Yogyakarta, Kontraktur ankle merupakan terbatasnya gerak atau kesulitan bergerak pada sendi ankle akibat pengkakuan otot atau deformasi sendi, hal inilah yang dirasakan Fahmi sebagai salah satu pencetus ide alat ini. Fahmi merupakan pendirita DMD (Duchenne Muscular Dystrophy), yang merupakan penyakit penurunan fungsi otot sehingga menyebabkan kaki lumpuh. Karena ankle kaki tidak pernah difisioterapi atau peregangan maka ankle kaki mengalami pengkakuan dan sulit digerakkan. Untuk mencegah kontraktur harus melakukan fisioterapi rutin, namun fisioterapi membutuhkan waktu dan tidak semua penderita atau keluarga penderita mempunyai waktu. Ini hal yang dirasakan Fahmi juga.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa yang beranggotakan Muhammad Fahmi Husaen dan Widiyanto dari Prodi Komputer dan Sistem Informasi serta Danar Aulia Husnan dari Prodi Metrologi dan Instrumentasi kemudian mencetuskan ide alat berupa sepatu AVEO, AVEO bukanlah sepatu biasa, namun dia dapat memberikan gerakan otomatis sebagai fisioterapi sehingga dapat mencegah terjadinya kontraktur ankle. Fisioterapi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Kontraktur ankle salah satu kondisi yang paling banyak dialami para penderita kelumpuhan kaki, dan mengatasi masalah ankle saja itu sudah manfaat yang sangat membantu. Sepatu ini juga dapat berguna sebagai pencegah nyeri akibat ankle kaki dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama
Untuk penderita kelumpuhan sementara seperti stroke, alat ini dapat menjaga kondisi kaki hingga sembuh, sehingga ketika sembuh tidak memerlukan fisioterapi ankle kaki yang lama. Dengan sepatu AVEO juga durasi yang sebelumnya biasanya 30 sampai 1 jam untuk fisioterapi, bisa diperpendek menjadi 15 – 30 menit. Desain sepatu ini berbasis AFO yang merupakan alat untuk mencegah kontraktur yang selama ini digunakan oleh para penderita kelumpuhan. Namun AFO ini hanya statis dan tidak dapat melakukan peregangan kaki secara otomatis sehingga Dengan sepatu AVEO pencegahan dapat lebih efektif. AFO jika digunakan dalam waktu lama, kaki juga dapat merasakan nyeri, dan yang di alami Fahmi juga, sakit ini cukup menyiksa apalagi untuk penderita kelumpuhan yang tidak bisa memperbaiki posisi kaki dengan sendirinya. Nyeri saat memakai AFO juga merupakan tantangan tersendiri bagi penderita DMD atau penderita kelumpuhan kaki lainnya.
Mekanisme alat ini menggunakan servo sebagai penggeraknya dan mikrokontroler Arduino. Meski relatif sederhana. namun manfaat yang dapat diperoleh besar untuk para penderita kelumpuhan kaki. Dengan baterai kapasitas 5000 Mah, sepatu dapat bekerja terus menerus selama 1.5 sampai 2 jam. Sangat cukup untuk melakukan peregangan, Ataupun sekedar memposisikan ankle kaki agar tidak nyeri. Harganya pun relatif terjangkau oleh penderita kelumpuhan kaki jika diproduksi massal nantinya. Harga pembuatan satu sepatu berkisar 2.400.000, jika di kalkulasi produksi massal menekan biaya 30 %, maka sepatu ini berharga 1.500.000. Namun masih banyak yang perlu disempurnakan hingga sepatu benar benar aman, nyaman dan memenuhi standar produksi massal.
Menurut dr. Guritno Adistyawan, Sp.KFR, dokter spesialis alat bantu RS UGM yang telah mencoba alat ini yang ditemui pada Rabu, 11 juli, “menurut saya pembuatan AFO electric atau dinamakan AVEO, ini sangat membantu sekali pasien rawat jalan maupun rawat inap seperti penyakit stroke, cerebral palsy, dystrophy muscular dan banyak lagi karena bisa melatih kekuatan pasien ataupun pencegahan kontraktur. Selama ini kami menggunakan tenaga dari fisioterapis untuk melatih pasien, jadi harapan kita dengan adanya AFO electric AVEO ini otomatis pekerjaan teman kita fisioterapis menjadi lebih mudah dalam melatih pasien. Lebih mudah dalam artian tenaga yang dikeluarkan selama ini menggunakan kekuatan mereka sendiri, tapi kalau dengan bantuan elektrik otomatis waktu untuk latihan juga lebih singkat, kemudian tenaga fisioterapis untuk biasanya mengeluarkan tenaga untuk melatih pasien juga lebih ringan”
“untuk keamanan ini nanti tinggal kita, otomatis kan ini masih berupa prototype untuk keamanan nanti tinggal penelitian dan penyempurnaan lebih lanjut lagi”, tambahnya.
“Alat ini dapat digunakan untuk terapi kelemahan pada kaki dan pergelangan kaki, banyak sekali kasusnya seperti Spinal Muscular Atrophy, Dystrophy Muscular, Stroke, cedera spinalis, Pholio dan masih banyak lagi. Rata rata pasien berlatih antara setengah jam sampai 1 jam, kalau kita menggunakan alat elektrik waktu untuk latihan bisa dipercepat menjadi sekitar seperempat jam hingga setengah jam”, tutupnya.