Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM Jajaki Kerja sama dengan World Bank

Jumat (9/12), Aaditya Mattoo, M.Phil. Ph.D., Kepala Ekonom, kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia menghadiri jamuan makan siang yang diselenggarakan oleh Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM dalam rangka penjajakan kerja sama di antara kedua institusi. Agenda tersebut dihadiri oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM, Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Leo Indra Wardhana, M.Sc., CFP., Wakil Dekan Bidang Kerja sama dan Alumni, Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd. serta host acara, Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. selaku Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis beserta jajaran pengelola departemen dan kaprodi.

Meningkatkan peran bank dunia dalam pemecahan kasus terkait isu-isu kebijakan pembangunan di Kawasan Asia Timur dan Pasifik melalui penguatan jejaring dengan institusi akademik adalah salah satu tanggung jawab yang diemban oleh Dr. Mattoo. Ia bertanggung jawab untuk memberikan saran kebijakan kepada pemerintah dan memperkuat kerjasama internasional. Sebelum menjabat sebagai Chief Economist, Matto yang berlatar belakang pendidikan bidang perdagangan dan pembangunan ini, telah banyak menerbitkan hasil pemikirannya tentang pembangunan, perdagangan, perdagangan jasa, dan perjanjian perdagangan internasional di jurnal akademik dan tak sedikit karyanya yang telah dikutip di Economist, Financial Times, New York Times, dan Time Magazine. 

Dalam sambutannya, Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. menyampaikan sangat mengapresiasi kehadiran Dr. Matto dalam dialog bersama yang diharapkan dapat membuka berbagai horizon yang bisa dikerjasamakan antara SV UGM dengan World Bank. Dr. Mattoo dalam sambutannya menyampaikan keyakinannya pada pendidikan vokasi sebagai salah satu kunci utama keberhasilan pembangunan sebuah negara secara keseluruhan. Sekolah Vokasi UGM sebagai salah satu institusi Pendidikan Tinggi Vokasi di Indonesia memiliki porsi yang sangat penting dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia, khususnya di bidang pembangunan dan perdagangan. 

Beliau juga mengemukakan bahwa pemerintah perlu menata kebijakan agar semua lulusan dari berbagai jenjang, memiliki tingkat kesejahteraan yang tidak besar perbedaannya. Pemerintah perlu mengatur agar semua lulusan dari sektor apapun, dan jenjang apapun sudah mempunyai kejelasan fungsi dan kontribusinya. Hal ini dapat dilakukan dengan pengaturan gaji yang tidak membuat suatu bidang pekerjaan tertentu mendapat gaji sangat besar, sementara bidang pekerjaan yang lain bergaji rendah. Hal ini tentunya akan membuat semua berlomba-lomba menempati posisi dan bidang pekerjaan tertentu saja. Dr. Mattoo juga mengatakan bahwa Sekolah Vokasi UGM memegang peran penting dalam turut andil merumuskan kebijakan tersebut. Terdapat tiga muatan pokok yang perlu dikembangkan di pendidikan tinggi vokasi sebagai upaya pemerataan pembangunan dalam berbagai bidang, yaitu Sektor pertanian, sektor jasa dan bisnis.

Dalam pertemuan tersebut, Dr. Matto berkesempatan mencicipi coklat yang merupakan produk hasil Product Based Learning dari Mahasiswa Prodi Pengembangan Produk Agroindustri Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi UGM.  “This is absolutely delicious chocolate, and it is remarkable that it’s been produced by students, congratulations!” . Dr. Matto kembali menegaskan dan semakin yakin bahwa Sekolah Vokasi adalah institusi pendidikan penyedia solusi dalam mengatasi kelemahan daya saing produk Indonesia.

Dalam agenda tersebut, antara Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM dan World Bank telah menyepakati akan menindaklanjuti diskusi ini lebih lanjut untuk dituangkan dalam perjanjian kerjasama antara lain dalam skema joint research yang dilanjutkan dengan  joint publication untuk mendorong peningkatan perbaikan dalam arah dan muatan pendidikan Vokasi untuk mendorong pembangunan Indonesia yang lebih baik dan merata. 

 

Penulis: Erlin Estiana Yuanti, S.S., M.A.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*