Peran Fabrication Laboratory SV UGM sebagai Pemberdayaan Masyarakat Kulon Progo

Kulon Progo (31/5) – Gedung Field Research Center (FRC) Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dilengkapi dengan berbagai fasilitas inkubasi bidang teknologi antara lain pengolahan kakao, wood pellet, pengolahan susu kambing, dan teknologi lain yang sinergi dengan kebutuhan masyarakat khususnya Kulon Progo. UGM sebagai institusi pendidikan mempunyai peranan dalam mempercepat pengembangan sumber daya manusia di Yogyakarta khususnya Kulon Progo dalam rangka mengakselerasi peningkatan kualitas produk lokal khususnya pertanian dan peternakan. FRC diharapkan menjadi sebuah ekosistem pendidikan dan pengajaran yang memegang peranan dalam menciptakan solusi atas suatu masalah, serta mendidik dan menghilirisasi luarannya kepada industri dan masyarakat. 

Fabrication Laboratory (Fab Lab) merupakan sebuah ekosistem inovasi terbuka berslogan “Making (Almost) Anything”. Pendirian Fab Lab ini merupakan salah satu upaya UGM dan Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Technical Cooperation Project untuk memberdayakan masyarakat Kulon Progo dengan  pendekatan open innovation (inovasi terbuka) yang mengusung tema Jogja Open Innovation for Community Enhancement (JOICE). Dengan adanya Fablab, masyarakat diharapkan dapat mencari solusi-solusi teknis atas permasalahan ataupun menjadi tempat dikembangkannya inovasi berbasis potensi lokal Kulon Progo. 

Fab Lab digagas oleh profesor Neil Gershenfeld di The Center for Bits and Atoms, Massachusetts Institute of Technology (MIT). Idenya sederhana yaitu menyediakan lingkungan, keterampilan, bahan dan teknologi canggih untuk membuat berbagai hal dengan murah dan cepat di mana saja di dunia. Fab Lab memberikan keuntungan antara lain berkurangnya risiko investasi awal dengan memungkinkan pengusaha kecil dan menengah untuk melakukan prototipe dengan murah. Selain itu juga dimungkinkan pembuatan sejumlah produk secara berbeda menggunakan bahan-bahan lokal berdasarkan kebutuhan lokal. Keuntungan lainnya adalah terfasilitasinya pembentukan masyarakat yang berorientasi pada daur ulang melalui daur ulang bahan limbah lokal dan timbulnya kontribusi nyata untuk merealisasikan masyarakat rendah karbon dengan mengganti transportasi produk dengan transmisi data.  

Dalam rangka memperkenalkan open innovation berbasis Fablab tersebut, pada Selasa 31 Mei 2022, UGM bersama JICA menggelar Ideathon 2022 dengan tema “Jogja Open Innovation for Community Enhancement”. Ideathon yang digelar di Gedung Field Research Center, Kulonprogo ini bertujuan untuk mencari ide-ide inovatif untuk mencari solusi atas beberapa permasalahan yang dihadapi masyarakat Kulonprogo. Pada masa inisiasi ini, Fablab akan fokus pada pengembangan prototype untuk Smart Agriculture, Goat Milk dan Wood Pellet.  

“Pada saat ini UGM fokus pada 3 tema utama yakni pertanian, peternakan dan kehutanan karena kami sadar bahwa sebagian besar masyarakat Kulonprogo menggantungkan hidupnya pada ketiga sektor tersebut,” ujar Wakil Rektor UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. 

Dengan pendekatan open innovation, ide atau solusi diharapkan tidak hanya datang dari perguruan tinggi, tetapi juga bisa hadir dari petani dan juga dunia usaha. Oleh sebab itu, dalam Ideathon ini, peserta yang terlibat tidak hanya datang dari mahasiswa tetapi juga siswa SMK Pertanian Nanggulan, kelompok tani dan juga industri dan start-up.  

“Fablab ini kita harapkan dapat mengungkit perekonomian Kulonprogo karena permasalahan yang dihadapi akan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Dan yang tidak kalah penting adalah sarana ini dapat menarik perhatian generasi muda untuk bekerja di bidang pertanian. Sekarang bertani tidak harus berpanas-panas dan kotor-kotor di sawah tetapi bisa sambil rebahan di rumah menggunakan teknologi internet,” harap Kepala Bappeda Kulonprogo, Triyono, S.IP, M.Si. 

Para petani juga menyambut baik pendirian sarana Fablab ini. Mereka berharap dengan adanya Fablab, masalah yang mereka hadapi di lahan dapat teratasi. “Bila saya sakit itu saya pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk cari obat. Dulu bila saya ada masalah di ladang, saya bingung mau kemana. Tapi sekarang saya tahu saya bisa mencari solusi di Fablab ini,” ujar Ketua Kelompok Tani Sido Dadi, Ngatimin. 

 

Penulis dan Dokumentasi: Humas SV UGM

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*