Ayam kampung (buras) merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan atau limbah makanan rumah tangga, sekaligus dapat dimanfaatkan produk telur dan daging maupun sebagai tabungan. Sayangnya, ayam kampung memiliki pertumbuhan yang lambat dan produktivitasnya rendah. Ditambah lagi metode pemeliharaan yang masih bersifat tradisional menyebabkan keuntungan yang didapatkan masyarakat masih rendah. Berlatar belakang hal tersebut diatas, tim pengabdian masyarakat Universitas Gadjah Mada melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan pendekatan socio-technopreneurship.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan di Desa Janten, Temon, Kulon Progo yang dikoordinasi oleh tim pengabdian kepada masyarakat UGM yaitu drh. Naela Wanda Y.D, M.Sc. (ketua), Dr. Nurulia Hidayah, S.Pt, M. P, drh. Alfarisa Nururozi, M. Sc dan drh. Dhasia Ramandani, M.Sc. (anggota). Menurut drh. Naela Wanda Y.D, M.Sc, Kegiatan ini bertujuan untuk mengintroduksikan teknik pemeliharaan ayam buras yang berorientasi agrobisnis kepada masyarakat. Budidaya ayam buras secara intensif dengan penerapan teknologi dapat menjadi titik awal bagi peningkatan produktivitas ayam buras sehingga terjadi peningkatan perekonomian masyarakat. Peningkatan kapasitas Socio-Technopreneurship masyarakat sasaran untuk beternak ayam buras akan diwujudkan dengan pelatihan teknologi inseminasi buatan serta penggunaan alat inkubator mesin tetas telur. Pemanfaatan teknologi pada budidaya ayam buras ini berbasis community empowerment diharapkan produktivitas ayam buras meningkat serta populasinya tetap terjaga.
Kegiatan pengabdian ini telah dilakukan selama 3 bulan dengan mengintroduksi perbaikan managemen pemeliharaan dengan sistem kandang semi intensif kepada masyarakat sehingga dapat memanfaatkan pekarangan yang ada secara optimal. Pada tahapan awal, dilakukan upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang agrobisnis terpadu. Pada tahap inisiasi ini, kegiatan dimulai dengan penyuluhan (sosialisasi) untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan manajemen pemeliharaan ayam kampung buras, aspek nutrisi, perkawinan, perkandangan, penyakit, vaksinasi, dan sanitasi kandang. Tahapan kedua meliputi pendampingan secara aktif dalam peningkatan keterampilan masyarakat dalam budidaya praktis, dengan pendekatan praktek lapangan secara partisipatif. Selanjutnya, masyarakat sasaran membuat kandang demplot sebagai percontohan di lokasi kegiatan. Tahapan realisasi dilakukan dengan praktek pemeliharaan ayam buras selama 2 bulan. Masyarakat sasaran dibekali bibit ayam, peralatan kandang, pakan, dan obat-obatan untuk memulai kegiatan pemeliharaan. Harapannya dengan keterlibatan masyarakat yang aktif dalam kegiatan pengabdian ini dapat meningkatkan produktivitas usaha ayam kampung masyarakat setempat.
Sumber & Foto : Dr. Nurulia Hidayah, S.Pt, M. P