Arsip:

Rilis Berita

Gandeng ADR Grup, SV UGM Siap Berkolaborasi

Rabu (11,7), ADR Grup identik dengan PT Selamat Sempurna Tbk, produsen spare part otomotif kelas dunia. Berawal dari bengkel yang memproduksi radiator pada 1973 silam, produk suku cadangnya kini sudah diekspor ke lebih 100 negara. Saat ini 70% diekspor dan 30% digunakan untuk konsumsi domestik. ADR Group memfokuskan kegiatannya dalam produksi dan distribusi komponen otomotif.

Bertempat di Hall Perpustakaan (11/7), Sekolah Vokasi UGM diwakili Dekan Wikan Sakarinto, Ph. D dan PT Selamat Sempurna Tbk (ADR Group Companies) diwakili Kepala Divisi Human Capital ADR Group Companies Automotive Division Anton Saptorahardjo menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang berlaku tiga tahun kedepan. Isi MoU dikonsepkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan industri dan institusi saat ini. Penyediaan tempat magang, job fair dan rekrutmen kerja dari serapan mahasiswa dan alumni Sekolah Vokasi menjadi prioritas.

Dalam sambutannya Wikan menyampaikan harapan dari penandatanganan MoU ini untuk kedua belah pihak supaya benar-benar bisa “menikah” yang artinya link and match dari point-point kerjasama bisa dilaksanakan dan menghasilkan. Mahasiswa dan alumni harus memiliki hard skill dan soft skill yang seimbang, bahaya jika hanya imbang salah satu. “Hard skill akan mengantar Anda hingga meja interview, soft skill yang akan mengantar anda menuju kesuksesan interview kerja,” ungkapnya.

Hal serupa juga diungkapkan Anton dalam materi kuliah umum yang disampaikannya. Mengusung tema “cara efektif menghadapi interview dan focus group discussion untuk seleksi pekerjaan. Sebagai Head Division Human Capital, Anton memiliki berbagai pengalaman menginterview calon pekerja, hal ini mendorongnya untuk memberikan kiat-kiat sukses menghadapi interview kerja.

Di mulai dengan menyesuaikan kebiasaan budaya kerja dengan calon perusahaan yang dilamar, menggambarkan pengalaman saat organisasi, aktifitas harian atau hal-hal lain yang tidak dimiliki orang lain, membuat list hal-hal yang bisa dilakukan, mencoba membiasakan latihan interview, dan tentu memiliki reputasi di media online.

“Jangan abaikan, hati-hati jangan sesekali meninggalkan jejak negatif di sosial media,” pesannya.

Dijaman ini media sosial menjadi kebutuhan semua orang, tidak jarang bagi perusahaan yang ingin menggali informasi pribadi calon karyawannya dengan mengunjungi media sosial yang dimilikinya. Sehingga selain hal-hal teknis kepiawaian menjawab pertanyaan-pertanyaan interviewer hal ini juga menjadi sorotan yang harus diperhatikan.

Mempersiapkan jawaban terbaik juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Anton juga membagikan pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan perusahaan dalam interview kerja beserta jawaban terbaiknya. Antara lain keharusan menceritakan tentang diri sendiri, kelebihan dan kelemahan, kenapa sebuah perusahaan harus menerima  pelamar, dan hal terakhir yang perlu disiapkan adalah pertanyaan dan harapan di akhir interview oleh pelamar.

“Kira-kira di masa mendatang peluang perkembangan perusahaan dan tantangan apa yang dihadapi perusahan?” contohnya.

Anton menjelaskan jika hal ini menunjukan pelamar mampu berfikir visioner kedepan. Tak lupa ucapan terima kasih dan harapan untuk bisa bergabung diperusahaan yang di lamar menjadi penutup manis sesi interview. Menghadapi sesi FGD hal yang terpenting harus dilakukan adalah harus ikut berkontribusi tetapi jangan mendominasi.

“Upayakan untuk menguasai materi, tidak out of topic, dan tentu memberi kesempatan lainnya untuk mengutarakan pendapatnya juga,” tutupnya.

Pemanfaatan Senyawa Etanolik pada Bunga Bintang Lima sebagai Obat Mata Berbasis 3M

Yogyakarta, Melihat banyaknya penggunaan obat-obatan alami di tengah masyarakat, mahasiswa SV UGM tertarik melakukan penelitian untuk menguji secara ilmiah kandungan bunga bintang lima yang sudah sering digunakan masyarakat sebagai obat mata. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji apakah bunga bintang lima mengandung zat yang dapat mengobati penyakit mata, khususnya iritasi mata. Masyarakat pedesaan, salah satunya di Yogyakarta, sering memanfaatkan obat tradisional untuk mengobati penyakit tertentu sesuai anjuran yang sudah turun temurun. Penggunaan obat tradisional dilakukan masyarakat karena bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, tanpa efek samping, serta harganya yang relatif lebih murah. Salah satu wujud dari pemanfaatan bahan alam tersebut adalah penggunaan bunga bintang lima (Isotoma longiflora) sebagai obat iritasi mata, seperti mata gatal, mata merah karena infeksi, terlalu lama menatap ponsel atau komputer, dan gangguan mata lainnya.

Iritasi mata yang paling sering terjadi adalah iritasi mata pada selaput konjungtiva yang disebut dengan konjungtivitis. Konjungtivitis ialah radang pada konjungtiva yang dapat disebabkan oleh bakteri, klamidia, virus, parasit, riketsia, alergi, dan radiasi sinar ultraviolet (fotoelektrik). Konjungtivitis merupakan penyakit mata tersering yang menyebabkan keluhan mata merah. Insidensi di Indonesia mencapai 73% dari total kunjungan di poli mata pada tahun 2009. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, riketsia, dan radiasi elektromagnetik. Dari hasil penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa kandungan yang terdapat dalam etanol dapat memberikan aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen yaitu Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typi, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus mutans, dan Vibrio sp. Bunga bintang lima yang digunakan sebagai obat mata oleh masyarakat dideterminasi di Fakultas Biologi UGM untuk menjelaskan secara detail spesifikasi dari bunga tersebut.

Kemudian, untuk membuktikan adanya khasiat anti bakteri, kami melakukan pengujian keberadaan senyawa etanolik pada bunga bintang lima di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Pengujian yang dilakukan berupa uji fitokimia ekstrak bunga bintang lima secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendapatkan ekstrak bunga bintang lima, kami membuat ekstrak dengan proses ekstraksi maserasi di LPPT UGM. Hasil uji fitokimia ekstrak menunjukkan bahwa bunga bintang lima memiliki kandungan senyawa etanolik yang meliputi 4,71% alkaloid, 39,80% tannin, 1,90% flavonoid, 35,14% saponin, dan 1,21% steroid. Lima jenis senyawa tersebut merupakan senyawa etanolik yang dapat menghambat berkembangnya bakteri. Karena bunga bintang lima memiliki komposisi senyawa etanolik, maka bunga bintang lima berpotensi sebagai obat iritasi mata.

Setelah dilakukan uji fitokimia di LPPT UGM, kami melakukan penelitian  pada kelinci penelitian (Oryctolangus caniculus) untuk membuktikan secara empiris sesuai kebiasaan masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan di Animal House Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM selama 10 hari dengan 3 hari adaptasi hewan dan 7 hari perlakuan. Kelinci yang digunakan yaitu kelinci yang berusia enam bulan dan dalam kondisi tidak sedang mengalami sakit mata. Metode yang dilakukan adalah dengan mengelompokkan kelinci menjadi empat kelompok dengan perlakuan yang berbeda. Awalnya, kelinci diiritasi menggunakan saline (NaCl 0,9%) dengan cara subconjungtival injection.

Tanda adanya iritasi pada mata kelinci adalah ketika mata kelinci berwarna kemerahan. Pemberian saline dilakukan setelah kelinci dibius secara intraperitoneal menggunakan ketamine dan xylazine dengan kadar yang telah ditentukan. Setelah kelinci diiritasi, sebagian kelompok kelinci diberi tetesan bunga bintang lima dengan kadar yang berbeda dan sebagian kelompok tidak ditetesi bunga bintang lima karena digunakan sebagai pembanding. Pemberian tetesan bunga bintang lima pada beberapa kelompok kelinci menunjukkan bahwa mata kelinci yang diberi bunga bintang lima dengan kadar tiga tetes per hari lebih jernih daripada mata kelinci yang diberi tetesan bunga bintang lima dengan kadar satu tetes per hari. Penelitian pada hewan ini akan dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik.

 

POLT (Power Life Time): Power Bank dengan Sistem Multi Charging Architecture dan Fitur Fast Charging

Yogyakarta, Berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia tumbuh dari 55 juta orang pada tahun 2015 menjadi 100 juta orang tahun 2018. Peningkatan pengguna smartphone di Indonesia berbanding lurus dengan peningkatan penggunaan power bank sebagai penyimpan daya. Sayangnya, power bank konvensional tidak ramah lingkungan karena baterainya menggunakan Lithium, daya power bank cepat habis, pengisian daya memakan waktu yang lama dan tidak fleksibel karena tergantung keberadaan sumber daya listrik untuk mengisi ulang daya power bank. Bermula dari permasalahan tersebut, tim PKM-KC yang diketuai Eki Bagas Candra Wardhana (Teknik Elektro SV) serta beranggotakan Afifah Ainun Mardiyah (Teknik Fisika) dan Wida Reza Hardiyanti (Ilmu Ekonomi) menciptakan suatu inovasi berupa “POLT” (power life time) yaitu power bank yang memanfaatkan energi yang jumlahnya melimpah disekitar kita (energy harvesting) dengan sistem multi charging architecture yaitu mengubah energi sinar matahari, gerakan, dan tekanan untuk dikonversi menjadi listrik dan dilengkapi fitur fast charging.

Power bank menggunakan piezoelectric untuk mengonversi tekanan menjadi listrik, kinetic dengan Halbach Array untuk mengubah gerakan menjadi listrik, dan solar cell untuk mengonversi sinar matahari menjadi istrik. Daya yang dihasilkan kemudian dialirkan menuju superkapasitor sehingga mampu mengisi daya dengan cepat (fast charging). POLT lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan baterai Lithium yang mengandung merkuri. Selain itu, juga lebih hemat daya karena tidak tergantung pada penggunaan listrik PLN. POLT juga dilengkapi fitur fast charging sehingga mampu mengisi daya lebih cepat dibandingkan power bank konvensional. Berdasarkan hasil uji coba, meletakkan power bank “POLT” selama 1 jam dibawah sinar matahari dapat mengisi daya smartphone selama 1.5 jam. Sementara itu, berlari selama 30 menit atau berjalan 10.000 langkah sambil membawa power bank “POLT” akan menghasilkan daya yang mampu digunakan mengisi daya smartphone selama 1.5 jam. Berikut adalah foto dokumentasi uji coba POLT:

Lebih jauh, POLT merupakan salah satu inovasi berupa power bank yang memiliki keunggulan dibandingkan power bank konvensional karena mampu memanfaatkan energi yang jumlahnya melimpah disekitar kita untuk diubah menjadi listrik (power harvesting) dan dapat mengisi daya smartphone dengan waktu yang lebih cepat (fast charging). POLT dapat menjadi solusi atas permasalahan kelangkaan listrik.

POLT dapat digunakan di kaki dan lengan serta mampu mengisi daya HP

SMARTEN AUTO, Inovasi Pembelajaran Mahasiswa Kebidanan

Mahasiswa UGM mengembangkan sebuah terobosan yang memudahkan mahasiswa kebidanan dalam mempelajari mekanisme persalinan yakni mengembangkan inovasi phantom pemeriksaan dalam bernama Smart Auto.

“Alat pembelajaran di laboratorium kurang praktis karena menggunakan alat peraga yang terpisah-pisah dan belum bisa memberikan penilaian pemeriksaan secar mendetail,” tutur Solikhah Maulida Dwi Harsiwi, Senin (9/7) di SV UGM.

Mahasiswi Prodi DIV Kebidanan Sekolah Vokasi ini mengatakan saat pembelajaran di laboratorium, materi pemeriksaan dalam diberikan menggunakan phantom persalinan dan phantom dilatasi serviks. Kedua alat tersebut tersedia dalam kondisi terpisah, tidak dalam satu rangkaian sehingga kurang praktis.

Kondisi tersebut mendorong Solikhah untuk mengembangkan sebuah alat yang mampu menjawab persoalan yang dihadapi para calon bidan. Bersama dengan Teguh Nur Iman (Teknik Mesin), dan Felix Setyawan (Teknik Elektro), mereka mengembangkan inovasi pemeriksaan dalam di bawah bimbingan Diah Wulandari, M.Keb.

“Dengan alat ini mahasiswa kebidanan dapat melatih keterampilannya dalam melakukan pemeriksaan dalam termasuk menentukan bagian terendah janin secara praktis dan mirip dengan pemeriksaan dalam pada ibu bersalin,” ujarnya.

Smarten Auto menggabungkan phantom pemeriksaan dalam yang terdiri atas tiga penilaian, yaitu pembukaan serviks, penurunan kepala, dan titik penunjuk pada presentasi kepala dengan menggunakan rangkaian listrik yang berguna untuk menggerakan akuator. Selain dapat dioperasikan secara otomatis menggunakan rangkaian listrik, alat juga terhubung dengan smartphone android.

Solikhah menyebutkan Smarten Auto hadir dengan berbagai keunggulan, antara lain sederhana, tahan lama, hemat, praktis dan efektif. Smarten Auto juga dapat lebih membantu dosen dalam memberikan materi sekaligus memudahkan mahasiswa calon bidan dalam meningkatkan keterampilannya.

Senior Expert, Mr. Ulrich Sperling; Mari Perkuat Mutu Akademik Sekolah Vokasi

Selasa (10/7), Sekolah Vokasi UGM kembali menerima kedatangan Senior Expert Mr. Ulrich Sperling dari SES Jerman yang akan melakukan pendampingan untuk Departemen Teknik Mesin (DTM) dimulai tanggal 10 hingga 29 Juli 2018. Ini kali ke tujuh SES mengirimkan tenaga ahli ke Sekolah Vokasi  untuk menularkan ilmu kepada para dosen dan mahasiswa.

Mr. Ulrich Sperling akan bertugas mendampingi beberapa kegiatan yang menjadi program dari prodi Departemen Teknik Mesin diantaranya Workshop bagi dosen dan  mahasiswa DTM, diskusi dosen, pengabdian masyarakat dan seminar internasional.

Diharapkan kehadiran dosen tamu dari SES Jerman mampu membawa atmosfer akademik di SV UGM menjadi lebih baik. Tujuan utama pendampingan dari SES Jerman diharapkan mampu membekali para dosen dengan wawasan internasional serta potensi civitas akademika yang selama ini sudah baik dapat semakin meningkat agar benar-benar membawa manfaat bagi pengembangan lembaga.

Hadir dalam opening ceremony menyambut Mr. Sperling, Ketua DTM Dr. Ir. Suryo Darmo, M.T., menyatakan jika DTM terus melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum demi menghasilkan formula pengajaran yang mampu bersaing dengan dunia internasional. Jerman sebagai negara yang diakui memiliki pendidikan vokasi terbaik diharapkan mampu memberikan berbagai masukan terhadap kurikulum yang digunakan Sekolah Vokasi dalam menyiapkan lulusannya.

SES (Senior Experten Service) adalah lembaga yang berdiri pada tahun 1983 dengan dukungan penuh dari Kementerian Kerjasama Luar Negeri Jerman (BMZ). Lembaga ini memiliki representasi di 90 negara. Lembaga SES telah mengirimkan 4.500 tenaga ahli ke seluruh dunia setiap tahunnya. Pengiriman tenaga ahli dari Jerman ke seluruh dunia, merupakan bentuk komitmen Jerman yang dalam kemitraan strategis ABG (Academic-Business-Government). Tujuan diadakannya program SES di UGM sebagai salah satu program Peningkatan Reputasi Akademik Universitas Gadjah Mada, dan bagi Sekolah Vokasi UGM adalah untuk membantu pengembangan dan perkuat mutu dan kualitas akademik di lingkup departemen.

 

 

Mahasiswa SV UGM Ubah Sampah Sekam Padi menjadi Souvenir Gelas

Yogyakarta (28/6), Sekam Padi atau yang sering disebut merang merupakan bagian kulit padi yang telah kering atau buah padi yang tidak memiliki bulir/ bijih padi didalamnya. Desa Srihardono, Pundong, Bantul merupakan salah satu desa penghasil sampah sekam padi terbanyak di Kabupaten Bantu. Pemanfaatan sekam padi di daerah Desa Srihardono saat ini hanya terbatas sebagai campuran pakan ternak dan sisanya terbuang sebagai sampah organik. Minimalnya pemanfaatan sekam padi di Desa Srihardono ini menginspirasi lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk menjadikan sampah sekam padi menjadi komoditi yang mampu dijual dengan harga yang ekonomis.

Melalui pengabdian masyarakat berbasis pengembangan ekonomi kreatif, Tim G’Mers melakukan pendampingan untuk mengembangkan sampah sekam padi menjadi souvenir gelas ramah lingkungan. Tim ini terdiri dari lima orang mahasiswa yaitu Bayu Aji Pamungkas (D3 Management 2017), Ajeng Ramadhani Fisabilah (D3 Management 2017), Cornelia C. Armala (Kimia 2017), Dikki Apriyanto (PSDK 2016), dan Eti Rahayu (Teknik Geologi 2016) dengan Ibu Fitria Damayanti Berutu  S.E., S.S., M.Sc.,  sebagai Dosen Pendamping.

Inovasi pemanfaatan sekam padi ini berawal dari keprihatinan terhadap kondisi Desa Srihardono yang dipenuhi sampah sekam padi yang tidak termanfaatkan dengan baik. Melihat sekam padi yang hanya dibuang dipinggir-pinggir jalan dan menganggu pemandangan menggugah semangat lima mahasiwa tersebut untuk menjadikan sampah sebagai innovator penggerak ekonomi penduduk. Sekam padi yang berserakan di sepanjang jalan raya tersebut digiling untuk kemudian diberi lem dan dicetak menjadi gelas souvenir.

Tidak hanya pelatihan pemanfaatan sekam padi saja, kelima mahasiswa ini juga mengajarkan tata cara pembuatan, pengemasan, promosi dan pendampingan inovasi produk. Masyarakat di diajarkan tentang kecintaan terhadap lingkungan hidup yang bersih dan bebas sampah hingga bagaimana mengolah sampah yang awalanya tidak berharga menjadi punya daya jual yang ekonomis.

Kedepannya program ini diharapkan mampu menjdi inisiator pemanfaatan sekam padi di desa-desa lain dan mampu menjadi souvenir khas Pundong sebagai lumbung padi Kabupaten Bantul.

BAMPPER PAD, Inovasi Alat Penanganan Kasus Perdarahan Ibu Bersalin

Yogyakarta, Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015, AKI Indonesia masih sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH) dan masih belum mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 102/100.000 KH. Dengan demikian, penurunan AKI masih menjadi prioritas utama pada Sustainable Development Goals (SDGs).  Penyebab tertinggi kematian ibu hingga saat ini masih sama yakni perdarahan. Perdarahan ini dapat terjadi saat kehamilan, persalinan maupun masa nifas. Mayoritas (50-60%)  perdarahan pada masa persalinan dan nifas disebabkan oleh atonia uteri, yaitu keadaan melemahnya otot rahim sehingga tidak mampu berkontraksi dan menyebabkan perdarahan.

Menurut Standar Pelayanan Kesehatan Ibu yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI tahun 2013, penanganan atoni uteri dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi obat, kompresi bimanual dan/atau pemasangan balon tamponade yang sering disebut dengan balon kondom kateter. Metode balon kondom kateter sendiri merupakan metode sederhana yang pertama kali dikembangkan di Bangladesh dan terbukti efektif dalam mengatasi atonia uteri terutama di daerah yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan lanjutan. Metode ini menggunakan kateter urin, kondom dan selang infus yang dirangkai dan disambungkan dengan tali atau benang. Pada kenyataannya metode ini membutuhkan waktu dalam mengumpulkan dan merangkai komponen-komponennya yang masih terpisah, sementara penanganan kasus perdarahan membutuhkan waktu yang cepat dan tepat.

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan pengembangan alat balon tamponade yang praktis guna menangani kasus atonia uteri secara efektif dan efisien. Hal inilah yang memotivasi sejumlah mahasiswa UGM yang terdiri dari Fina Lala Uzzilla (Kebidanan 2014), Zannuba Arifah Noor (Kebidanan 2014), Putri Dwi Arumsari (Kebidanan 2014), Ramadhani Nur (Teknik Industri 2014) dan Dimas Novandias (Geografi 2014) dengan bimbingan dosen dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H.,M.Kes dan Mumtihana Muchlis, SST., M.Kes. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti, mereka mengembangkan inovasi alat balon tamponade untuk memberikan solusi bagi tenaga kesehatan dalam penanganan kasus atonia uteri yang disebut dengan BAMPPER PAD (balloon tamponade for postpartum haemorrhage and pad).

BAMPPER PAD adalah balon tampon dengan menggunakan mekanisme hidrostatik yang telah dimodifikasi (tanpa perlu merangkai komponen) dan sudah dalam sediaan steril sehingga dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan. Keunggulan dari produk ini adalah Mudah, Cepat, Aman dan Murah. Selain itu BAMPPER PAD juga dilengkapi dengan alas (pad) yang memiliki tampungan dengan skala volume sehingga tenaga kesehatan dapat mengetahui jumlah darah yang keluar secara mudah.

Hadirnya produk BAMPPER PAD dalam dunia kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter dalam menangani kasus atonia uteri yang membutuhkan balon tamponade. Dengan demikian, diharapkan dapat memberi andil dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia khususnya yang disebabkan perdarahan pasca persalinan.

BAMPPER PAD sendiri telah dipasarkan secara offline dan online melalui  media sosial seperti Instagram @bampperpad.pkmk, Facebook bampperpad.pkmk, line dan whatsapp. Satu set BAMPPER PAD dijual dengan harga Rp 32.000,00 dan pembelian 5 set seharga Rp 150.000,00 (hemat Rp. 10.000,00). Pemesanan dapat dilakukan dengan mengirim format pemesanan Nama_Alamat_Jumlah Pesanan_No.Hp ke 0856 0609 1407.

TAMARESI, Tandu Penyelamat Resusitasi bagi Bayi dengan Asfiksia

Setiap kelahiran bayi, seluruh pihak yang terlibat pastilah mengharapkan bayi dalam keadaan sehat. Namun, pada keadaan di lapangan beberapa bayi membutuhkan bantuan alat untuk bertahan. Salah satu contoh kasusnya adalah asfiksia pada bayi baru lahir atau masyarakat umum kenal dengan gagal nafas. Asfiksia ini adalah keadaan ketika bayi baru lahir tidak dapat bernapas dengan spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Kasus ini termasuk dalam kasus kegawatdaruratan dan memerlukan tindakan cepat untuk menyelamatkan bayi. Tindakan yang dilakukan di bidan praktik mandiri pada bayi dengan kasus ini adalah memberikan bantuan napas (VTP/Ventilasi Tekanan Positif) menggunakan sungkup. Kemudian dirujuk ke pelayanan kesehatan tingkat lebih tinggi dengan terus menerima bantuan napas selama perjalanan.

Pemberian bantuan pernapasan tersebut dalam prosedurnya disarankan menggunakan alas yang keras, datar, dan hangat. Permasalahannya, hingga saat ini belum banyak praktik bidan yang memiliki kendaaraan dan alat khusus untuk merujuk pasien (ambulance)  dan masih menggunakan mobil pribadi bidan. Pemberian VTP dilakukan dengan posisi menggendong bayi karena belum tersedianya alat khusus yang dapat digunakan sebagai alas bayi. Hal tersebut tentulah akan mempengaruhi keberhasilan pemberian bantuan napas dan keselamatan bayi karena bayi tidak berada dalam posisi yang sesuai untuk pemberian VTP. Jika resusitasi dilakukan diatas tempat duduk mobilpun juga tidak sesuai karena posisi kursi mobil yang tidak keras dan terlalu rendah sehingga menyulitkan untuk pemberian bantuan napas.

Berawal dari kekhawatiran tersebut, di bawah bimbingan dosen program studi D-IV Kebidanan SV UGM, Diah Wulandari, M.Keb., mahasiswa yang terdiri dari Hanny Afifah (D-IV Kebidanan), Madinatul ‘Ilim (D-IV Kebidanan), Arina Nursafrina Rahmatina (D-IV Kebidanan), Chairul Anis Aribah (S1 Akuntansi), dan Arini Yuni Lastuti (D-IV Kebidanan) berinisiatif mengembangkan alat yang dapat digunakan untuk mempermudah proses perujukan bayi khususnya pada bayi dengan asfiksia bernama TAMARESI (Tandu Penyelamat Resusitasi pada Bayi). Alat ini sudah disesuaikan sebagai alas pemberian resusitasi sehingga diharapkan dapat memudahkan proses perujukan bayi dengan kasus kegawatdaruratan asfiksia.

Terdiri dari matras dan sarung bedong, TAMARESI tidak hanya dapat digunakan untuk merujuk bayi ke pelayanan kesehatan dengan tingkat lebih tinggi, tapi juga memiliki kegunaan lain seperti sebagai kasur/bed bayi portable karena alasnya yang keras sehingga meskipun diletakkan pada permukaan yang tidak rata kasur ini tetap datar dan nyaman bagi bayi, kegunaan lainnya TAMARESI bisa digunakan sebagai bedong bayi baik menggunakan alas matras maupun tanpa alas, matrasnya sendiri pun dapat digunakan sebagai alas pijat bayi karena permukaannya yang tidak menyerap air/minyak yang digunakan untuk memijat. Dengan hadirnya TAMARESI ini diharapkan selain memudahkan bidan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama orangtua dengan bayi karena alat yang multifungsi dan mudah untuk digunakan.

SV UGM Buka D IV Perbankan

Sekolah Vokasi UGM tahun ajaran baru 2018/ 2019 resmi membuka Program Studi baru yaitu D IV Perbankan.  Pendirian dilakukan setelah proposal pengajuan pendirian D IV Perbankan mendapat persetujuan dari Senat Akademik UGM pada 26 Juni 2018.

“Senat Akademik UGM telah menyetujui dan sudah mulai bisa dibuka tahun ini tahun ajaran 2018/ 2019 melalui gelombang III PMB Sekolah Vokasi UGM,” kata Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, Ph.D, di ruang Fortakgama UGM, Jumat (6/7).

Wikan menuturkan pendirian D IV Perbakan adalah bagian dari kebijakan Sekolah Vokasi UGM. Mulai tahun depan seluruh Program Studi D III Sekolah Vokasi UGM akan berhenti menerima mahasiswa baru dan mempercepat pendirian prodi-prodi D IV.

Pendirian program studi D IV Perbankan kali ini, kata Wikan, betul-betul wujud link and match antara dunia pendidikan dan industri. Link and match tidak hanya sekadar MoU di atas kertas, namun bagaimana dalam mengembangkan kurikulum Sekolah Vokasi UGM mengacu pada sistem sertifikasi kompetensi yang dimiliki Bank Mandiri.

“Sertifikasi kompetensi yang diakui sebagai standar sertifikasi kompetensi perbankan nasional. Jadi, sertifikasi kompetensi Bank Mandiri kita adopsi kedalam kurikulum D IV Perbankan. Implikasinya, tentunya lulusan D IV Perbankan minimal akan mendapat 2 sertifikasi kompetensi untuk bidang perbankan yang diakui secara nasional, tidak hanya Mandiri tapi juga bank-bank lain,” ujar Wikan.

Dua sertifikasi kompetensi tersebut adalah general banking dan risk management level 1.  Sertifikasi ini diakui ditingkat regional ASEAN dan nasional. Sertifikasi diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perbankan  yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia.

Wikan menjelaskan untuk penerimaan mahasiswa baru Prodi D IV Perbankan tahun ini melalui gelombang III PMB Sekolah Vokasi UGM. Untuk tahun pertama Prodi D IV Perbankan akan menerima 45 mahasiswa.

“Ya satu kelas dulu, baru nanti di tahun-tahun selanjutnya kita tingkatkan jumlahnya,” jelasnya.

Anastasia Widowati, Dekan dari Mandiri University Group, menyatakan Bank Mandiri memang memberi support untuk pendirian D IV Perbankan Sekolah Vokasi UGM, diantaranya dengan memberi masukan terkait kurikulum dan tenaga pengajar dari bank.

“Meski serba teknologi maka di era disrupsi teknologi ini kita akan banyak memberi mata pelajaran terkait digital banking, digital perbankan,” katanya.

Anastasia Widowati mengungkapkan 94 persen transaksi bank saat ini menggunakan e-banking. Oleh karena itu, berbagai jenis pekerjaan seperti programmer, IT Security dan terkait big data akan selalu diperlukan perbankan.

“Soft skill lain contohnya adalah bagaimana berjualan, selling bagaimana, bagaimana bisa membina relationship yang baik dengan nasabah, itu juga tidak akan pernah hilang karena komunikasi dengan nasabah masih sangat penting,” katanya.

Ike Yuliani Andjani, M.Si, Ketua Departemen  Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, menambahkan antara Prodi D IV Perbankan dan pendidikan S1 ekonomi berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kurikulum dan pengajarnya.

“Proses perkuliahan tidak hanya dosen akademisi, tapi sesuai dengan syarat Kemenristekdikti pendidikan vokasional maka sebagaian besar pengajarnya adalah praktisi,” katanya.

Hal senada disampaikan Dr. Satriyo Dwi Cahyo. Ia mengatakan program D IV Perbankan ini didesain untuk pendidikan pembelajaran vokasional sehingga pembelajaran akan lebih banyak dilakukan secara praktik daripada teori.

“60 persen praktik, bagaimana berbanking yang benar dengan skil-skil yang ada, dan 40 persen fokus teori. Selain itu, terus bekerja sama dengan industri tidak hanya urusan kurikulum, namun juga di bidang pengajaran karena kita butuh update skills dan ilmu terkini dari industri agar konsep link and match berjalan dengan baik,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)

ROASTER, Alat Pemetik Teh Portabel Karya Mahasiswa UGM

Tim mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi di bidang teknologi pertanian yang memudahkan proses pemanenan teh yakni alat pemanen teh berbasis radio kontrol dalam bentuk portabel.

“Alat ini diharapkan dapat memudahkan dalam memanen daun teh secara cepat,” kata Maulidya Rahmania Atikah, selaku ketua tim, Rabu (4/7) di Kampus UGM.

Alat pemetik teh yang diberinama ROASTER ini dirancang oleh mahasiswi Fakultas Pertanian ini bersama dengan Muslimin Septianto (D4 Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat), Ahmad Novan Khoerul Mizan (D3 Elektronika Instrumentasi), Ario Praditya Putra (Fakultas Pertanian), dan Rany Ayu Lestari (D3 Elektronika Instrumentasi).

Latar belakang pengembangan alat pemetik daun teh ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap jumlah tenaga pemetik teh yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Ditambah dengan keluhan operator mesin pemetik teh di PT. Pagilaran yang kerap mengeluhkan kesulitan mengoperasikan alat pemetik teh yang sudah ada karena berukuran besar sehingga kurang praktis. Selain itu, alat perlu dikendalilkan 2 hingga 4 orang.

 “Dimensi yang besar jadi kurang praktis dibawa kemana-mana, terlebih dengan kondisi perkebunan teh yang berbukit-bukit,” tuturnya.

Meskipun dengan alat yang telah ada tersebut dapat meningkatkan produksi dan efisiensi dalam pemetikan teh, tetapi sejumlah kendala tersebut masih belum terselesaikan. Tak hanya itu, apabila terjadi kerusakan pada alat pemetik teh tidak bisa diperbaiki karena belum ada suku cadang untuk alat yang ada.

Dari kondisi itu kelimanya di bawah bimbingan Dr. Rani Agustina Wulandari, S.P.,M.P., lantas mengembangkan alat pemetik teh portabel. Purwarupa ini pun berhasil mendapatkan dana penelitian dan pengembangan alat dari Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa 2018.

Muslim menambahkan bahwa ROASTER dibuat dengan menggunakan sejumlah komponen, antara lain chainsaw, fiber, dan blade. Dalam proses perakitannya, alat ini dirancang dengan mempertimbangkan berat dan dimensi agar dapat memenuhi fungsi portable dan nilai egronomis dari alat pemetik teh agar nyaman digunakan.

Alat ini juga dilengkapi dengan seperti module GPS untuk membaca posisi alat, sensor suhu, dan rtc. Disamping itu, juga xbee shield, power supply, dan arduino yang mendukung ketepatan pengoperasian alat.

“Untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan dalam pemakaian, ROASTER dirancang dengan bentuk alat yang sesuai dengan posisi ideal antara pemetik dan bentuk kebun teh yang ada. Dalam pengoperasiannya cukup dilakukan 1 orang saja,” jelasnya.

Dengan kehadiran ROASTER diharapkan pemanen teh bisa melakukan pemetikan lebih efisien dan nyaman dengan alat pemetik teh  yang portable. Alat ini bisa menjadi solusi masalah tenaga kerja pemetik teh yang terbatas dalam jumlah maupun umur sehingga bisa meningkatkan produksi teh. (Humas UGM/Ika)