Mahasiswa SV UGM Ciptakan Solusi Tepat Pengeringan Kain Batik dikala Cuaca Tak Menentu

Pandemi Covid-19 tidak menghalangi mahasiswa UGM untuk tetap mengembangkan kreativitasnya dalam berkontribusi membantu masyarakat. Salah satunya adalah tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PKM-PI) tahun 2021 yang didampingi oleh dosen pembimbing Harjono S.T., M.T., yang berhasil menciptakan alat yang mampu menjadi problem solved bagi salah satu sentra batik yang berasal dari Kulon Progo yaitu UMKM Sinar Abadi Batik. 

Saat TIM PKM-PI berkunjung ke mitra, UMKM Sinar Abadi Batik mengungkapkan mengenai permasalahan yang dialami mitra dalam mempertahankan kestabilan hasil produksi kain batik. 

“Selama ini hasil produksi kain batik milik kami sering mengalami pasang surut. Jadi hasilnya tidak pasti Mas, sehari bisa maksimal produksi 60 kain, tapi kadang 30 kain saja. Ini akibat cuaca yang tidak bisa diprediksi, yang pengaruh ke proses pengeringan kain batik.” Ungkap Bapak Subi selaku penanggungjawab mitra.

Selain itu, mitra juga menjelaskan jika cuaca dapat diprediksi tetap harus berhati-hati dalam proses pengeringan karena sifat penjemuran kain batik tidak boleh terpapar sinar matahari langsung, juga tidak boleh hanya dikeringkan dengan metode angin-angin. Permasalahan berkaitan hasil produksi paling parah dialami saat musim penghujan, karena hasil produksi bisa turun hingga 50%. Produksi yang turun akan berdampak pula pada omset yang ikut menurun.

Berdasarkan permasalahan tersebut 5 (lima) mahasiswa Sekolah Vokasi UGM yaitu Catur Wardana (Teknologi Rekayasa Mesin), Robertus Tirta Kuncuroadi (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat ), Arvieka Gusta Pramudya (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol), Santi Rahayu (Teknologi Rekayasa Mesin) dan Arya Amanda Putra (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat) memberikan inovasi kreatif dengan membuat sebuah alat pengering batik yang memanfaatkan kalor air sebagai pemanas. Kalor air tersebut diolah melalui sistem menjadi udara panas yang akan disebarkan ke ruang pengering hingga rata-rata suhu ruang pengering tercapai 42 °C sehingga kain batik cepat mengering. Sistem ini terintegrasi terpusat dan dapat dikontrol secara otomatis.

Catur menuturkan bahwa dengan terealisasinya PKM-PI ini diharapkan akan memudahkan dan membantu mitra dalam proses pengeringan kain batik sehingga mampu menyingkat waktu pengeringan, efisiensi kerja yang berdampak pada kestabilan hasil produksi tanpa khawatir jika menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu namun tetap menjaga kualitas kain batik itu sendiri, dan juga berharap alat ini banyak dibuat di UMKM batik lain agar tidak hanya UMKM Sinar Abadi Batik saja yang dapat merasakan manfaat dari alat ini.

Penulis: Catur Wardana

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*