogyakarta, Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015, AKI Indonesia masih sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH) dan masih belum mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 102/100.000 KH. Dengan demikian, penurunan AKI masih menjadi prioritas utama pada Sustainable Development Goals (SDGs). Penyebab tertinggi kematian ibu hingga saat ini masih sama yakni perdarahan. Perdarahan ini dapat terjadi saat kehamilan, persalinan maupun masa nifas. Mayoritas (50-60%) perdarahan pada masa persalinan dan nifas disebabkan oleh atonia uteri, yaitu keadaan melemahnya otot rahim sehingga tidak mampu berkontraksi dan menyebabkan perdarahan.
Menurut Standar Pelayanan Kesehatan Ibu yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI tahun 2013, penanganan atoni uteri dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi obat, kompresi bimanual dan/atau pemasangan balon tamponade yang sering disebut dengan balon kondom kateter. Metode balon kondom kateter sendiri merupakan metode sederhana yang pertama kali dikembangkan di Bangladesh dan terbukti efektif dalam mengatasi atonia uteri terutama di daerah yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan lanjutan. Metode ini menggunakan kateter urin, kondom dan selang infus yang dirangkai dan disambungkan dengan tali atau benang. Pada kenyataannya metode ini membutuhkan waktu dalam mengumpulkan dan merangkai komponen-komponennya yang masih terpisah, sementara penanganan kasus perdarahan membutuhkan waktu yang cepat dan tepat.
Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan pengembangan alat balon tamponade yang praktis guna menangani kasus atonia uteri secara efektif dan efisien. Hal inilah yang memotivasi sejumlah mahasiswa UGM yang terdiri dari Fina Lala Uzzilla (Kebidanan 2014), Zannuba Arifah Noor (Kebidanan 2014), Putri Dwi Arumsari (Kebidanan 2014), Ramadhani Nur (Teknik Industri 2014) dan Dimas Novandias (Geografi 2014) dengan bimbingan dosen dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H.,M.Kes dan Mumtihana Muchlis, SST., M.Kes. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti, mereka mengembangkan inovasi alat balon tamponade untuk memberikan solusi bagi tenaga kesehatan dalam penanganan kasus atonia uteri yang disebut dengan BAMPPER PAD (balloon tamponade for postpartum haemorrhage and pad).
BAMPPER PAD adalah balon tampon dengan menggunakan mekanisme hidrostatik yang telah dimodifikasi (tanpa perlu merangkai komponen) dan sudah dalam sediaan steril sehingga dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan. Keunggulan dari produk ini adalah Mudah, Cepat, Aman dan Murah. Selain itu BAMPPER PAD juga dilengkapi dengan alas (pad) yang memiliki tampungan dengan skala volume sehingga tenaga kesehatan dapat mengetahui jumlah darah yang keluar secara mudah.
Hadirnya produk BAMPPER PAD dalam dunia kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter dalam menangani kasus atonia uteri yang membutuhkan balon tamponade. Dengan demikian, diharapkan dapat memberi andil dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia khususnya yang disebabkan perdarahan pasca persalinan.
BAMPPER PAD sendiri telah dipasarkan secara offline dan online melalui media sosial seperti Instagram @bampperpad.pkmk, Facebook bampperpad.pkmk, line dan whatsapp. Satu set BAMPPER PAD dijual dengan harga Rp 32.000,00 dan pembelian 5 set seharga Rp 150.000,00 (hemat Rp. 10.000,00). Pemesanan dapat dilakukan dengan mengirim format pemesanan Nama_Alamat_Jumlah Pesanan_No.Hp ke 0856 0609 1407.