Yogyakarta (21/04) – Bertepatan dengan Hari Kartini, 21 April 2022. Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan KEM KOMINFO RI menyelenggaran seminar yang dilaksanakan secara luring dan Daring. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ballroom Lt. 2 Sekolah Vokasi UGM. Tema seminar kali ini adalah “Bangun Budaya Sadar Bencana, Meminimalkan Risiko Bencana”, pada acara tersebut juga dilakukan diskusi mengenai berbagai macam topik terkait dengan tema Seminar.
Acara kali ini dihadiri oleh tamu-tamu penting yaitu bapak Dr. -Ing. Ir. Agus Maryono selaku Dekan Sekolah Vokasi UGM, bapak Drs. Wiryanta, M.A., Ph.D selaku Direktur Informasi, Komunikasi, Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan KEM KOMINFO RI. Kegiatan diskusi juga akan di pandu oleh ibu Dr. Devi Oktaviana Latif, ST, M.Sc. Selaku Dosen Departemen Teknik Sipil SV UGM , dan Narasumber pada diskusi kali ini, bapak Drs. Biwara Yuswantana, M.Si selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana DIY, bapak Teguh Sudibyo, ST, MT., Ph.D. Selaku Dosen Departemen Teknik Sipil SV UGM, ibu Dr. Suzie Handajani, M.A selaku Dosen Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM, dan kak Cindy Gulla selaku Content Creator / Influencer.
Pada kesempatan kali ini bapak Dr. -Ing. Ir. Agus Maryono selaku Dekan Sekolah Vokasi UGM berkesempatan menyampaikan sambutan. Beliau menyampaikan “Terimakasih kami ucapkan KEM KOMINFO RI yang telah mengajak Sekolah Vokasi UGM berkolaborasi untuk melaksanakan kegiatan ini. Ilmu Multidisipliner yang akan diterapkan akan menjadi bekal bagi kita di masa mendatang. Menuntut ilmu pengetahuan itu penting baik wanita maupun pria. Sekolah Vokasi adalah salah satu wadah untuk menimba Ilmu Disipliner, kekuatan Sekolah Vokasi UGM adalah Ilmu Disipliner.”
Diskusi pertama di pandu oleh bapak Drs. Biwara Yuswantana, M.Si, beliau memaparkan beberapa kondisi bencana alam yang terjadi di Yogyakarta. Beliau menyampaikan bahwa kesiapsiagaan masyarakat untuk menanggulangi bencana sangat diperlukan, beliau juga menyampaikan bahwa bencana alam yang bersifat mendadak atau tidak bertahap (gempa bumi), maka perlu dilakukan upaya penanggulangan bencana di daerah terkait.
Diskusi kedua di pandu oleh bapak Teguh Sudibyo, ST, MT., Ph.D. Beliau memaparkan mengenai penanggulangan bencana terutama gempa bumi dengan dikaitkan dengan konstruksi bangunan. Konstruksi bangunan di daerah rawan gempa perlu memperhatikan beberapa aspek-aspek penting guna meminimalisir terjadinya dampak gempa bumi. Beliau juga menjelaskan mengenai bagian-bagian penting dalam konstruksi bangunan yang dapat dijadikan patokan dalam pembangunan di daerah rawan gempa bumi.
Diskusi ketiga di pandu oleh ibu Dr. Suzie Handajani, M.A, beliau memaparkan mengenai bencana alam yang terjadi di Indonesia dikaitkan dengan keadaan sosial yang terjadi. Beliau menyampaikan bahwa menjadi seorang relawan harus paham akan kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana. Keperluan-keperluan pribadi wanita/pria harus disiapkan sesuai kebutuhan, hal tersebut sangat dibutuhkan guna memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang terdampak bencana. Beliau menegaskan bahwa pelatihan penanggulangan bencana sangat diperlukan bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
Diskusi keempat dilanjutkan dengan dipandu oleh kak Cindy Gulla, beliau memaparkan mengenai bagaimana kalangan muda menggunakan sosial media dengan bijak. Pada kesempatan kali ini beliau juga memberi pesan agar memperhatikan informasi yang diterima, tidak serta merta menerima informasi. Halini dikhawatirkan terjadi salah faham yang dapat merugikan beberapa pihak.
Dari paparan 4 narasumber yang telah disampaikan dan didiskusikan bersama dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat harus mengetahui bagaimana cara menanggulangi bencana, cara membangun bangunan (rumah) dengan konstruksi bangunan yang kuat di daerah rawan gempa bumi, cara menjadi relawan yang paham akan kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana alam dan juga masyarakat perlu menggunakan media sosial dengan bijak, misalnya menggunakannya untuk mempelajari hal-hal yang perlu dilakukan dalam kondisi darurat atau digunakan untuk mencari informasi mengenai bencana alam yang terjadi di daerah sekitar.
Tidak kalah menarik, acara tersebut juga menampilkan pertunjukan gamelan oleh GASITA dan Pertunjukan Wayang Kulit Lakon: “Semar Kuning” Oleh Ni Bernadheta Astri Putri Nugraheni (Dalang Wayang Kulit Purwa), iringan: Grup Kaesthi Yogyakarta. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan edukasi baru mengenai penanggulangan bencana bagi masyarakat terutama generasi muda saat ini. Memanfaatkan Ilmu Multidisipliner yang dapat dikolaborasikan guna meningkatkan ilmu pengetahuan terkait penanggulangan bencana di Indonesia.
Penulis: Ananda Nisrina M