Gandeng Lima Industry, Sekolah Vokasi Kembangkan Kerjasama untuk Pendirian D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis

Yogyakarta (24/03/18) – Sekolah Vokasi (SV) UGM melangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama dengan PT. Global Systech Medika, Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan (ALFAKES), Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (GAKESLAB), Ikatan Elektromedis Indonesia (IKATEMI), dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Elektromedik Indonesia (ARTEMI) hari ini di Ruang Arimbi Hotel Cakra Kembang Yogyakarta.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan dari beberapa stakeholder di bidang medik dan perwakilan lintas fakultas ini dibuka dengan sambutan Ketua Departement Layanan Informasi Kesehatan (LIKES) SV UGM Nur Rohman, S.Si., M.Kom. Dalam paparannya, Nur Rohman menyampaikan visi departemen untuk menjadi pelopor pendidikan vokasional di bidang medik. Saat ini LIKES memiliki dua program studi yaitu  Rekam Medis dan D4 Bidan Pendidik.

“Mimpi kami tidak hanya memiliki dua program studi, dan hari ini adalah momentum kami untuk memulai mimpi kami mendirikan satu program studi baru yang kita namakan D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis (TERM),” tegasnya.

Lebih lanjut, Nur menambahkan bahwa bantuan stakeholder sangat diharapkan untuk mewujudkan D4 TERM. Bantuan dalam bentuk ide, gagasan, kurikulum, tenaga pengajar, tempat praktik kerja lapangan, hingga serapan lulusan nantinya tepat sasaran.

Senada dengan yang disampaikan oleh Nur, Dekan SV UGM Wikan Sakarinto, Ph.D yang hadir untuk membuka acara ini menyampaikan bahwa antara pendidikan dan industri harus “linked and matched”, yang artinya harus dirancang menjadi basis perencanaan dan pengembangan inovasi akademik. Implementasi “linked and matched” dapat diwujudkan dalam konsep yang lebih detail dan komprehensif yang disebut dengan “Teaching Industry”. Dalam konsep “Teaching Industry,” industri berperan sebagai bagian dari proses pembelajaran vokasional, misalnya dengan menyediakan tempat praktik kerja lapangan.

“Sekarang tidak ada kompetisi di dalam negeri, adanya sinergi,” tutupnya.

Untuk memantapkan langkah pendirian D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis, pada kesempatan ini juga diadakan workshop dengan tema Pendidikan Kolaboratif Lintas Fakultas. Narasumber yang hadir yakni Ir. Supardjo, Dipl. IM, M. Kes. dari ALFAKES, Rd. Kartono Dwidjosewojo dari GAKESLAB, Her Gumiwang Ariswati, S.T, M.T. dari APTEMI, dan Agus Komarudin, S.T., M.T. dari IKATEMI.

Industri meyakinkan bahwa Sumber Daya Alam (SDM) yang handal khususnya dalam bidang elektromedis memang dibutuhkan. Untuk mempersiapkannya, tentunya dibutuhkan kerjasama industri dengan institusi karena Indonesia saat ini membutuhkan setidaknya 21.000 SDM yang siap bekerja.

“UGM bisa tidak memenuhi target ini?” tanya Raden Kartono yang disambut tepuk tangan audience.

Dari workshop ini, dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang berbau teknologi tidak hanya laku di Indonesia. Ke depannya, ada harapan bahwa SDM dalam negeri dengan sentuhan teknologi mampu memproduksi alat sendiri (tidak selalu impor). Sebagai calon user yang akan memanfaatkan lulusan SV, pada prinsipnya industri mendukung penuh pendirian D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis.