Arsip:

memanen air hujan

Kongres Gerakan Memanen Air Hujan Indonesia #4 2022

Yogyakarta, 05 – 06 Maret 2022 – Lab. Hidrologi dan Lingkungan Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan kegiatan Kongres Gerakan Memanen Air Hujan (KGMAHI) 2022 yang bekerja sama dengan River and Ecology Club Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dan Himapsili Universitas Sebelas Maret serta didukung oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Melalui acara ini ratusan peserta dari berbagai kalangan komunitas dan instansi yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia antusias mengikuti Kongres Gerakan Memanen Air Hujan 2022 ini.

Kongres Memanen Air Hujan Indonesia

Sekolah Vokasi – Departemen Teknik Sipil (DTS) melaksanakan kegiatan Kongres Memanen Air Hujan di Hall Gedung Perpustakaan selama 2 hari pada tanggal 27 s.d. 28 November 2018. Sasaran peserta pada kegiatan tersebut adalah Pemerintahan Kota dan Kabupaten, Staf dan Institusi PUPR, KLHK, BMKG dan BNPB, Komunitas Sungai Indonesia, Komunitas Pemanen Air Hujan, Pelaku Usaha dan Industri, Mahasiswa dan Budayawan, Masyarakat Umum. Acara yang memiliki tema “Air Hujan adalah Potensi Air Bersih Masa Depan” juga merupakan salah satu rangkaian peringatan Dies Natalis Sekolah Vokasi yang ke-9 dan sekaligus menampilkan pameran dari produk-produk pemanen air hujan.

Dekan Sekolah Vokasi, Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya mengatakan bahwa “Sekolah Vokasi dengan adanya penerapan Teaching Industry segala riset termasuk dalam hal pemanen air hujan harapannya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.”

Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, selaku Dosen dari Departemen Teknik Sipil SV UGM mengajak masyarakat untuk terbiasa memanen air hujan di kala musim penghujan berlangsung. Kegiatan memanen air hujan sangat diperlukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang terjadi saat musim kemarau berkepanjangan. “Dahulu masyarakat sangat akrab dengan mengelola air hujan, namun sekarang sudah diserahkan ke urusan teknis, menyerahkankannya ke PDAM atau bagian irigasi untuk pertanian,” katanya.

Kegiatan Kongres Memanen Air Hujan ini menghadirkan pembicara dari berbagai instansi maupun komunitas. Pembicara pada hari pertama yaitu Bapak Lilik Kurniawan selaku Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beliau membahas mengenai “Air Hujan dan Bencana”. Selain itu Bapak Herizal selaku Deputi Iklimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beliau membahas mengenai “Hujan dalam Konteks Perubahan iklim di Indonesia: Potensi dan Ancamannya”. Kemudian acara dilanjutkan dengan panel session dengan moderator Bapak Muh. Sulaiman, ST., MT., D.Eng. pada sesi ini pembicara terdiri dari Bapak Dwi Agus Kuncoro, ST, MM, MT dari BBWS Cimanuk Cisanggarung membahas mengenai “Inovasi berupa Metode dalam Memanen Air Hujan”; Ibu Dra. Sri Wahyuningsih dari Komunitas Banyu Bening yang membahas mengenai “Elektrolis Air Hujan”; Bapak Zulkifli, SE. selaku Inisiator Gemma Cammtara, Camat Ternate menceritakan tentang “Gerakan Menabung dan Memanen Air Hujan di Kecamatan Kota Ternate Utara (GEMMA CAMTARA)” dan yang terakhir Bapak Djoko Suryanto selaku Dosen ITI Jakarta yang menyatakan bahwa “Memanen Air Hujan Hukumnya Wajib”.

Kongres berlanjut di hari Kedua menghadirkan keynote speech yaitu Bapak Sakti Hadengganan selaku Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi KLHK yang membahas mengenai Memanen Air Hujan untuk Mencegah Bencana Banjir Dan Kekeringan dan Bapak Tri Bayu Aji, selaku Kepala BBWS SO Kemen PUPR  mengenai “Membangkitkan Kearifan Lokal dalam Gerakan Memanen Air Hujan dengan Transformasi Baru.”

Untuk sesi panel 2, menghadirkan pembicara yaitu FX. Pri Joewo Guntoro (GM UGM Residence); Remigius Triatmojo (PT. Tirta Investama); Marta Hendry (Ketua Komunitas Arisan Memanen Hujan Perumahan Jambusari) yang di moderatori oleh Tirza Surya Sembada, Mahasiswa S2 MTPB UGM

Sesi terakhir dari rangkaian acara kongres ini diskusi panel yang ke-3 dengan menghadirkan: Agung Nugroho dari Komunitas Boyolali; Koesnadi Priyono dari Komunitas Saringan Air Praktis; Arief dari BPBD Klaten; Dr. Darmansyah selaku Kepala PPE Sulawesi dan Maluku KLHK dan Purwanto dari BPDAS Solo.

Dengan kegiatan ini memberikan wawasan bagi masyarakat bahwa air hujan bukan lah penyebab suatu bencana namun juga bisa sangat bermanfaat terutama disaat terjadi kekeringan.