Arsip:

Berita Terkini

Kagama Beri Santunan Keluarga Briptu Fandi

Jumiati (57 tahun) nampak terharu saat Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., menyerahkan bantuan santunan untuk Briptu Fandi Setya Nugroho yang gugur dalam kerusuhan di Mako Brimob bulan Mei lalu, Jumat (22/6), di kampus UGM. Jumiati merupakan Ibunda dari Briptu Fandi. Ia bersama dengan menantunya drg. Geha Solichah, istri dari Briptu Fandi, menerima secara simbolis bantuan senilai Rp40.300.000 yang merupakan hasil sumbangan dari alumni UGM yang tergabung dalam Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada.

Sambil terisak, Jumiati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada UGM yang memberikan kepedulian pada Briptu Fandi. Wanita paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai polwan ini menuturkan sejak kecil Fandi merupakan anak yang periang. Ia tidak menyangka jika anak bungsunya ini akhirnya mengikuti jejaknya dengan mendaftar menjadi polisi. “Sebelum lulus dari UGM, kebetulan kosnya dekat dengan rumah bapak-bapak polisi, sering ngobrol, dia bercerita ke saya mau masuk polisi dan teman-teman di kampusnya mendukung,” katanya.

Fandi mendaftar di sekolah Calon Bintara Polisi di Jakarta. Menurut pengakuan Jumiati, selama menempuh pendidikan, Fandi selalu berprestasi dan masuk dalam daftar peringkat sepuluh besar hingga akhirnya ketika lulus ia ditempatkan di Densus 88. “Sewaktu memilih jadi polisi, saya sudah kasih tahu, risiko jadi polisi itu berat. Tapi ia memang senang, waktu pendidikan saja ranking dia bagus, lalu terpilih jadi Densus,” kata Jumiati yang bekerja di Polres Magelang ini.

Setelah lulus dari pendidikan Bintara Polisi, kata Jumiati, Fandi sudah bekerja menjalankan tugasnya sebagai polisi sejak 2011. Sepengetahuan Jumiati, ia mengenal anaknya sangat tekun dan disiplin dalam menekuni tugas. Hingga menjelang pertengahan Mei lalu, ia tidak memiliki firasat apa-apa jika anak bungsunya tersebut gugur dalam kerusuhan para napi teroris di Mako Brimob. “Tiga hari saya tidak dapat kabar apa-apa, setelah melihat berita saya coba kontak tapi tidak bisa dihubungi, lalu saya hubungi istrinya, baru dapat kabar,” kenangnya.

Meski anaknya gugur dalam kerusuhan para napi teroris, namun Jumiati tetap berbesar hati dan berusaha tabah. Menurutnya, Briptu Fandi telah melaksanakan tugasnya dan gugur saat bertugas. “Saya ikhlas menerima cobaan ini, sudah menjadi tugas polisi tetap berjuang melawan terorisme, ” katanya.

Sulastama, anggota Kagama, menuturkan penggalangan dana santunan dilakukan oleh sesama alumni UGM lewat jejaring media sosial. Ia menuturkan penyerahan bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian sesama anggota Kagama terhadap Briptu Fandi yang merupakan alumnus UGM. “Bantuan ini sudah terkumpul sejak lama, namun kita menunggu momen yang tepat untuk bertemu keluarga guna menyerahkan bantuan ini, itu pun setelah menunggu 40 hari setelah wafatnya Briptu Fandi,” kata inisiator penggalangan dana ini.

Mas Komo, demikian ia akrab disapa, menambahkan para alumni UGM menyampaikan rasa simpati yang mendalam setelah mengetahui ada alumni menjadi korban kerusuhan Mako Brimob. Selain itu, kata Komo, alumni UGM tetap mengutuk keras segala bentuk aksi terorisme di Indonesia. “Sebagai alumni UGM, kita mengutuk aksi teror dan segala bentuk kegiatan terorisme,” katanya.

Rektor UGM menyampaikan penyerahan bantuan ini sebagai bentuk dukungan moral kepada keluarga Briptu Fandi untuk tetap bersemangat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari sepeninggal Briptu Fandi yang gugur saat menjalankan tugas. “Perjuangan almarhum yang luar biasa melawan terorisme, kita tergerak memberikan santunan, kita tahu bung Fandi meninggalkan seorang istri dan anak yang masih balita, tentu membutuhkan dana, meski tidak seberapa yang bisa kita bantu,” kata Rektor.

Rektor menjelaskan Briptu Fandi menyelesaikan pendidikan sekolah vokasi di Fakultas Hukum. Selama kuliah, Fandi dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. “Beliau angkatan 2008, selama mahasiswa aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)

Baitulmaal Food (B-Food); Program Kerjasama Baitulmaal Muamalat dan SV UGM

Sabtu, 09  Juni 2018 telah dilaksanakan Program Baitulmaal Food (B-Food) di Hall Perpustakaan Sekolah Vokasi UGM. Acara ini diselenggarakan oleh Baitulmaal Muamalat bekerja sama dengan 25 awardee mahasiswa Sekolah Vokasi UGM penerima beasiswa B-Smart.

Program B-Food merupakan salah satu bentuk kegiatan berbagi kebaikan di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Program ini berbentuk pemberian santunan Ramadhan berupa bahan kebutuhan pokok senilai Rp 40.000.000 untuk 100 orang mustahik (orang yang berhak menerima zakat/infaq/sedekah). Mustahik yang diundang untuk diberi santunan ini berasal dari  berbagai daerah di  Provinsi DIY seperti Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan daerah di sekitar UGM, seperti Terban, Pogung, Karang Wuni, dan Blimbingsari. Para mustahik ini diperoleh dengan melewati berbagai prosedur, seperti dilakukannya survei secara langsung oleh mahasiswa ke rumah calon mustahik kemudian pengumpulan data identitas seperti fotokopi KTP dan KK, didukung pula dengan data rekomendasi dari kelurahan setempat dalam bentuk pernyataan Surat Keterangan Tidak Mampu.

Rangkaian kegiatan acara dimulai pada pukul 08.00 WIB. Diawali dengan pembukaan,  pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan oleh kordinator pelaksana yaitu Barru Tri Prayogo, sambutan oleh Dekan Sekolah Vokasi yaitu Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph. D, sambutan perwakilan Baitulmaal Mumalat yaitu Bapak Sulistyanto Hibrizie selaku branch manager Provinsi DIY, tausiyah oleh Ust. M. Miqdam Makfi Lc., MIRKH., dan ditutup  dengan kegiatan pembagian santunan kepada para mustahik. Dalam sambutan yang diberikan, baik Bapak Wikan maupun Bapak Sulistyanto menekankan bahwa sama-sama menyatakan harapan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan semacam ini secara berkelanjutan. Sehingga dapat menjadi multiple kebaikan untuk berbagai pihak. Baik bagi pihak pemberi yaitu Baitulmaal Muamalat, pihak penyalur yaitu awardee mahasiswa Sekolah Vokasi UGM, dan pihak penerima yaitu para mustahik.

Siapkan Pelayanan Prima, SDM SV UGM Adakan Hibah Inovasi Kreatif dan Simulasi TPA untuk Tendik KPTU SV

Yogyakarta – Setelah melalui serangkaian tahapan seleksi, sebanyak 25 tim pengusul hibah inovasi berhasil masuk ke tahap presentasi Hibah Inovasi Kreatif Tenaga Kependidikan SV UGM tahun 2018. Bertempat di R. 138 Gedung SV presentasi dimulai pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB dengan tiga reviewer terdiri dari dosen SV UGM. Pada saat presentasi, peserta diminta untuk menyampaikan rancangan inovasi yang akan dikembangkan untuk mendukung layanan tridharma Perguruan Tinggi.

Program ini diselenggarakan setiap tahun sekali dengan rancangan pengembangan inovasinya yang bisa dimanfaatkan untuk uji materi penerapannya di lingkungan SV UGM. Program ini diharapkan tidak berhenti sampai pelaporan saja, tetapi setelahnya ada proses uji materi kemungkinan penerapannya di unit-unit kerja di SV UGM. Program Hibah Inovasi Kreatif Tendik tahun 2018 ini mengutamakan inovasi layanan yang berbasis teknologi informasi.

 Program Hibah Inovasi Kreatif bagi Tenaga Kependidikan diluncurkan  Unit Sumber Daya Manusia SV UGM dalam rangka memotivasi dan meningkatkan peran tenaga kependidikan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan administrasi di lingkungan SV UGM. Setelah tahap presentasi, nantinya 13 usulan inovasi dinyatakan berhasil meraih hibah.

Tahap implementasi dan monitoring akan dilaksanakan selama Bulan Juli sampai dengan Bulan September 2018. Pada tahap akhir program, pemenang diwajibkan mempresentasikan laporan akhir hasil implementasi inovasi. Untuk menjaga keberlanjutan sistem dan kemanfaatan sistem yang dibangun, direncanakan pada tahun 2019 dapat diadopsi dan dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja dan layanan unit kerja di lingkungan SV UGM.

Selain upaya Hibah Inovasi Kreatif, unit SDM mengupayakan pelatihan simulasi Tes Potensi Akademik (TPA) untuk tenaga kependidikan (tendik) lingkungan KPTU. Rangkaian kegiatan ini dilakukan untuk memetakan potensi tendik dan dilakukan selama dua hari berturut (25-26/5). Acara yang bertempat di ruang silver VDC SV ini dipimpin oleh Amartha Sophia, S. Psi selaku tendik bidang career di VDC SV UGM.

24 Tim PKM Sekolah Vokasi UGM Siapkan Diri Menuju PIMNAS 2018

Yogyakarta, Program Kreativitas Mahasiswa 2018 yang diadakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menuju tahap Monitoring dan Evaluasi (Monev). Kali ini, Sekolah Vokasi mengadakan kegiatan Monev Internal bagi 24 tim PKM 2018 yang lolos didanai DIKTI. Kegiatan yang bertempat di Rumah Budaya Tembi Bantul ini dilaksanakan pada tanggal 26-27 Mei 2018.

Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (semula Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristek Dikti untuk meningkatkan mutu peserta didik (mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan/atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional.

PKM terdiri atas lima jenis, yaitu PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Teknologi (PKM-T), PKM Penelitian (PKM-P), PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT). Tahapan PKM 5 bidang (PKM-P, PKM-K, PKM-M, PKM-T, PKM-KC) dibagi menjadi lima kegiatan, yaitu pengusulan, deskevaluasi dan penetapan proposal yang didanai, pelaksanaan dan pelaporan, monitoring dan evaluasi, dan PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Sedangkan untuk tahapan 2 PKM lainnya (PKM-AI dan PKM-GT) dibagi menjadi dua tahap, yaitu pengusulan dan deskevaluasi dan penetapan proposal yang mendapatkan insentif.

Rangkaian kegiatan yang melibatkan mahasiswa Penalaran Center Community (PCC) ini di buka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Agus Nugroho, S.T., M.T. Dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan poster oleh Endro dari ISI Yogyakarta, pelatihan public speaking oleh Manager Pengembangan Mahasiswa Sekolah Vokasi Fitri Damyanti Berutu, S.E, S.S., M.Sc. Sore hari acara dilanjutkan pengajian buka bersama oleh seluruh peserta beserta dosen pendamping PKM. Untuk meutup hari pertama, diadakan sesi pendampingan Monev oleh PCC dan Alumni perwakilan Sekolah Vokasi yang maju ke PIMNAS.

Di hari terakhir Monev diadakan penjurian untuk melihat kesiapan para peserta sebelum menghadapi Monev yang sesungguhnya. Di sesi ini, menghadirkan dosen-dosen pembimbing PKM yang telah sukses mengantarkan mahasiswa-mahasiswa UGM menjuarai ajang PIMNAS. Tahapan Monev internal diselenggarakan dengan tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta PKM setelah proposal PKM yang mereka ajukan dinyatakan lolos dan di danai.

Mahasiswa DBSMB Kembangkan Fabric Activity Book (FAB), Inovasi Mainan Anak-Anak Berdasarkan Kebutuhan Belajar dan Usianya

Yogyakarta, Saat ini, belum banyak mainan di pasaran yang sesuai dengan kebutuhan usia anak-anak. Kebutuhan mainan bagi anak-anak usia satu tahun dan anak-anak usia tiga tahun jelaslah berbeda. Padahal mainan yang sesuai dengan kebutuhan usia anak akan membantu perkembangan seluruh aspek baik secara fisik, kognitif maupun emosi. Selain itu, mainan dapat memengaruhi perkembangan fisik, kreativitas, pengetahuan, tingkah laku sosial, dan nilai moral anak.

“Pemberian mainan yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa saja menghambat perkembangan anak, apalagi perkembangan di usia emas. Melihat kondisi yang seperti ini, tim kami membuat sebuah produk mainan yang sesuai kebutuhan usia anak yang diberi nama Fabric Activity Book (FAB),” tutur Buyung Luhur Pambudi, mahasiswa Bahasa Prancis dalam keterangan tertulisnya kepada Humas DBSMB.

Buyung melanjutkan, Fabric Activity Book (FAB) yang dia kembangkan bersama dua rekannya Herlinda Aprianti, mahasiswa Bahasa Inggris DBSMB dan Adi Wahyu Saputra, mahasiswa Akuntansi FEB UGM yang lolos didanai Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan ini, merupakan mainan anak-anak berbentuk buku yang terbuat dari kain flannel. Mainan ini memiliki konsep sesuai kebutuhan anak, praktis, berkualitas, dan aman. Sesuai kebutuhan usia anak berguna untuk memberikan stimulus pada otak, sehingga anak dapat membantu meningkatkan segala aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Mainan ini praktis dengan berbentuk buku supaya tidak berceceran dan mudah dibawa kemana saja. Berkualitas dikarenakan pembuatannya secara homemade, sehingga bentuk potongan kain dan jahitan sangat diperhatikan secara detail. Terakhir, aman dikarenakan terbuat dari kain,” lanjutnya.

Ditanya kelebihan produk ini dibandingkan produk yang menjadi kompetitornya di pasaran, Buyung melanjutkan bahwa Fabric Activity Book yang merupakan mainan anak-anak sesuai usianya memiliki keunggulan. Di mainan ini terdapat buku dan dilengkapi dengan tas yang berguna untuk membawa buku dan mencegah buku supaya tidak mudah kotor. Terdapat sembilan halaman dengan aktivitas yang berbeda. Pembeli bisa memilih sendiri aktivitas-aktvitas yang sesuai dengan usia buah hatinya.

“Pada halaman sampul, pembeli bisa memesan tema sesuai keinginan dan dilengkapi dengan nama buah hatinya. Selain itu, dilengkapi penjepit yang mudah untuk dibuka, berguna untuk memindahkan halaman-halaman. Hal ini berguna untuk mengurutkan aktivitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Mainan ini juga dilengkapi dengan katalog tentang aktivitasnya. Katalog berguna untuk membantu orang tua tentang tata cara penggunaan dan manfaat-manfaat yang diperoleh. Katalog diperinci per halaman, sehingga orang tua mudah memahami maksud dari aktivitas tersebut. Dari sisi bahan, Fabric Activity Book terbuat dari kain flannel. Kain ini bisa dicuci jika dirasa perlu,” jelasnya.

Buyung menjelaskan untuk melaksankan PKM yang merupakan hibah dari Belmawa Kemenristekdikti ini, timnya memproduksi Fabric Activity Book sebanyak 100 buah per periodenya untuk dipasarkan kepada semua pihak. Selain itu, untuk stategi pemasarannya dipilih melalui mitra-mitra yang telah kerja sama seperti toko perlengkapan bayi, TK, dan PAUD. Mitra tersebut akan terus diperluas.

Ditanya harga julanya, Buyung menjelaskan bahwa Produk Fabric Activity Book dibanderol dengan harga yang ekonomis dan terjangkau sebanding dengan manfaat yang akan didapatkan oleh konsumen yakni 200 ribu berbuku. Jika ada yang berminat bisa menghubungi langsung menghubungi kontak person Buyung di 082231908190 atau melalui instagram Fabric Activity Book di @fabricaktivitybook.

Sekolah Vokasi Gelar Workshop Penulisan Praproposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Yogyakarta (24/5), Sekolah Vokasi UGM sebagai entitas UGM yang belum lama dibentuk, yaitu tahun 2009 memerlukan pengalaman dalam program pengabdian kepada masyarakat sehingga dapat ikut berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan wilayah sehingga dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa. Keterbatasan dana internal SV UGM untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengharuskan dosen-dosen di SV UGM untuk secara kreatif mencari sumber pendanaan lain.

Bertempat di R.225, melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Vokasi menggelar Workshop “Penulisan Praproposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI”. Kegiatan ini dilakukan untuk dapat memberikan pencerahan bagi dosen-dosen di lingkungan SV UGM dalam meraih hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat khususnya yang berasal dari DIKTI. Dalam workshop ini narasumber yang dihadirkan adalah Dr.  drh. Wisnu Nurcahyo, reviewer hibah DIKTI dan telah berpengalaman bertahun-tahun dalam mereview dan melakukan pendampingan program pengabdian kepada masyarakat. Selain itu dalam kegiatan ini akan disampaikan sharing experience dari para penerima hibah yang berasal dari dosen-dosen Sekolah Vokasi.

Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd. Ketua Departemen Bahasa Seni dan Manajemen Budaya mengisi materi tentang sharing session proposal penelitian dan pengabdian masyarakat. Endang membangi pengalaman mengakses hibah penelitian PUPT yang didapatkannya dua tahun berturut-turut.

“Kunci menulis proposal adalah mengikuti panduan. Selain itu empat hal yang harus ada harusnya adalah kebaruan, bermanfaat, produk yang dihasilkan dan berkelanjutan,” jelas Endang dalam paparannya.

Endang menjelaskan bahwa dalam menulis proposal penelitian dimulai dari menemukan hal yang paling menarik perhatian. “Kebetulan saya tertarik pada kesopanan,” tambah Doktor alumni Universitas Negeri Yogyakarta ini. Dr. Ia berharap mendapatkan hasil standard soft skills mahasiswa Sekolah Vokasi yang memang disiapkan untuk terjun di industri.

Di sesi sebelumnya, drh. Wisnu Nur Cahyo, Ph.D. yang juga sebagai reviewer Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristekdikti menyampaikan tentang skema-skema Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang bisa diakses oleh dosen-dosen di lingkungan Sekolah Vokasi UGM. Sedangkan Dr.Ing. Agus Maryono menyampaikan motivasi bahwa riset harus bisa dikembangkan tidak hanya menjadi paper tetapi juga produk, paten, buku, dan juga elearning content.

 

Departemen Ekonomika dan Bisnis SV UGM Gelar Buka Bersama Bertajuk Sambung Rasa

Yogyakarta (18/5), Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) Sekolah Vokasi UGM menggelar kegiatan yang bertajuk “Sambung Rasa, Talkshow dan Buka Puasa Bersama”. Bertempat di Hall-University Club Hotel UGM, acara ini mengundang Rektor UGM Prof. Panut Mulyono, Wakil Rektor Bidang Kerjasama Dr. Paripurna, serta perwakilan Direksi Bank Mitra DEB.

Pada kesempatan baik ini, Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Dra. Ike Yuli Andjani berkesempatan memberikan sambutan di depan para tamu. Pada sambutannya, Ike menyampaikan bahwa institusi dan industri harus link and match. Sejauh ini kolaborasi DEB dan industri sudah banyak dilakukan, contohnya serapan lulusan langsung ke industri yang membutuhkan, mahasiswa/i diizinkan magang di industri terkait, bantuan tenaga pengajar, bantuan sarana dan prasarana, kelas kemitraan, serta kolaborasi akademik lainnya.

Senada dengan yang disampaikan Ike, Dekan Sekolah Vokasi Wikan Sakarinto, Ph.D menambahkan jika industri diharapkan bisa ikut merumuskan kurikulum sehingga apa yang dipelajari di Sekolah Vokasi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Tidak hanya melibatkan industri sebagai tenaga pendidik, diharapkan D4 Perbankan hasil kerjasama dengan Bank Mandiri dapat terlaksana ditahun ini.

“Inilah nilai link and match yang kami butuhkan”, tutupnya.

Hadir untuk mewakili industri, Direktur BCA Suwignyo Budiman berpendapat jika masyarakat sekarang berubah karena kemajuan teknologi, sehingga secara umum untuk melayani pelanggan juga harus berubah. Secara nasional, hanya 10% transaksi yang terjadi di cabang, sisanya di pusat. Bahkan di BCA transaksi di cabang hanya menyentuh angka 3% dari total transaksi yang ada.

“Kunci suksesnya adalah di SDM, ini sulit,” tutur Suwignyo.

Ia mengaku jika saat ini yang paling banyak dibutuhkan adalah ahli tentang data.  Sehingga industri butuh lulusan ini untuk mengoptimalkan pelayanan prima. “Bisa disimpulkan jika kolaborasi sangat penting untuk mengembangkan SDM”, pungkas Suwignyo.

Berkesempatan untuk hadir Aksa Mahmud selaku wakil ketua MPR RI (periode 2004-2009) yang juga Anggota Majelis Wali Amanat UGM (2001) sekaligus pemilik Grup Bosowa dan Bank Bukopin memberikan pandangannya tentang pentingnya link and match. Aksa menuturkan jika zaman ini harus bisa menghilangkan gap antara kebutuhan tenaga kerja dan lulusan universitas. Ia meyakini jika semua program studi bisa dujual di industri.

Mewakili Rektor UGM, Dr. Paripurna mengucapkan selamat kepada Sekolah Vokasi atas pencapaiannya menarik industri selama ini.

“Harapannya semakin banyak inovasi yang lahir dari kolaborasi industri dan institusi,” tutupnya.

Mahasiswa Kepariwisataan Raih Grand Prix Winner di Kompetisi Internasional di Perancis

Sanggar Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada (SAKA UGM) kembali mengharumkan nama Indonesia dengan menorehkan prestasi di ajang 11th International Competition of Folklore, Dance, and Music “Les Etoiles de Paris” 2018 di Paris, Perancis. Dalam ajang tingkat dunia ini, SAKA UGM berhasil meraih gelar Grand Prix Winner dan berhasil mengungguli 45 kelompok peserta dari berbagai negara, seperti Malaysia, Perancis, Krygyzstan, Ukraina, Rusia, Yunani, Uzbekistan, Armenia, Turki, Slovakia, dan berbagai negara lainnya.

Di kompetisi ini, SAKA UGM mengirimkan 19 penari yang terdiri dari 8 penari laki-laki dan 11 penari perempuan, serta 2 pemusik, dan 1 ofisial. Zahra Shaumi Patma, mahasiswa Program Studi Diploma Kepariwisataan DBSMB berkesempatan menjadi salah satu penari yang menyuguhkan penambilan terbaiknya.

“Pada awalnya kami pesimis untuk menang, tetapi kemudian kami bisa optimis sehingga kami puas dengan penampilan kami. Kami mendapatkan banyak pujian dari peserta lainnya,” tutur gadis kelahiran Samarinda, 2 Januari 1998 ini kepada Humas DBSMB.

Mahasiswa Program Studi Kepariwisataan angkatan 2016 ini menuturkan bahwa persiapan untuk mengikuti lomba ini dilakukan secara rutin dari bulan Desember 2017 hingga April 2018. “Latihan dilakukan selama 6 kali tiap minggu, dari Senin sampai Sabtu,” tambahnya. Selain itu, lanjutnya, persiapan pengajuan proposal pembiayaan juga dilakukan dengan mengajukan dana ke UGM hingga mencari sponsor.

Di babak pertama, Tim SAKA UGM menampilkan tari Pukat. Dengan nilai yang baik, Tim SAKA UGM melenggang ke babak 10 besar. Di babak ini, setiap tim harus menampilkan penampilan yang berbeda. Tim SAKA UGM menampilkan Tari Jaroe dan Rapa’I Geleng.

Ditanya tentang hal yang paling berkesan dari partisipasinya mengikuti kompetisi ini, mahasiswa asal Cirebon Jawa Barat ini menuturkan, “Banyak kenangan yang sudah dilalui terutama saat awal latihan hingga gerakan tarian kami benar-benar matang. Kami bangga dengan perjuangan kami untuk mengharumkan nama UGM dan Indonesia.”

Penting, Peran Tenaga Kependidikan Berikan Pelayanan Prima

Senin (14/5), Sekolah Vokasi (SV) UGM sadar akan pentingnya service exellence untuk memberikan pelayanan kepada civitas akademika dengan sebaik-baiknya, maka perlu pemahaman tentang bagaimana teknik-teknik pelayanan untuk tenaga pendidik (tendik). Bertempat di Ruang Sidang Departemen Ekonomika dan Bisnis melalui Unit Sumber Daya Manusia (SDM) berhasil menggelar acara pelatihan service exellence training bagi tendik di lingkungan SV UGM.

Mengundang mitra BNI cabang UGM sebagai narasumber, Al. Henri Indriyanto selaku pimpinan BNI cabang UGM menyatakan jika tugas tendik adalah membuat brand image Sekolah Vokasi. Tugas pokoknya yaitu melayani, hal ini berkaitan dengan manusia karena layanan erat kaitannya dengan hubungan antara yang dilayani dan yang melayani. Layanan juga sangat dekat dengan memenuhi kebutuhan dan saling menjaga kehormatan. Pokok-pokok ini yang harus dipahami dan dimengerti oleh seluruh tendik Sekolah Vokasi.

“Rahasia sukses melakukan pelayanan dimulai dari kata bisa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Henri menegaskan jika tendik Sekolah Vokasi harus memiliki enam kunci moral skenario untuk memberikan layanan prima bagi civitas akademika. Enam kunci itu yaitu, senyum, kesopanan, identifikasi/memetakan, izin, nilai tambah, dan jangan memaksa.

“Enam kunci ini akan membawa kita menuju kerja keras, kerja cerdas dan tuntas,” tutupnya.

Hal serupa yang dilakukan seluruh karyawan BNI untuk meningkatkan pelayanan, karyawan harus sadar betul dengan kewajibannya memberikan pelayanan prima. Selain itu 4 elemen service excellence yaitu proses, infrastruktur, produk, dan SDM perlu dimiliki untuk membangun pelayanan prima di SV UGM.

Pada penghujung acara, peserta diminta untuk praktik handling complaints hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana sikap tendik menyikapi suatu komplain yang biasa terjadi di lingkungan pekerjaan. Berbeda dengan BNI, sejauh ini di Sekolah Vokasi belum memiliki SOP tertulis terkait pelayanan prima dan cara bersikap jika ada komplain. Melalui workshop ini harapannya dimasa mendatang ilmu ini bisa di praktikan di lingkungan kerja dan diperkuat dengan SOP tertulis.

Talent Scouting: Jalan Tikus Menuju Studi Doktoral di Luar Negeri

Rabu (9/5), Dalam rangka mempersiapkan peningkatan kualifikasi sumber daya manusia pendidik di lingkungan Sekolah Vokasi UGM, maka unit sumber daya manusia menyelenggarakan Talent Scouting-Program Doctoral bagi doen muda. Melalui program ini, dosen muda diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menulis secara akademik untuk mencari dan mendapatkan Perguruan Tinggi sasaran di luar negeri, menyusun proposal penelitian, serta menambah wawasan mengenai teknik dan strategi mendapatkan beasiswa serta kiat sukses menjalankan studi di luar negeri.

Memilih melanjutkan studi di luar negeri, terlebih di World Class University atau Universitas Kelas Dunia, tentu tidaklah mudah. Persyaratan keterampilan berbahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan, kompetensi dalam melakukan penelitian, pemahaman program studi tujuan, hingga menciptakan proposal kepada promotor atau profesor pengampu kelak merupakan sekelumit tantangan yang harus dilewati.

“Tujuan dari talent scouting ini adalah membekali para dosen muda untuk dapat menembus sekaligus menjalankan studi di luar negeri dengan baik,” jelas Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto., Ph.D.

Meskipun demikian, Wikan menyadari bahwa banyak dosen yang merasa telah memiliki kompetensi yang baik, utamanya dalam berbahasa asing. “Namun bagi kami yang tidak kalah penting dari persiapan bahasa Inggris dalam bidang akademis sesuai dengan ketentuaan akademis internasional adalah juga mempersiapkan mental mereka dalam menjalani pendidikan.”

Talent Scouting menyediakan beberapa pelatihan lanjutan yang menjadi solusi atas tantangan yang biasanya ditemui dosen dalam mengakses studi lanjut di luar negeri. Pelatihan seperti berbahasa Inggris khas akademis, penyusunan proposal penelitian yang baik, skenario menghadapi wawancara beasiswa, hingga memilih profesor yang akan menjadi promotor ketika studi kelak di luar negeri.

Pada kesempatan baik ini Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Leo Indra Wardhana, Ph.D berkesempatan untuk memotivasi dosen muda lainnya agar segera mengambil program doctor. Dosen muda lulusan doktoral University de Limoges, Prancis ini menceritakan perjuangannya selama proses pendaftaran hingga hidup di negara orang. Ia menegaskan bahwa bahwa IELTS (6.5-7) dan IBT (80-100) menjadi syarat wajib yang harus dimiliki saat ini.

Leo mengakui bahwa sekolah di luar negeri membuatnya memiliki pemikiran terbuka karena kenal dengan orang-orang dari berbagai negara. Hal ini bisa menjadi bekal ketika kembali ke tanah air dan mengajar membagikan ilmu untuk mahasiswa sehingga mereka kelak bisa terdorong untuk melakukan hal-hal hebat lainnya dibidangnya. Bagi institusi, tentu mampu membantu mencapai mimpi besar Sekolah Vokasi dan UGM jika sumber daya manusianya banyak yang sudah doctor.

“Mungkin hal paling menyenangkan selama perjalanan panjang menempuh program doktoral adalah ketika kamu dipanggil doctor oleh orang lain,” pungkasnya.