(Yogyakarta, 05/07/2019) Empat mahasiswi Universitas Gadjah Mada , dari kiri, Sindi Munika (Agribisnis Fakultas Pertanian), Triwiyanti (Ekonomika Terapan Sekolah Vokasi), Damar Ramadita (Bahasa Inggris Sekolah Vokasi), dan Kevinanda Purbawati (Ekonomika Terapan Sekolah Vokasi), temukan inovasi sepatu dengan sarung lepas pasang bermotif batif. Sepatu yang diberi nama Tlisik (Toe-Covered Slip-On Shoes with Batik) tersebut merupakan produk hasil Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan didanai dikti tahun 2019.
Ide pembuatan Tlisik berawal dari kebutuhan tim sebagai mahasiswa akan sepatu itu sendiri. “Saya pribadi merasa sepatu merupakan hal yang wajib digunakan saat kuliah, bahkan, saya ingin bergonta-ganti sepatu setiap harinya. Akhirnya, saya dan tim memikirkan ide bagaimana agar kami bisa bergonta-ganti sepatu tanpa harus membeli banyak sepatu”, ungkap Damar Ramadita selaku ketua tim. “Selain itu, kami juga ingin menekankan agar motif batik tidak lagi dianggap kuno dan hanya digunakan untuk pakaian dan acara formal”, tambah mahasiwi yang akrab disapa Dita tersebut. Pada dasarnya, inovasi sepatu Tlisik mengacu pada sarung yang digunakan. Produk Tlisik sendiri terdiri atas sepasang sepatu selop dan sepasang sarung sepatu bermotif batik. Jika konsumen ingin mengganti motif sarung, mereka dapat membeli sarungnya saja secara terpisah.
Inovasi sepatu Tlisik dilakukan sebagai upaya penghematan, mencintai produk dalam negeri, serta melestarikan motif batik sebagai warisan budaya nusantara. Di bawah bimbingan Nabilla Kusuma Vardhani, S.I.P., M.A. selaku dosen pendamping, tim telah berhasil merealisasikan produk Tlisik dalam waktu kurang lebih lima bulan. Saat ini, tim sedang melakukan proses pemasaran dan penjualan di area Yogyakarta dan sekitarnya. Tlisik menyediakan tiga varian sarung bermotif batik antara lain Sweet Brown dengan motif Truntum, Gritty Violet dengan motif Kopi Pecah, dan Peace Green dengan motif Wajik. Pemesanan produk Tlisik dapat dilakukan melalui akun Instagram dengan nama tlisik_official.
(Sumber gambar: dokumen nabilla.kv)