Sleman, 16 Mei 2025 — Dalam rangka mendukung penguatan pembelajaran vokasi berbasis industri, Center of Excellence Cocoa FRC UGM menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk “Strategi Implementasi dan Tata Kelola Teaching Factory di Pendidikan Tinggi” pada 16 Mei 2025, melalui platform Zoom Meeting. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama yang berfokus pada akses terhadap pendidikan dan pendidikan untuk keberlanjutan.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 30 peserta yang terdiri dari dosen, pengelola program studi, manajer Learning Center, serta tenaga pendidik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Acara dibuka secara resmi oleh Dr. Wiryanta, S.T., M.T., Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Vokasi, yang menegaskan pentingnya sinergi antara proses pembelajaran dan kegiatan produksi untuk menciptakan lulusan vokasi yang kompeten dan siap bekerja di dunia industri.
Dalam sesi utama, dua narasumber dihadirkan untuk memberikan wawasan strategis dan teknis. Narasumber pertama, Dr. Fajriyati Mas’ud, S.T.P., M.Si. (Koordinator Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Kimia Industri, Politeknik Ujung Pandang), memaparkan materi berjudul “Integrasi Teaching Factory dalam Problem-Based Learning (PBL).” Beliau menjelaskan bahwa penggabungan TeFa dan PBL dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kontekstual dan menantang, sekaligus mengasah soft skill mahasiswa seperti pemecahan masalah dan kolaborasi.

Narasumber kedua, Prof. Dr. Ir. H. Darmawan, M.P. (Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan Periode 2016-2025), menyampaikan materi tentang “Tata Kelola Teaching Factory dan Penyusunan Dokumen Pendukung.” Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya dokumen formal seperti SNI yang mengacu pada ISO dan proses bisnis dalam pelaksanaan Teaching Factory.
Pada sesi tanya jawab, peserta webinar antusias menanyakan pengalaman nyata dalam mengelola TeFa secara berkelanjutan dan berorientasi industri. Interaksi yang terjadi selama webinar memungkinkan pertukaran ide dan praktik terbaik di antara para peserta.
“Webinar ini memberikan banyak insight yang aplikatif dan menarik, terutama tentang Teaching Factory di bidang kakao, serta langkah tepat untuk mengembangkan TeFa agar benar-benar terintegrasi dalam proses pembelajaran,” ungkap Koordinator CoE Cocoa FRC UGM, Sang Norma Lintang A., S.T., M.T.
Melalui kegiatan ini, Sekolah Vokasi UGM berharap dapat mendorong lebih banyak institusi pendidikan tinggi untuk mengembangkan Teaching Factory yang efektif, profesional, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Ini sejalan dengan tujuan SDGs untuk mempromosikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan setara serta peluang pembelajaran sepanjang hayat bagi semua.
Webinar ini juga menyoroti pentingnya kerjasama antara institusi pendidikan, industri, dan badan pemerintah untuk mendorong ekosistem yang mendukung diversifikasi industri dan inovasi dalam pendidikan vokasi. Dengan bekerja sama, para pemangku kepentingan dapat menciptakan kerangka kerja yang kuat yang meningkatkan akses terhadap pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk tantangan masa depan.
Sebagai kesimpulan, inisiatif CoE Cocoa FRC UGM ini merupakan langkah signifikan menuju pencapaian praktik pendidikan yang berkelanjutan di Indonesia, memastikan bahwa pelatihan vokasi tidak hanya relevan tetapi juga responsif terhadap tuntutan industri yang terus berkembang.