Gunungkidul, Juli 2025 — Dosen Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengembangkan kegiatan Cultural Tour “Grogol Kaloka Experience” di Kalurahan Grogol, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Road to Jogja International Kite Festival (JIKF) 2025, sebagai pra-event menuju festival layang-layang internasional yang akan digelar di Yogyakarta.

Cultural Tour ini dirancang untuk memperkenalkan kekayaan budaya, tradisi, dan kehidupan masyarakat pedesaan Grogol kepada para tamu dan peserta JIKF. Melalui pendekatan community-based tourism, peserta tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga ikut mengalami langsung proses budaya, belajar tentang kearifan lokal, serta berinteraksi dengan warga desa.
Rangkaian kegiatan dimulai di Balai Kalurahan Grogol, dengan penyambutan tamu melalui tarian tradisional. Peserta kemudian mengikuti tur budaya edukatif selama dua jam. Di Sanggar Karawitan Anak, peserta menikmati alunan musik gamelan sambil menyanyi, menari, dan memainkan perangkat gamelan bersama anak-anak Grogol.
Setelah itu, peserta mengunjungi lokasi produksi tempe tradisional untuk mempelajari cara pembuatannya sambil menikmati musik Gejlok Lesung yang dimainkan oleh ibu-ibu lanjut usia. Peserta juga terlibat dalam pembuatan sarang nasi, wadah anyaman daun kelapa yang digunakan untuk menyajikan nasi dalam tradisi Rasulan — bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil bumi dan kebersamaan sosial.
Acara berlanjut dengan makan siang bersama warga, di mana seluruh tamu menikmati nasi berkat khas Grogol sambil dihibur oleh pertunjukan tari tradisional di pendapa balai kalurahan. Rangkaian kegiatan ditutup dengan Festival Layang-Layang Anak Grogol Kaloka, yang menampilkan kreativitas dan keceriaan anak-anak desa dalam lomba layang-layang di Lapangan Grogol Kaloka.
Kegiatan ini melibatkan Dosen Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata SV UGM, Dinas Pariwisata DIY dan Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah Kalurahan Grogol, serta mahasiswa KKN UGM. Kolaborasi ini memperkuat posisi Desa Wisata Grogol Kaloka sebagai destinasi edukatif dan inspiratif yang menggabungkan pembelajaran budaya, pelestarian tradisi, dan pemberdayaan masyarakat menuju pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Inisiatif ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 10 (Berkurangnya Kesenjangan), dan SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan). Melalui kegiatan Cultural Tour, masyarakat desa memperoleh peluang kerja dan pendapatan baru—mulai dari pemandu wisata, penari, pengrajin sarang nasi, hingga pelaku kuliner lokal. Setiap aktivitas dirancang untuk memperkuat ekonomi kreatif berbasis budaya, mendorong praktik pariwisata yang adil dan inklusif, serta memastikan manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh warga.