Dalam langkah signifikan menuju keberlanjutan, Sekolah Vokasi UGM (SV UGM) telah menerapkan strategi baru untuk pengadaan konsumsi selama rapat. Mulai Juni 2024, semua kudapan dan makan siang yang disediakan untuk rapat di lingkungan SV UGM tidak lagi menggunakan dus dan plastik. Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sampah plastik dan kardus yang semakin meningkat di Yogyakarta, sebuah kota yang menghadapi tantangan lingkungan.
Keputusan untuk menghilangkan plastik dan kardus dari konsumsi rapat merupakan bagian dari komitmen yang lebih luas terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama yang berfokus pada konsumsi yang bertanggung jawab dan penggunaan sumber daya yang efisien.
Untuk kudapan rapat, SV UGM telah menggunakan layanan prasmanan atau penggunaan kotak makan yang dapat digunakan kembali serta besek bambu. Cara yang dilakukan ini tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga mempromosikan budaya keberlanjutan di kalangan sivitas akademika. Penggunaan bambu, sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui, semakin menegaskan komitmen SV UGM terhadap praktik ramah lingkungan.
Dalam hal konsumsi makan siang rapat, prinsip yang sama diterapkan. Makanan akan disajikan secara prasmanan atau dalam besek bambu, memastikan bahwa tidak ada plastik sekali pakai atau kardus yang digunakan dalam proses tersebut. Perubahan ini diharapkan dapat secara signifikan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan selama rapat, berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Meskipun belum semua vendor makanan dapat mengakomodasi kebutuhan baru ini, SV UGM secara aktif bekerja sama dengan pemasok untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi standar keberlanjutan ini. SV UGM menyadari pentingnya kolaborasi dengan bisnis lokal untuk mendorong rantai pasokan makanan yang lebih berkelanjutan.
Inisiatif ini disambut antusias oleh sivitas akademika, yang menghargai upaya SV UGM untuk memerangi sampah plastik. Banyak yang menyatakan dukungan mereka terhadap langkah ini, menyadari kebutuhan mendesak untuk menangani masalah sampah di Yogyakarta. Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan dapat menginspirasi institusi lain untuk mengikuti jejaknya. Dengan memprioritaskan praktik berkelanjutan dalam operasional mereka, institusi pendidikan dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan pengelolaan lingkungan dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Komitmen SV UGM untuk mengurangi sampah plastik dan kardus adalah langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat mendorong semua orang di komunitas untuk merenungkan kebiasaan konsumsi mereka dan mempertimbangkan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada bumi yang lebih sehat.