Di era globalisasi yang semakin mendominasi, pentingnya pendidikan bahasa asing tidak bisa diabaikan. Penguasaan bahasa asing dan kemampuan berkomunikasi lintas budaya adalah keterampilan dasar yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan dan karier di masa depan dan termasuk ke dalam kerangka keterampilan utama di abad ke–21. Dengan meningkatnya permintaan akan tenaga profesional terampil di pasar kerja global, kebutuhan untuk berkomunikasi secara efektif dan memahami berbagai budaya menjadi semakin vital. Pembelajaran bahasa asing di perguruan tinggi berfokus pada pengembangan kompetensi manusia yang dilengkapi dengan kemampuan komunikasi yang mumpuni serta pemahaman mendalam mengenai interaksi budaya. Hal ini selaras dengan kebutuhan pasar kerja yang menginginkan individu yang mampu beradaptasi dalam lingkungan budaya yang beragam.
Sebuah tim peneliti dari Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB), Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, telah melakukan penelitian dari Mei hingga Oktober 2024 untuk memahami bagaimana mahasiswa memandang latar belakang budaya dan pola komunikasi dalam bahasa Jepang dan Korea. Penelitian ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 yaitu pendidikan berkualitas, khususnya terkait dengan target jumlah usia produktif yang memiliki keterampilan yang relevan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Target lainnya yang ingin dicapai adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk di antaranya penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan, promosi budaya perdamaian dan anti-kekerasan, serta global citizenship. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap wacana yang lebih luas mengenai pendidikan vokasional untuk keberlanjutan, khususnya dalam konteks pembelajaran bahasa asing di perguruan tinggi.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajar bahasa Jepang dan Korea mengembangkan keterampilan komunikasi lintas budaya melalui integrasi aspek kognitif, afektif, dan perilaku. Pendekatan yang komprehensif dalam pembelajaran bahasa ini tidak hanya memfokuskan pada kemampuan linguistik, tetapi juga pada pemahaman terhadap konteks budaya tempat bahasa tersebut digunakan. Dengan adanya pemahaman terhadap dimensi budaya akan bahasa yang dipelajari, mahasiswa menjadi lebih mahir dalam menghadapi interaksi antar budaya. Hasil penelitian ini memberikan dampak signifikan terhadap pola pendekatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa asing. Dengan menekankan pentingnya pemahaman budaya selain keterampilan bahasa, pendidik dapat lebih baik mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan globalisasi. Hal ini juga sejalan dengan komitmen SDGs untuk menyediakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, serta untuk mempromosikan peluang pembelajaran sepanjang hayat. Melalui fokus pada pemahaman latar belakang budaya dan pola komunikasi dalam bahasa Jepang dan Korea, studi ini menyoroti peran pendidikan dalam mendukung keberlanjutan. Seiring dengan semakin pesatnya globalisasi dan internasionalisasi, pengembangan keterampilan komunikasi lintas budaya menjadi hal yang sangat penting bagi generasi mendatang.
Penulis: Fatmawati Djafri, Ummul Hasanah, dan Ulin Nuha Syahnarendra