Pada tanggal 8 Agustus 2024, Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr.-Ing. Ir Agus Maryono, berpartisipasi sebagai panelis dalam Dialog Kebijakan Tingkat Tinggi yang bertajuk “Pemberdayaan TVET untuk Transformasi Digital: Strategi untuk Tenaga Kerja Siap Masa Depan” yang diadakan di Phnom Penh, Kamboja. Acara penting ini mengumpulkan para ahli dan pembuat kebijakan untuk membahas masa depan Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Vokasional (TVET) dalam konteks transformasi digital yang cepat.
Agenda dialog ini berfokus pada beberapa tujuan kunci. Pertama, acara ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi-strategi penting dan praktik terbaik untuk memberdayakan pelatih agar dapat memanfaatkan teknologi baru secara efektif di lingkungan TVET. Integrasi teknologi dalam pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang dapat berkembang di ekonomi digital.
Kedua, dialog ini mengeksplorasi strategi dan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kapasitas lembaga pelatihan vokasional guna memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja yang terus berkembang. Seiring dengan semakin banyaknya industri yang bergantung pada teknologi canggih, sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk menyesuaikan kurikulum dan metode pelatihan mereka.
Prof. Agus Maryono mempresentasikan diskusi menarik mengenai “TVET: Pengembangan Sains, Teknologi, Inovasi, dan Pelatihan Kejuruan dalam Pemanenan Air Hujan.” Presentasinya menyoroti pentingnya penerapan inovasi dalam TVET untuk mengatasi masalah mendesak seperti perubahan iklim dan kelangkaan air. Ia menekankan bahwa pendidikan untuk keberlanjutan sangat penting dalam membekali generasi mendatang dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan ini.
Salah satu poin kunci yang diangkat oleh Prof. Agus adalah perlunya pendekatan berpikir sistemik dalam menerapkan inovasi di dalam TVET. Dengan memahami keterkaitan berbagai faktor, pendidik dapat mengembangkan program pelatihan yang lebih efektif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan segera tetapi juga berkontribusi pada tujuan keberlanjutan jangka panjang, termasuk akses terhadap air bersih dan sanitasi.
Lebih lanjut, Prof. Agus mendorong inisiatif TVET berbasis proyek dan berbasis komunitas. Ia berargumen bahwa pendekatan ini sangat penting untuk menyelesaikan masalah nyata yang dihadapi oleh masyarakat, terutama dalam konteks pengelolaan air dan keberlanjutan lingkungan. Dengan melibatkan siswa dalam proyek praktis, mereka dapat memperoleh pengalaman langsung sambil memberikan kontribusi kepada komunitas mereka.
Dialog ini juga memberikan platform untuk mengeksplorasi peran yang muncul dari TVET dalam proses digitalisasi. Seiring dengan transformasi digital yang terjadi di industri, permintaan akan tenaga kerja terampil yang dapat mengoperasikan teknologi baru semakin meningkat. Oleh karena itu, sangat penting bagi lembaga TVET untuk menyelaraskan program pelatihan mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan di ekonomi digital.
Sebagai kesimpulan, Dialog Kebijakan Tingkat Tinggi di Phnom Penh berfungsi sebagai forum penting untuk membahas masa depan TVET dalam konteks transformasi digital. Wawasan yang dibagikan oleh Prof. Agus Maryono dan panelis lainnya pasti akan berkontribusi pada pembentukan kebijakan yang memberdayakan pendidikan dan pelatihan vokasional, memastikan bahwa pendidikan ini tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan abad ke-21.