Pada tahun 2025, Indonesia menyaksikan transformasi signifikan di bidang hubungan masyarakat (humas) melalui integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam penyusunan konten. Komunikasi yang efektif merupakan fondasi utama bagi keberhasilan setiap kemitraan dan kolaborasi, sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goal (SDG) 17: Partnerships for the Goals. Dalam konteks ini, humas memegang peranan krusial sebagai fasilitator yang memungkinkan penyampaian pesan yang terarah dan tanpa hambatan di antara para pemangku kepentingan secara global.

Kemajuan teknologi telah berperan penting dalam membantu proses penciptaan pesan tertulis. AI, khususnya, telah muncul sebagai alat yang kuat yang mempermudah penyusunan konten humas. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memungkinkan para profesional humas untuk fokus pada komunikasi strategis daripada tugas-tugas rutin.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim Nabilla Kusuma Vardhani mengeksplorasi bagaimana berbagai penulis konten humas di Indonesia memanfaatkan AI. Penelitian ini melibatkan wawancara dengan beberapa pembuat konten untuk memahami sejauh mana pemanfaatan AI dalam pekerjaan mereka. Temuan tersebut mengungkapkan beragam alat AI yang digunakan pada berbagai tahap pengembangan konten.
Salah satu wawasan kunci dari wawancara adalah identifikasi aplikasi AI spesifik yang digunakan dalam humas. Selain itu, studi ini menyoroti tahap-tahap di mana AI diintegrasikan ke dalam proses penyusunan konten. Dari penelitian awal dan pengumpulan data hingga penyusunan dan pengeditan, AI terbukti menjadi aset yang berharga. Misalnya, AI dapat membantu dalam menghasilkan ide topik berdasarkan isu-isu yang sedang tren, sehingga memastikan bahwa kampanye humas tetap tepat waktu dan berdampak.
Namun, penerapan AI dalam humas tidak tanpa tantangan. Penelitian ini juga membahas kerangka regulasi yang mengatur penggunaan AI di berbagai perusahaan. Ditemukan bahwa meskipun beberapa organisasi telah menetapkan pedoman yang jelas untuk penerapan AI, yang lain masih menghadapi kompleksitas pertimbangan etis dan privasi data.
Seiring dengan perkembangan lanskap hubungan masyarakat, pentingnya kemitraan global tidak dapat diabaikan. Penggunaan AI yang efektif dalam penyusunan konten tidak hanya meningkatkan komunikasi dalam organisasi tetapi juga memperkuat kolaborasi lintas batas. Dengan mendorong budaya inovasi dan adaptabilitas, para profesional humas dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai SDGs.
Sebagai kesimpulan, integrasi AI dalam penyusunan konten humas di Indonesia menandai momen penting dalam industri. Saat organisasi mengadopsi kemajuan teknologi ini, potensi untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi tumbuh secara eksponensial. Temuan dari penelitian Nabilla Kusuma Vardhani menjadi bukti kekuatan transformatif AI dalam membentuk masa depan hubungan masyarakat.