Arsip:

Rilis Berita

UGM Tingkatkan Kerja Sama dengan Akashi College Jepang

UGM kembali menandatangani nota kesepahaman dengan National Institute of Technology, Akashi College (NITAC) Jepang pada Senin (26/3) di Gedung Pusat UGM. Setelah sebelumnya menandatangani Memorandum of Agreement (MOA) dengan Dekan Sekolah Vokasi UGM.

Nota kesepahaman ini menandai keberlanjutan kerja sama di antara kedua institusi yang telah berjalan dalam periode 5 tahun terakhir.

“Dalam 5 tahun ini kami telah melihat banyak aktivitas yang bermanfaat bagi kedua institusi. Mahasiswa kami pun telah menjalin komunikasi yang baik dengan mahasiswa UGM seiring berjalannya waktu,” ujar presiden NITAC, Dr. Hideaki Kasai.

Hideaki menuturkan, salah satu aktivitas kerja sama yang cukup diminati oleh para mahasiswanya adalah kegiatan pertukaran pelajar sehingga mahasiswa dari NITAC berkesempatan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di beberapa departemen di UGM.

“Mahasiswa kami telah membawa hal-hal positif dari UGM ketika kembali ke Jepang. Mereka pun mendorong agar lebih banyak mahasiswa  bisa berpartisipasi dalam kegiatan serupa,” imbuhnya.

Ia juga memuji mahasiswa UGM yang melakukan pertukaran ke NITAC. Mahasiswa UGM, menurutnya, cukup banyak berkontribusi dalam kegiatan problem-based learning, serta cukup terbuka untuk belajar dan berpartisipasi dalam beragam kegiatan di lingkungan kampus.

“Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan, apa yang sedang dilakukan untuk saat ini, serta apa yang bisa kita lakukan di waktu mendatang untuk menjaga jalinan kerja sama. Kami juga menunggu lebih banyak mahasiswa UGM untuk mengunjungi kami,” kata Hideaki.

Apresiasi terhadap kerja sama yang telah berlangsung juga diutarakan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. Dalam kesempatan yang sama, ia menuturkan bahwa dalam kerja sama sebelumnya, kedua institusi telah sama-sama mendapatkan berbagai dampak positif.

Untuk periode kedua kerja sama yang akan berlangsung hingga 5 tahun mendatang, ia berharap agar intensitas dan variasi dari aktivitas kerja sama dapat ditingkatkan, salah satunya dengan melibatkan mahasiswa NITAC dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mahasiswa UGM di berbagai tempat di Indonesia.

“Harapannya dalam fase kedua akan lebih banyak aktivitas yang dapat meningkatkan kapasitas mahasiswa kita. Saya mengundang mahasiswa dari NITAC untuk tidak hanya mengikuti kegiatan akademik tetapi juga kegiatan pengabdian, semoga bisa lebih bermanfaat dan memberikan hasil yang lebih baik bagi kita bersama,” kata Panut.

Gandeng Lima Industry, Sekolah Vokasi Kembangkan Kerjasama untuk Pendirian D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis

Yogyakarta (24/03/18) – Sekolah Vokasi (SV) UGM melangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama dengan PT. Global Systech Medika, Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan (ALFAKES), Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (GAKESLAB), Ikatan Elektromedis Indonesia (IKATEMI), dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Elektromedik Indonesia (ARTEMI) hari ini di Ruang Arimbi Hotel Cakra Kembang Yogyakarta.

Acara yang dihadiri oleh perwakilan dari beberapa stakeholder di bidang medik dan perwakilan lintas fakultas ini dibuka dengan sambutan Ketua Departement Layanan Informasi Kesehatan (LIKES) SV UGM Nur Rohman, S.Si., M.Kom. Dalam paparannya, Nur Rohman menyampaikan visi departemen untuk menjadi pelopor pendidikan vokasional di bidang medik. Saat ini LIKES memiliki dua program studi yaitu  Rekam Medis dan D4 Bidan Pendidik.

“Mimpi kami tidak hanya memiliki dua program studi, dan hari ini adalah momentum kami untuk memulai mimpi kami mendirikan satu program studi baru yang kita namakan D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis (TERM),” tegasnya.

Lebih lanjut, Nur menambahkan bahwa bantuan stakeholder sangat diharapkan untuk mewujudkan D4 TERM. Bantuan dalam bentuk ide, gagasan, kurikulum, tenaga pengajar, tempat praktik kerja lapangan, hingga serapan lulusan nantinya tepat sasaran.

Senada dengan yang disampaikan oleh Nur, Dekan SV UGM Wikan Sakarinto, Ph.D yang hadir untuk membuka acara ini menyampaikan bahwa antara pendidikan dan industri harus “linked and matched”, yang artinya harus dirancang menjadi basis perencanaan dan pengembangan inovasi akademik. Implementasi “linked and matched” dapat diwujudkan dalam konsep yang lebih detail dan komprehensif yang disebut dengan “Teaching Industry”. Dalam konsep “Teaching Industry,” industri berperan sebagai bagian dari proses pembelajaran vokasional, misalnya dengan menyediakan tempat praktik kerja lapangan.

“Sekarang tidak ada kompetisi di dalam negeri, adanya sinergi,” tutupnya.

Untuk memantapkan langkah pendirian D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis, pada kesempatan ini juga diadakan workshop dengan tema Pendidikan Kolaboratif Lintas Fakultas. Narasumber yang hadir yakni Ir. Supardjo, Dipl. IM, M. Kes. dari ALFAKES, Rd. Kartono Dwidjosewojo dari GAKESLAB, Her Gumiwang Ariswati, S.T, M.T. dari APTEMI, dan Agus Komarudin, S.T., M.T. dari IKATEMI.

Industri meyakinkan bahwa Sumber Daya Alam (SDM) yang handal khususnya dalam bidang elektromedis memang dibutuhkan. Untuk mempersiapkannya, tentunya dibutuhkan kerjasama industri dengan institusi karena Indonesia saat ini membutuhkan setidaknya 21.000 SDM yang siap bekerja.

“UGM bisa tidak memenuhi target ini?” tanya Raden Kartono yang disambut tepuk tangan audience.

Dari workshop ini, dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang berbau teknologi tidak hanya laku di Indonesia. Ke depannya, ada harapan bahwa SDM dalam negeri dengan sentuhan teknologi mampu memproduksi alat sendiri (tidak selalu impor). Sebagai calon user yang akan memanfaatkan lulusan SV, pada prinsipnya industri mendukung penuh pendirian D4 Teknologi Rekayasa Elektromedis.

 

Prodi Agroindustry Adakan Pelatihan Penggunaan Mesin Pengolah Kakao

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia. Hingga saat ini, produksi kakao secara nasional mencapai angka 700 ribu ton. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Ghana dan Pantai Gading.

Sayangnya, potensi ini belum digarap secara optimal oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat hanya menjual biji kakao yang telah difermentasi dan tidak mengolahnya menjadi produk lain yang bernilai tambah. Apalagi, dengan bagian kakao lainnya seperti daging buah dan kulit kakao. Kedua bagian ini tidak banyak dimanfaatkan dan hanya berakhir menjadi sampah.

Hal tersebut juga terjadi pada petani kakao di Desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, sebagai salah satu produsen kakao di DIY. Daerah tersebut banyak menghasilkan kakao, namun produksi kakaonya masih tertinggal terutama dalam inovasi pengolahan kakao karena kualitas sumber daya manusia yang terbatas.

Prihatin atas fenomena itu Program Studi Agroindustri Sekolah Vokasi UGM melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat mencoba mengoptimalisasikan potensi agrobisnis kakao melalui pengembangan produk cokelat.

Bertempat di ruang sidang agroindustri diadakan workshop “Peningkatan Keterampilan dan Pelatihan Penggunaan Mesin Pengolah Kakao Skala Kecil” yang dihadiri oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Rejeki, Sumber Rejeki Banjaroyo dan Perwakilan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo.

Diketahui sebelumnya PT. Mayora Indah Tbk memberikan bantuan peralatan praktik pengolahan kakao kepada Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner SV UGM senilai Rp189.295.000.

“Dinas mendukung penuh Bapak/Ibu untuk berkembang, KWT mohon diaktifkan karena kita juga akan memberikan bantuan peralatan serupa,” kata Widiastuti perwakilan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo.

Widiastuti mengungkapkan jika dipasaran cokelat bubuk lebih mudah dipasarkan, dan butuh inovasi-inovasi rasa lainnya yang berbeda dari yang lain sehingga keuntungan yang diperoleh bisa lumayan besar.

Melalui program ini mereka memberikan pendampingan pengolahan kakao menjadi produk cokelat yang bernilai ekonomis petani kakao yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi Rejeki dan Sumber Rejeki.

Dengan pemberian pelatihan pengolahan kakao dengan mesin baru yang dimiliki SV UGM diharapkan bisa menciptakan sumber daya manusia kreatif, terampil, dan inovatif dalam pengembangan produk kakao. Dengan begitu, kedepan masyarakat dapat mengembangkan berbagai produk olahan kakao secara mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Melalui hasil olahan limbah kakao tersebut juga diharapkan dapat mendongkrak potensi agrowisata dan agribisnis di Desa Banjaroyo,”pungkas Ketua Program Studi Agroindustri SV UGM.

SV UGM Jalin Kerja Sama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik

Sekolah Vokasi UGM menjalin kerja sama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik(BBKB), ditandai dengan penandatanganan MoU pada Jumat (16/3) di Departemen Teknik Elektro dan Informatika SV UGM.

Selain menandatangani MoU, dalam kesempatan ini BBKB juga memberikan kuliah umum bagi mahasiswa sekolah vokasi terkait persyaratan umum kompetensi laboratorium uji/kalibrasi.

“Bersyukur Bapak Ibu dari Balai Besar Kerajinan dan Batik bisa datang ke sini untuk menandatangani MoU. Bapak Ibu ini telah memiliki pengalaman dan juga jaringan yang luas, mari bagikan kepada kami,” ujar Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto.

BBKB merupakan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang riset, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi,  rancang bangun, rekayasa, diklat, konsultasi industri dan sebagai  unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Wikan menuturkan, kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri merupakan hal yang penting untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan saat ini sehingga selepas lulus kuliah mereka bisa langsung berkarya dalam sektor-sektor yang penting dan turut menjadi penggerak perekonomian nasional.

Jika kondisi ideal tersebut bisa diwujudkan, imbuhnya, maka Indonesia tidak perlu khawatir terhadap ancaman masuknya industri asing karena industri dalam negeri sendiri sudah cukup kuat. Namun, hingga saat ini sinergi itu belum cukup terbangun.

“Jika kita dan industri serta balai besar yang ada bisa bersatu, yang lain masuk pun kita tidak takut. Sayangnya link and match belum berjalan, industri masih jalan sendiri, kampus pun jalan sendiri. Yang salah karena kita tidak ada komunikasi,” jelasnya.

Demi mewujudkan sinergi yang baik tersebut, Wikan menyebutkan bahwa Sekolah Vokasi terbuka terhadap masukan dari praktisi, termasuk dari BBKB, terkait kurikulum dan proses pendidikan di Sekolah Vokasi, jika ada yang bisa diperbaiki untuk meningkatkan kualitas lulusannya.

Ia juga berharap melalui kerja sama dengan BBKB, Sekolah Vokasi dapat mendukung upaya untuk mengembangkan industri kreatif, khususnya dalam kerajinan dan juga batik yang merupakan warisan budaya Indonesia yang bernilai tinggi.

“Mari bersatu lestarikan warisan bangsa Indonesia dan membangkitkan industri kreatif yang merupakan potensi kita. Korea Selatan maju bukan hanya karena bisa membuat mobil atau barang elektronik, tapi juga berkat K-Pop dan K-Drama. Itu berarti industri kreatif sangat penting,” kata Wikan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik Ir. Isananto Winursito, M. Eng, Ph.D menuturkan bahwa lembaga yang ia kelola memerlukan kompetensi yang dimiliki mahasiswa dan pengajar Sekolah Vokasi untuk mengembangkan teknologi yang dapat mendukung para pelaku industri kreatif.

“Dengan adanya Sekolah Vokasi yang hebat ini kami berharap bisa belajar juga. MoU ini adalah langkah awal. Kami pasti akan mendukung kegiatan vokasi karena ini memang sangat penting untuk mendidik anak-anak kita,” ucap Isananto.

5 Besar Design Terbaik Muscle Car, Mahasiswa SV UGM Buktikan Disabilitas Bukan Halangan Untuk Berprestasi

Rabu (14/3), Electric Car Design Contest di selenggarakan oleh Muscle Car Indonesia (MCI) . Terlibat sebagai juri diacara ini yaitu Ricky Elson, Perancang Mobil Listrik Selo, Victor Wirawan Ketua MCI, Kunto Wibisono General Manager Kupu Kupu Malam, Galih Laksono Owner Gspeed Indonesia.

Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM Program Studi Komputer dan Sistem Informasi TA. 2016, Muhammad Fahmi Husaen berhasil masuk top 5 diajang ini. Hasil ini tak terlepas dari proses kerja kerasnya selama satu bulan lebih untuk merancang sketsa desain mobil.

Ia menceritakan bahwa kontes ini bertema mobil roadster yang merupakan mobil atap terbuka. Sebelum ditanyatakan masuk top 5, sepuluh desain terbaik diminta presentasi di depan juri, proses seleksi menggunakan like dan seleksi juri. Semua desain yang di submit, diunggah di official akun MCI kemudian desain yang tembus 5000 like difilter lagi menjadi 10 finalis terpilih.

“Konsep desain mobil listrik saya adalah dynamic dan elegant dimana bentuk mobil dinamis memaksimalkan aliran angin untuk meningkatkan pengendalian namun tetap memiliki desain yang simple,” tegasnya.

Fahmi menambahkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari satu bulan dari deadline pengumpulan, sketsa desain baru selesai. Baru kemudian proses dilanjutkan dengan membuat model 3D. Ia mengaku jika tersisa waktu yang  sangat singkat untuk mengerjakan model 3D dikarenakan saat itu sedang masa liburan.

“Setiap hari saya lembur dari pagi hingga malam, waktu tidur kadang hanya sebentar,” ujarnya.

Lebih jauh Fahmi menjelaskan jika Ia menggunakan software Adobe Illustrator, Autodesk Alias, Solidworks dan Keyshot. Sketsa yang sudah dibuat diproyeksikan ke blueprint dengan tampilan depan, samping dan atas sebagai guide untuk membuat model 3D. Hanya garis desain secara garis besar saja yang diproyeksikan. Ia mengaku menggunakan software Adobe Illustrator pada proses ini.

Beralih untuk model 3D bodi utama dan interior serta beberapa bagian lain seperti lampu depan, lampu belakang, part pada interior, Fahmi menggunakan software Autodesk Alias. Gambar blueprint dimasukkan kedalam Autodesk Alias sebagai guide modelling. Untuk Autodesk Alias Ia masih belajar, sehingga Ia membuat sambil belajar hanya mengandalkan youtube. Fahmi menjelaskan bahwa biasanya Ia menggunakan software Autodesk 3Ds Max untuk membuat body dan interior, namun kali ini beralih ke Autodesk Alias karena hasil terlihat lebih rapi.

Software Solidworks digunakan untuk membuat bagian roda, jok dan setir. Kemudian untuk membuat bagian dengan menggunakan software solidworks pertama harus membuat part-part tersendiri, Untuk bagian roda part-nya antara lain, velk, ban, kaliper, cakram rem, kampas dan lain lain. Selanjutnya semua part roda dirakit menjadi satu.

Proses terakhir yaitu menggabungkan keseluruhan part dan rendering atau mengekspor menjadi gambar, pada proses ini Ia menggunakan software Keyshot. Setelah semua bagian disatukan, proses selanjutnya memberikan pewarnaan dan lingkungan, kemudian mengatur pencahayaan dan kamera, terakhir memulai proses rendering. Proses rendering rata rata memakan waktu 20 menit untuk satu gambar.

Bertempat di kantor MSI, Tangerang (3/3),  Fahmi mempresentasikan karyanya dengan 17 presenter terpilih lainnya. Ia menceritakan keberangkatannya yang hanya ditemani oleh Ibunya H-1 kompetisi.

“Untuk saya yang difabel menggunakan pesawat agak melelahkan dikarenakan untuk naik ke pesawat, kursi roda harus diangkat ke atas dekat pintu pesawat kemudian digendong oleh ibu saya untuk memasuki pesawat, begitu juga untuk turun dari pesawat dengan cara yang sama. Namun untuk turun biasanya saya digendong ke kursi roda bandara terlebih dahulu kemudian harus pindah lagi ke kursi roda yang dibawa sendiri,” terangnya.

Tiba waktu pengumuman, terpilih 5 desain terbaik dimana juri tidak mengurutkan peringkat, sehingga kelima finalis mempunyai peringkat yang setara. Dari lima desain terbaik dipilih pemenang pertama dan desain akan diwujudkan dalam bentuk prototype dalam satu tahun kedepan. Namun tidak menutup kemungkinan finalis lainnya akan terlibat pada pembuatannya.

Mahasiswa Ibaraki Tuntaskan Program Pertukaran Pelajar di Sekolah Vokasi UGM

Rabu (14/3), Sekolah Vokasi UGM melalui Unit Kantor Urusan Internasional (KUI) menggelar acara Penutupan Program Student Exchange  Ibaraki College. Sogo Amagai, Mahasiswa asal Ibaraki College sudah mengikuti program pertukaran pelajar selama 15 hari di Departemen Teknik Elektro dan Informatika (TEDI) khususnya Program Studi D3 Elektronika dan Instrumentasi.

Hadir dalam acara ini, Prof. Takizawa dari Ibaraki College, Dr. SIlvi Nur Oktalina Wakil Dekan Bidang Urusan Internasional, Nur Rohman Rosyid, S.T., M.T.D.Eng Ketua Departemen Teknik Elektro dan Informatika, didampingi Manager KUI, Kepala Program Studi D3 Studi Bahasa Jepang, dan Dosen-dosen perwakilan dari TEDI.

Selama dua minggu Soga Amagai mengikuti program perkuliahan baik teori di kelas maupun kuliah praktikum. Tak hanya itu, Soga juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi industri di bidang elektronika yang ada di Yogyakarta. Didampingin beberapa mahasiswa SV UGM yang telah ditunjuk menjadi “buddy”,  Soga juga mendapatkan pengenalan Budaya Indonesia.

Dalam presentasinya Sogo menyampaikan rasa terimakasihnya untuk semua pihak yang sudah membantu. Dilanjutkan ceritanya berjalan-jalan dan mencicipi makanan khas kota gudeg ini. Tak lupa Ia sampaikan makanan kesukaannya disini yaitu mie ayam yang disambut gelak tawa audiance. Selain kesempatan mengenal budaya disini, Sogo mengerjakan mini project yang sudah dirancangnya selama belajar disini.

Sesuai rencana pada bulan Juni mendatang Sekolah Vokasi UGM akan mengirimkan balik mahasiswanya untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Ibaraki College Japan. Namun kesempatan baik ini hanya bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa TEDI. Tidak menutup kemungkinan untuk memperluas kerjasama akademik melalui studi lanjut, master dan doctor program kedepannya. Karena terhitung sejak tahun 2016 Sekolah Vokasi UGM telah menjalin kerja sama terkait penyelenggaraan program International Symposium on Technology for Sustainability (ISTS).

Dipenghujung acara ditutup dengan penampilan tari tradisional Jepang yang ditarikan oleh Club Tari Program Studi Bahasa Jepang dan dilanjutkan suguhan tari kreasi oleh mahasiswa “buddy” yang disambut riuh tepuk tangan penonton.

Film ‘Tengkorak’ karya SV UGM Bawa Harum Nama Indonesia di Festival Film Internasional

Salah satu kebanggaan produk film karya anak negeri, Tengkorak, mendapat nominasi best film untuk kategori science fiction, fantasy and thriller dalam festival film Cinequest di Sanjose, California, Amerika Serikat. Pada 1 Maret 2018, Tengkorak mendapatkan kesempatan untuk ‘World Premiere’ di Cinequest 2018. Film karya dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini mendapat jadwal tayang selama 4 hari pada 1, 2, 3 dan 9 Maret 2018.

Dekan Sekolah Vokasi UGM, Dr. Wikan Sakarinto, sekaligus produser eksekutif dalam film tersebut mengatakan pada pemutaran sesi perdana selama 3 hari pertama mendapat sambutan positif dan hangat dari publik Amerika. “Bisa dikatakan ini pemutaran perdana film Tengkorak untuk penonton dunia,”kata Wikan dalam keterangan tertulis yang dikirim ke wartawan, Minggu (4/3).

Seusai pemutaran film, kata Wikan, dalam sesi tanya jawab berlangsung sangat dinamis. Banyak pertanyaan dari penonton dan analis film.”Dari pertanyaan-pertanyaan dan komentar rata-rata penonton sangat mengapresiasi keberanian memilih tema dan diwujudkan dalam eksekusi yang gemilang,” kata Wikan.

Yang menarik dalam diskusi tersebut, tambahnya, menyinggung soal beberapa celotehan khas Yogyakarta yang gagal ditangkap penonton dunia sehingga justru mengantarkan Tengkorak sebagai Hard SciFi. “Film ini berhasil membuat penonton berpikir dan terhibur oleh jalinan alur cerita Tengkorak yg sangat SciFi,”terangnya.

Seorang penonton bernama Roxanne, katwa Wikan, sempat berkomentar seusai menyaksikan film ini, “Excellent and wonderfully done”. Kemudian beberapa penonton yang juga ilmuwan dan seorang ‘Movie Buff’ justru menggaris bawahi keberanian sutradara untuk menampilkan tokoh perempuan sebagai karakter sentral karena dalam film ini tokoh utamanya adalah perempuan yang memerankan sebagai ilmuwan dan sebagai presiden.

Seperti diketahui, Cinequest adalah festival yang menghargai para ‘Maverick’ atau pioneer di dunia perfilman, entah dari sisi story-telling, teknologi atau perjuangan (pembuatan) film itu sendiri. Film Tengkorak dinyatakan layak karena ini adalah film independen panjang pertama sutradara dari negara yang masih jarang menghadirkan genre fiksi ilmiah atau Science Fiction/SciFi di kancah perfilman internasional.

Selain Wikan, yang hadir menghadiri World Premiere Film Tengkorak ini, yaitu Yusron Fuadi selaku Sutradara, Eka Nusa Pertiwi selaku Pemeran Utama dan Anindita Surya Laksmi selaku Produser, Animator & Special Effect. Film Tengkorak hasil karya dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang tampil di ajang festival film Cinequest.

Pimpinan Sekolah Vokasi UGM Kukuhkan BEM, DPM dan PCC Sekolah Vokasi UGM

Sabtu (3/03/2018), telah berlangsung kegiatan Pelantikan oleh PSV pada pukul 13.00-15.00 di gedung  SV ruang 225. Kegiatan ini diselenggarakan untuk melantik ketua BEM KM SV UGM 2018-2019 serta anggota DPM KM SV UGM 2018-2019. Selain itu, pada kesempatan baik ini juga dikukuhkan Pengurus PCC (Penalaran Center Community) periode 2018-2019.

Serangkaian kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Bapak Agus Nugroho selaku Wakil Dekan SV UGM Bidang Kemahasiswaan yang disaksikan oleh Pembina BEM, Satria Bhirawa Anoraga S.TP., M.Sc, kemudian pelantikan anggota DPM KM SV UGM oleh PSV dilanjutkan pelantikan Ketua BEM KM SV UGM 2018 oleh Ketua DPM KM SV UGM 2018 kemudian pemaparan program kerja baik dari BEM KM SV maupun DPM KM SV selama setahun kepada PSV dan diakhiri dengan penandatanganan pakta integritas.

Dengan telah dilantiknya Ketua BEM KM SV UGM 2018 dan anggota DPM KM SV UGM 2018, harapannya selama setahun kedepan mereka mampu bertanggung jawab untuk membawa KM SV UGM menjadi lebih baik.

Ditempat yang sama  PCC SV UGM secara resmi juga dikukuhklan oleh Wakil Dekan SV UGM Bidang Kemahasiswaan yang disaksikan oleh Pembina PCC, Fitri Damyanti Berutu, S.E, S.S., M.Sc.

Lebih jauh PCC akan mewadahi kegiatan prestatif di SV seperti PKM, Mapres, dan Kewirausahaan. Sehingga PCC sangat cocok untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan prestasi dan sebagai fasilitator mahasiswa bidang kemahasiswaan.

Semoga semua eleman kemahasiswaan bisa bersinergi membangun nama baik Sekolah Vokasi, almamater dan negara.

SV UGM – Ibaraki College Japan Adakan Program Pertukaran Pelajar

Jumat, 02 Maret 2018, Sekolah Vokasi UGM menggelar acara Welcoming Ceremony bagi delegasi dari Ibaraki College Japan. Diyah Sulistyaningtyas, Ph.D., selaku Dosen dari Ibaraki College Japan, mendampingi Sogo Amagai, Mahasiswa asal Ibaraki College Japan yang akan mengikuti program pertukaran pelajar selama 15 hari di Sekolah Vokasi UGM.

Rencananya, Soga Amagai akan mengikuti program perkuliahan baik teori di kelas maupun kuliah praktikum di prodi Diploma Elektronika dan Instrumentasi (Elins) SV UGM. Tak hanya itu, Soga juga akan mendapat kesempatan untuk mengunjungi industri di bidang elektronika yang ada di Yogyakarta. Didampingin beberapa mahasiswa SV UGM yang telah ditunjuk menjadi “buddy”,  Soga juga akan mendapatkan pengenalan Budaya Indonesia.

Sebelumnya, Sekolah Vokasi UGM telah menjalin kerja sama dengan Ibaraki College Japan sejak tahun 2016 terkait penyelenggaraan program International Symposium on Technology for Sustainability (ISTS) 2016.

“Program pertukaran mahasiswa ini merupakan tahun pertama dari hasil tindak lanjut kerja sama yang terjalin antara SV UGM – Ibaraki College Japan,” ungkap Andri Handayani selaku Manajer KUI SV UGM.

Andri juga mengungkapkan bahwa Sekolah Vokasi UGM juga berencana untuk mengirimkan balik mahasiswanya untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Ibaraki College Japan.“Rencananya bulan Juni mendatang, namun skemanya bagaimana masih akan kami diskusikan” pungkasnya.

179 Siswa SMK/SMA Se-Indonesia Turut Berpartisipasi dalam Mechanical Fair 2018

Selasa (27/2), Departemen Teknik Mesin (DTM) Sekolah Vokasi UGM kembali menggelar kegiatan Mechanical Fair yang secara rutin diselenggarakan tiap tahunnya oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin SV UGM.

Bertemakan “Membangun Daya Saing Dibidang IPTEK di Era Global”, Mechanical Fair 2018 turut dimeriahkan oleh 179 peserta yang merupakan siswa/siswi.SMK/SMA se-Indonesia.

Rizky Pratama, Mahasiswa DTM selaku Ketua Panita mengungkapkan bahwa berbagai rangkaian dari kegiatan Mechanical Fair 2018 diantanya adalah Ajang Perlombaan bidang Mekanik, Seminar Nasional, Pelatihan serta Pameran yang akan menjadi ajang sharing antara SMA, SMK, dan dunia Industri.

Mengusung tema “Potensi Energi Bersih Indonesia dan Pengelolaannya untuk Mensukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nasional”, Seminar Nasional akan dilaksanakan pada 03 Maret 2018 di Hall Gedung Perpustakaan SV UGM.

“Seminar Nasional terbuka untuk umum, baik siswa SMA/SMK, Mahasiswa maupun dari dunia Industri,” ungkap Rizky.

Sementara itu, Dr. Ir. Suryo Darmo, M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Mesin SV UGM menyampaikan dalam sambutannya bahwa melalui kegiatan Mechanical Fair 2018, diharapkan mampu menjembatani komunikasi antara pendidikan vocational dengan dunia Industri mengenai perkembangan teknologi terkini.

“Pengetahuan kalau hanya bisa untuk mikir teori tapi tidak bisa memproduksi, percuma” ujar Suryo Darmo.

Bertempat di Kampus Gravika Diploma Teknik Mesin SV UGM, Kegiatan Mechanical Fair dibuka secara langsung oleh Wikan Sakarinto, S.T.,M.Sc., Ph.d., selaku Dekan SV UGM.

Dihadapan para peserta dan pembimbing (guru), Wikan menyampaikan bahwa saat ini dunia pendidikan sedang mengalami perubahan besar. Setap elemen-elemen termasuk elemen pendidikan harus mampu merespon perubahan terserbut.

“Siswa harus dibekali dengan softskill yang kuat, agar menjadi pembelajar yang independent” tutur Wikan.

Tak lupa, Wikan juga menyampaikan pesan pada seluruh guru pembimbing yang hadir pada acara pembukaan Mechanical Fair 2018, bahwa di era serba digital, kini pola komunikasi antara Pendidik dan Siswa didik harus terus dikembangkan. Guru juga harus bisa betemu siswa baik di dunia nyata maupun di dunia maya untuk membangun komunikasi yang terarah.

“Mari kita bersama-sama membangun generasi yang memiliki semangat belajar mandiri dan cinta tanah air,” pungkasnya.