Yogyakarta, Oktober 2025 — Tim peneliti dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada telah menyelesaikan penelitian yang mengkaji bagaimana merek-merek multinasional di Indonesia membangun strategi penceritaan (storytelling) di platform Instagram Reels. Penelitian ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta memberikan pemahaman baru tentang bagaimana narasi digital membentuk keterlibatan audiens di era komunikasi visual singkat.

di Instagram Reels
Melalui pendekatan analisis naratif, analisis leksikal berbasis korpus menggunakan perangkat lunak AntConc, dan analisis retorika, penelitian ini menganalisis konten Instagram Reels dari tiga merek multinasional, yaitu @traveloka.id, @google.indonesia, dan @lorealindonesia.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan strategi naratif yang menonjol pada ketiga merek tersebut. Akun @traveloka.id banyak menggunakan narasi perjalanan pribadi, menampilkan pengalaman nyata pengguna untuk membangun kedekatan emosional dan kepercayaan. Sedangkan akun @google.indonesia menonjolkan narasi edukasi dan solusi teknologi, yang menekankan inovasi serta aksesibilitas dalam transformasi digital di Indonesia. Yang terakhir, akun @lorealindonesia mengangkat narasi transformasi diri dan pemberdayaan, terutama menyasar audiens muda dan perempuan melalui pesan kepercayaan diri, keberagaman, dan makna kecantikan yang inklusif. Dari analisis leksikal menggunakan analisis berbasis korpus, ditemukan beberapa kata dominan yang digunakan dalam reels ketiga akun merek tersebut, antara lain: travel, explore, beauty, confidence, innovation dan solution. Dari analisis retorika, reel dari @traveloka.id menonjolkan pathos untuk membangun koneksi dan trust; reel dari akun @google.indonesia menggunakan logos untuk menonjolkan inovasi dan manfaat, dan reel dari akun @lorealindonesia menggunakan kombinasi ethos dan pathos untuk menumbuhkan kepercayaan dan inspirasi.
Penelitian ini menegaskan bahwa storytelling dalam media sosial tidak sekadar alat promosi, melainkan juga tindakan wacana (discursive act) yang berperan dalam membentuk nilai-nilai sosial dan meningkatkan literasi digital masyarakat. Melalui analisis linguistik terhadap pilihan kata dan gaya retorika, penelitian ini memberikan bukti bagaimana komunikasi korporat dapat sejalan dengan narasi keberlanjutan global.
“Storytelling digital tidak hanya soal menjual produk, tetapi juga tentang membangun nilai dan aspirasi,” ujar peneliti utama. “Melalui konten Reels, merek-merek ini berupaya menciptakan makna dan hubungan yang relevan dengan masyarakat digital Indonesia.”
Hasil penelitian ini berkontribusi pada pengembangan kajian linguistik terapan dan komunikasi digital, khususnya dalam memahami bagaimana merek multinasional menyesuaikan narasi global mereka agar selaras dengan konteks lokal Indonesia.
Penelitian ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Gadjah Mada dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam mendorong praktik komunikasi yang inklusif, kreatif, dan bertanggung jawab di era ekonomi digital.
Penulis: Erlin Estiana Yuanti