Yogyakarta, 4 Juli 2025 – Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) menerima kunjungan dari Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Dr. Mega Pinandito, M.Eng., beserta jajarannya. Kunjungan ini bertujuan mempererat sinergi antara pendidikan vokasi dan penguatan sistem kearsipan nasional. Acara berlangsung di Ruang 201, Lantai 2, Gedung Teaching Industry Learning Center (TILC), dan disambut hangat oleh pimpinan SV UGM serta dosen dari Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi (PARI) .

Dalam sambutan pembuka, Dekan SV UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., menegaskan komitmen SV UGM sebagai bagian dari Universitas Gadjah Mada dalam mencetak lulusan yang siap kerja dan adaptif terhadap perkembangan zaman. “Kami memiliki tiga gedung utama, yakni TILC, FRC, dan Pantja Dharma, yang menaungi delapan departemen dari rumpun saintek hingga soshum. Oleh karena itu, SV UGM kerap dijuluki sebagai ‘UGM kecil’,” ujarnya. Ia juga menyoroti keunggulan Prodi PARI sebagai salah satu program studi favorit yang relevan dengan kebutuhan tenaga arsiparis profesional di era digital. Lebih lanjut, Prof. Agus menyampaikan kesiapan SV UGM untuk memperluas kerja sama dengan ANRI, khususnya dalam penguatan sertifikasi profesi dan pengembangan sistem kearsipan digital melalui kolaborasi lintas disiplin dengan Departemen Teknik Elektro dan Informatika (DTEDI).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala ANRI, Dr. Mega Pinandito, M.Eng., menyampaikan pandangannya mengenai urgensi reformasi sistem arsip nasional. Ia menekankan pentingnya konversi arsip fisik ke digital secara sistematis dan terintegrasi. “Arsip adalah sesuatu yang sudah ditulis dan disimpan. Namun kini kita dihadapkan pada pertanyaan besar: bagaimana semua itu dapat dikonversi dan diakses secara digital secara efektif?” tuturnya. Ia juga menegaskan bahwa ke depan, lulusan kearsipan tidak hanya dipersiapkan untuk kebutuhan birokrasi, tetapi juga untuk sektor industri dan masyarakat luas. “Kami berharap lulusan kearsipan bisa lebih fleksibel dengan dukungan sertifikasi profesi yang tepat serta adaptif terhadap perkembangan teknologi,” tambahnya.
Dalam forum diskusi, Prof. Agus kembali menekankan bahwa SV UGM telah mempersiapkan langkah konkret untuk menghadirkan program sertifikasi profesi di bidang kearsipan. “Kami menyadari pentingnya pengakuan kompetensi yang terstandar secara nasional, dan siap bekerja sama dengan ANRI dalam menghadirkan skema sertifikasi yang relevan bagi lulusan kami,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Irfan Rizky Darajat, S.I.P., M.A., selaku Manajer Unit Keuangan, Aset, Sumber Daya Manusia, dan Sistem Informasi DBSMB, menjelaskan bahwa SV UGM telah melakukan berbagai upaya digitalisasi arsip, meskipun tantangan tetap ada. “Kami telah menggunakan berbagai aplikasi untuk mendigitalisasi arsip berbasis kertas. Namun, kami menyadari bahwa tantangan selanjutnya adalah mengelola hasil digitalisasi ini secara terpadu. Oleh karena itu, sinergi dengan ANRI sangat penting,” ujarnya.
Acara ini juga menjadi ajang sosialisasi berbagai program unggulan ANRI, termasuk inisiatif “Srikandi Arsip” yang bertujuan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam membangun sistem pengarsipan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Kepala ANRI pun mengundang SV UGM untuk terlibat aktif dalam program tersebut, termasuk menjajaki kerjasama riset dan pengembangan sistem berbasis teknologi informasi.
Pertemuan yang berlangsung dalam suasana akademik dan dialogis ini ditutup dengan harapan agar kolaborasi antara ANRI dan SV UGM dapat melahirkan kebijakan, program, dan inovasi yang memperkuat sistem kearsipan nasional serta mencetak lulusan kearsipan yang unggul dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kunjungan ini menjadi langkah strategis dalam penguatan pendidikan vokasi yang berbasis pada kebutuhan industri dan tata kelola pemerintahan modern.
Penulis: Febriana Trisnawati