Arsip:

2018

3 Mahasiswa/i Sekolah Vokasi UGM Raih Gold Medal di Ajang Kompetisi AISS Kuala Lumpur 2018

Tiga Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM berhasil meraih prestasi di ajang Internasional dengan menyabet gelar1st Winner Of The Best Paper Group and Presentation dalam ASEAN Islamic Student Summit  yang diselenggarakan di International Islamic University Malaysia, Kuala Lumpur pada 14 – 17 November 2018.

Tiga mahasiswa yakni Yohanna Budi Prasetiya (D3 Teknologi Listrik 2016), Ayuk Istighfarani (D3 Ekonomika Terapan 2016) dan Isnadiya Asyhara (D3 Bahasa Korea 2018) tersebut berhasil meraih Gold Medal dalam kompetisi paper dengan judulnya“Young Moeslim Entrepreneurs as a Da’wah Opportunities in The Era of Globalization”.

Pemilihan judul tersebut menimbang karena saatini era globalisasi tidak dapat dibendung lajunya yang telah memasuki setiap sudut negara. Karena era inilah yang menghendaki setiap Negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar Negara maupun individu. Sehingga ini lah yang mengaitkan dakwah Islam era globalisasi ini, tentunya harus ada upaya – upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan dengan keadaan zaman. Begitu pun di era globalisasi dakwah melalui entrepreneurs cukup efektif untuk dilakukan, terlebih lagi jika yang melakukan dakwah itu adalah anak – anak muda. Karena era saat ini sangat erat kaitannya dengan generasi milenial.

Bukti implementasi dari paper tersebut mengambil contoh dari salah satu anggota tim kolaborasi antara mahasiswa UGM dan UNSRI yang telah berhasil mendirikan danbook_sumsel dan @danbook_bengkulu, dalam waktu dua minggu, sudah mampu membuka tempat di dua provinsi sekaligus yang masih berdiri sampai sekarang. Founder danbook tersebut yaitu Hamdani Sumantri (Sosiologi 2015 UNSRI).

379 Lulusan Program Diploma Diwisuda pada Periode I Bulan November 2018

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mewisuda dan meluluskan 1.710 wisudawan program Sarjana dan Diploma. Lulusan dari jenjang diploma sebanyak 379, termasuk 83 wisudawan dari program D4. Masa studi rata-rata untuk untuk program diploma adalah 3 tahun 3 bulan dengan waktu studi tersingkat untuk  diraih oleh Rohmatul Ummah dari Prodi D3 Manajemen, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun 9 bulan 6 hari.

Lulusan termuda untuk program diploma, diraih oleh Elinda Prima Fitryana Dewi dari Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, yang lulus pada usia 19 tahun 10 bulan 11 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rerata untuk lulusan program diploma adalah 3,29 dan untuk wisudawan yang meraih IPK tertinggi adalah Devi Wardhani Paramesywari dari Prodi D3 Bahasa Jepang, Sekolah Vokasi, yang lulus dengan IPK 3,94.

Setiap Departemen di Sekolah Vokasi meluluskan sejumlah Wisudawan/ Wisudawati yang terdiri dari: 14 Mahasiswa/i dari Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner (THV); 28 Mahasiswa/i dari Departemen Layanan dan Informasi Kesehatan (DLIKES); 55 Mahasiswa/i dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika (DTEDI); 30 Mahasiswa/i dari Departemen Teknologi Kebumian (DTK); 104 Mahasiswa/i dari Departemen Teknik Mesin (DTM); 40 Mahasiswa/i dari Departemen Teknik Sipil (DTS); 79 Mahasiswa/i dari Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) dan 27 Mahasiswa/i dari Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB).

Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di UGM. Kepada para wisudawan baru, Rektor menegaskan bahwa masa depan bangsa Indonesia kelak berada di tangan anak-anak muda sekarang ini. Rektor menyampaikan rasa optimisnya tentang peran anak muda yang telah melahirkan ide kreatif dalam bidang teknologi dan wirausaha sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, kata Rektor, kita menyaksikan banyak sekali anak-anak muda yang mendirikan berbagai usaha rintisan atau startup company dengan ide-ide cemerlang yang dapat mengubah dunia. “Mereka mendirikan wirausaha sosial dengan tujuan mulia, memadukan keahlian berwirausaha dengan ketulusan hati untuk membantu sesama manusia. Kami berharap saudara menjadi bagian dari terobosan ini,” katanya.

Sebagai lulusan UGM, kata Rektor, para wisudawan diharapkan bisa menjadi motor perubahan untuk mewujudkan pembangunan nasional berbasis pengetahuan dan teknologi di era disrupsi. Meski begitu, ia meminta para lulusan UGM juga dapat selalu dapat memberikan kesejukan di tengah situasi masyarakat yang saat ini terus diwarnai dengan berbagai polemik. “Mari kita selalu mengedepankan persaudaraan, persatuan, keamanan dan kedamaian dalam bermasyarakat,” katanya.(ugm.ac.id)

SV UGM selenggarakan Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2018 bertema “Sinergi Pendidikan Tinggi Vokasi dan Industri dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0”

SV UGM selenggarakan Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2018 di Garden Room Hotel Eastparc Yogyakarta, Sabtu (13/10) yang lalu. Seminar tersebut mengusung tema “Sinergi Pendidikan Tinggi Vokasi dan Industri dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0”. Sekretaris Jendral Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Dr. Haris Munandar N, dalam pidatonya disampaikan bahwa sinergi antara Industri dan Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0.

“Kita hari ini dituntut menghadapi Revolusi Industri 4.0 tetapi sayang sumber daya manusia kita masih 0.4,” tutur Dr. Haris yang disambut tawa para hadirin. Dalam penjelasan paparannya yang berjudul “Making Indonesia 4.0” tersebut, Dr. Haris melanjutkan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementrian Perindustrian berfokus pada sepuluh prioritas untuk mewujudkan “Making Indonesia 4.0”: perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar sustainability, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan kebijakan.

Hari ini pemerintah, lanjut Dr. Haris, sedang berfokus pada lima sektor Industri 4.0 yakni makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, dan elektronik. Lima hal ini akan direspon dengan aksi segera (quick wins) dengan pemberian insentif teknologi, investor roadshow, pusat inovasi, dukungan untuk UMKM dan upskilling dan reskilling melalui penguatan pendidikan vokasi. “Di sinilah ketemunya sinergi antara industri dan pendidikan tinggi, lebih khusus vokasi,” tuturnya.

Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM yang menjadi pembicara kunci kedua menyampaikan bahwa hari ini talent menjadi salah satu dari 12 faktor daya saing ekonomi. Dalam paparannya ia menjelaskan ada enam talent yang dibutuhkan dalam bisnis keuangan modern. “Enam hal tersebut adalah fintech and digital application, social entrepreneurship, forensic accountant, shariah finance, crowdfunding, dan cyptocurrency,” tutur Dr. Anggito yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Republik Indonesia ini.

Kebijakan pendidikan vokasi adalah “education follow industry”, lanjut Dr. Anggito. Hari ini pertumbuhan industri, lebih khusus keuangan berjalan begitu cepat. “Kita hari ini tertinggal lebih dari 20 tahun merespon hadirnya fintech,” Dr. Anggito memberi contoh. Maka, dengan keunggulan di praktek dengan proporsi 70% yang program studinya lebih berbasis kompetensi dan orientasinya siap pakai, Dr. Anggito di akhir presentasinya mengingatkan bahwa lima hal yang menjadi tantangan pendidikan vokasi, lebih khusus industri keuangan adalah literasi, inklusi dan ekspansi kuangan, aplikasi fintech dan digital yang dinamis, kesiapan SDM profesional dan terapan, kompetensi sesuai kebutuhan industri serta regulasi dan kebijakan pemerintah.

Setelah general session, SNTT 2018 dilanjutkan dengan paralel session. Sebanyak 152 presenter dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia memaparkan hasil penelitiannya yang dibagi dalam delapan ruang berdasarkan simposianya. “Alhamdulillah semua berjalan baik. Kita berusaha memperbaiki dari penyelenggarakan tahun lalu. Jika masih terdapat kekurangan semoga bisa disempurnakan dalam SNTT tahun mendatang,” tutur Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, Ketua Panitia SNTT 2018 dari Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya yang merupakan doen Program Studi Diploma Kepariwisataan.