Arsip:

Rilis Berita

Gandeng Mahasiswa, Unit Kemahasiswaan Sekolah Vokasi Menggelar Workshop Keorganisasian

Yogyakarta (19/02/2018), Bidang Kemahasiswaan yang berada dibawah Wakil Dekan bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Jaminan Mutu mengadakan workshop Organisasi Mahasiswa. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan pada awal tahun karena mencari momentum yang tepat untuk menyamakan persepsi terkait program kerja organisasi mahasiswa yang ada di lingkungan Sekolah Vokasi, sekaligus penyampaian mekanisme pengajuan proposal dan SOP pencairan dan pertanggung jawaban dana kemahasiswaan.

Acara ini dipandu oleh Ibu Fitri Damayanti selaku manajer Kemahasiswaan dan dihadiri langsung oleh bagian keuangan Sekolah Vokasi. Antusiasme yang  sangat luar biasa ditunjukkan oleh mahasiswa terlihat dari jumlah kehadiran hampir mencapai 100 mahasiswa yang berasal dari BEM, DPM, BSO, UKM, dan KMD. Pada kesempatan kali ini, organisasi mahasiswa dituntuk untuk dapat melahirkan program kerja dan kegiatan mahasiswa yang bermanfaaat, memiliki outcome dan target yang jelas dan terukur, serta mengandung visi jangka panjang (sustainability). Selain itu, melalui proposal yang akan mereka susun mahasiswa juga diminta untuk dapat melakukan persiapan yang matang, timeline yang jelas dan pengelolaan keuangan yang baik.

Dari diselenggarakannya workshop ini, diharapkan organisasi mahasiswa di Sekolah Vokasi bisa lebih baik dalam menggagas suatu program kerja, matang dalam persiapan, efektif dalam menyajikan proposal dan penuh tanggung jawab dalam mempertanggung jawabkan kegiatan mereka.

 

SV UGM dan Bank Mandiri Sepakat Buka Program D-4 Perbankan

Sekolah Vokasi UGM dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepakat menjalin kerja sama pendirian Program Studi Diploma IV Perbankan dan rencana Program Kriya Mandiri. Kesepakatan ditandai dengan dibubuhkannya tanda tangan kerja sama antara Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D dan Senior Executive Vice President Human Capital Bank Mandiri, Sanjay N. Bharwani.

Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan penandatanganan kerja sama menjadi kelengkapan proposal untuk pendirian Program Studi D-4 Perbankan dan Rencana Program Kriya Mandiri. Rencana pendirian program ini telah mendapat persetujuan Senat Akademik Sekolah Vokasi UGM dan kini maju untuk mendapat persetujuan Senat Akademik UGM.

“Secara khusus kita memang menghadirkan industri dalam pembelajaran karena dalam menghadapi era disruption saat ini, kampus tidak lagi bisa berjalan sendiri tanpa melibatkan dunia industri,” katanya, di ruang sidang pimpinan UGM, Senin (19/2).

Menurut Wikan menghadirkan industri bukan berarti industri harus berada di dalam kampus. Kehadiran bisa dalam bentuk konsep, semangat, value profesionalitas dan kompetensinya agar lulusan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan industri.

“Semua itu akan terwujud dalam kurikulum yang sedang kita susun bersama saat ini. Kurikulum terkait pendirian D-4 Perbankan ini sudah hampir satu tahun kita kolaborasikan dengan Bank Mandiri,” ujarnya.

Senior Executive Vice President Human Capital Bank Mandiri, Sanjay N. Bharwani, menyatakan  tenaga kriya merupakan program pemagangan lulusan SMA atau SMK belajar secara terpadu di Bank Mandiri dengan ditempatkan di berbagai unit/ kantor cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia. Kerja sama ini juga memberi kesempatan mahasiswa-mahasiswa UGM bekerja magang di Bank Mandiri untuk mendapatkan pengalaman sesuai dengan kebutuhan.

Sanjay menambahkan pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi fokus perhatian saat ini dan dengan pendirian Sekolah Vokasi sebagai salah satu upayanya. Dengan memperkuat pendidikan vokasi dan menghadirkan industri tentu akan menghasilkan SDM yang sesuai dan diharapkan industri.

“Dengan pendirian D-4 ini nantinya diharapkan akan menghasilkan SDM unggul dan profesional di dunia perbankan saat ini,” ungkapnya.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Maulyono, M.Eng., D.Eng., menyambut baik kerja sama ini. Dengan berpegang prinsip  life long learning maka cara-cara penerimaan mahasiswa baru bisa diperluas lagi.

“Dengan begitu  karyawan yang sudah bekerja lebih dari 2  atau 3 tahun memiliki kesempatan untuk kuliah kembali mengambil program D-4 atau S1 reguler,” katanya.

Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Prof. Ainun Na’im, Ph.D, M.B.A., yang turut menyaksikan penandatanganan kerja sama menuturkan Kementerian menyambut baik rencana pendirian program D-4 Perbankan dan Kriya Mandiri. Kerja sama antara universitas dan dunia industri merupakan tantangan yang tidak mudah.

“Tidak mudah memadukan kebutuhan industri dan akademis, juga tidak mudah bagi mahasiswa untuk magang. Jika Bank Mandiri menyediakan tempat untuk magang dan memiliki program khusus untuk lulusan SMA kami merasa berterima kasih karena sangat membantu kementerian,” tuturnya.

Dengan upaya Bank Mandiri, kata Ainun Na’im, tentu akan berpengaruh dan meningkatkan angka partisipasi penduduk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Di negara-negara seperti Jerman, Taiwan, Korea, New Zealand, sekolah-sekolah vokasi diajarkan tidak secara konvensional yaitu dengan pengajaran tidak berada di kelas.

“Yang namanya sekolah vokasi itu, belajarnya ya di tempat kerja bukan di kelas. Mereka setiap hari masuk di tempat kerja, kelasnya di tempat kerja itu dengan diberi instruksi dan kemudian praktik,” katanya.

Namun, karena tidak memiliki kapasitas dan sistem seperti itu, Ainun mengakui pendidikan vokasi di Indonesia dikembangkan dengan model 321. Artinya, 3 semester di kelas, 2 semester di industri dan 1 semester bisa tetap di industri atau kembali ke kelas.

“Ini yang kita cobakan di 12 politeknik-politeknik yang ada di Indonesia. Sekarang ada volunter yang dibangun oleh kedua belah pihak, ini tentu sangat bagus,” imbuhnya. (Humas UGM)

Tak Hanya Lihai di Hutan, Mahasiswa DIII Pengelolaan Hutan SV UGM Sukses Gelar Acara Kreatif dan Sosial

Forum Komunikasi Mahasiswa Diploma III Kehutanan (FORKOMMADIKA) Sekolah Vokasi UGM menggelar acara bertajuk Cassuarina Project, yang merupakan akronim dari Collaboration of Art, Solidarity, Humanity For Nature. Kegiatan yang memuat nilai- niai solidaritas, kemanusiaan, dan kesenian serta kelestarian alam terbagi dalam 3 rangkaian acara, yaitu Seminar Lingkungan Hidup, Merti Pantai, dan ditutup dengan acara Echoes of Wood.

Digelar pada 25 November 2017, Seminar Lingkungan Hidup menghadirkan dua pembicara, yaitu Taiki Miyazaki selaku founder “Gomishori Project” atau komunitas yang bergerak di bidang cinta lingkungan. Taiki Miyazaki sendiri merupakan warga Jepang yang telah lama berdomisili di Indonesia. Salah satu kegiatan komunitasnya adalah membersihkan sampah di Malioboro serta pengolahan sampah. Narasumber kedua yaitu Kusnadi Priyono (Ketua Kelompok Pengelola Sampah Plastik menjadi bahan bakar alternatif) asli Yogyakarta. Acara ini diselenggrakan untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis. Antusiasme peserta yang datang relatif banyak mencapai 150 pendaftar yang berasal dari Mahasiswa UGM. UNY, UPN, dan Dosen di beberapa Universitas di Yogyakarta-Jateng.

Merti pantai adalah rangkaian acara kedua yang digelar setelah Seminar Lingkungan Hidup. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berupa penanaman mangrove sekaligus bersih pantai  di Pantai Baros, Bantul. Seperti acara sebelumnya, Merti Pantai ini juga dibuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya sepeserpun. Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Desember 2017 lalu. Setidaknya lebih kurang 50 peserta ikut berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

 

Kegiatan penutup dalam rangkaian acara Cassuarina Project adalah acara donor darah serta malam puncak “Echoes of Wood”. Dilaksanakan pada Jumat, 22 Desember 2017, acara ini menekankan pada nilai kepedulian terhadap sesama (kemanusiaan) dan malam kesenian. Acara ini  berperan sebagai wadah untuk mengapresiasi anak- anak Difabel yang berasal dari Yayasan Sayap Ibu, Yogyakarta, dengan menampilkan bakatnya yang luar biasa sekaligus pemberian donasi. Donasi yang diberikan, merupakan hasil kerjasama panitia dengan pihak- pihak Sponsorship. Tak hanya itu, dalam acara ini pula juga menampilkan band- band DIII pengelolaan hutan baik angkatan 2016, 2017 maupun alumi yang dapat menambah keakraban seluruh peserta.

Al- Fatih Naufal. H, selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa meski serangkaian acara yang berturut- turut dan juga memiliki keterbatasan dana, namun semuanya dapat terlaksana sesuai harapan.

“Semoga acara ini dapat berlanjut ditahun-tahun berikutnya, dan memberi manfaat bagi banyak orang. Salam rimbawan!” pungkasnya.

Sekolah Vokasi UGM-Gyeongsang National University Jajaki Kerja Sama

Yogyakarta (6/2/18) – Sekolah Vokasi (SV) UGM dan Gyeongsang National University (GNU), Korea Selatan, menjajaki kerja sama di bidang peningkatan kualitas pendidikan.

Upaya itu dilakukan oleh Dean, Office of International and External Cooperation, Prof Lee Dong-Keun serta International Program Manager Prof Bin Yong-Uk yang berkunjung ke kampus SV dan diterima Dekan SV Wikan Sakarinto, Ph. D. Kunjungan ini adalah kunjungan balasan setelah tahun lalu Dekanat SV yang mengunjungi GNU terlebih dahulu.

Tujuan kedatangan ke kampus SV UGM adalah memperkenalkan kampus GNU, kemudian ingin mengetahui sistem pendidikan yang berlangsung di SV UGM, serta ingin mengadakan kerjasama dalam bentuk MoU antara kampus GNU yang merupakan universitas terkemuka di Korea Selatan dengan SV UGM, adapun hal-hal yang dikemukakan adalah mengadakan kerjasama di bidang pertukaran pelajar dan studi lanjut S1.

 “Saat ini mahasiswa sini ada yang masih belajar di GNU, tidak cukup hanya program exchange dan S1 kami juga menawarkan program S2 untuk calon dosen dan program S3 untuk dosen “, ungkap Prof Lee dengan menggunakan bahasa inggris.

Awalnya program ini diinisiasi oleh program studi Bahasa Korea, setiap tahun mahasiswanya dikirim ke GNU untuk belajar. Tentu saja kesempatan baik ini terus dikembangkan hingga ke lingkup fakultas sehingga mahasiswa jurusan lainnya bisa ikut memanfaatkan kesempatan baik ini.

Dua hari berturut, bertempat di R.225 sosialisasi program S2 dan S3 yang dihadiri oleh calon dosen dan dosen disambut positif (5/2). Berkesempatan bertemu 200 lebih mahasiswa dan alumni SV UGM, Prof Lee dan Prof Bin mensosialisasikan kampus GNU dengan antusias (6/2).

“Periode aplikasi untuk spring semester dimulai maret hingga Juni, dan untuk fall semester dibulan september dan desember,” ungkap Prof Bin.

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa jika tertarik belajar di GNU, bisa memulai mempersiapkan berkas-berkas dari sekarang. Ia juga menegaskan bahwa ada beberapa beasiswa alternatif yang bisa diikuti calon pendaftar, sebut saja Korean Goverment Scholarship, beasiswa dari kampus GNU, dan masih banyak lagi.

Wikan menyambut positif kerja sama dari GNU dengan harapan mampu meningkatkan jaringan SV di dunia internasional.

“Jika kerja sama dengan Gyeongsang National University terealisasi dengan baik, maka SV menjadi pelopor di lingkup UGM,” ungkapnya.

Ditemui usai sosialisasi acara, Manager Kantor Urusuan Internasional (KUI) Andri Handayani menyatakan bahwa informasi lebih lanjut bisa ditanyakan langsung ke KUI Ruang 221 Sekip I. Bagi yang menghendaki materi sosialisasi yang disampaikan Prof Bin dan Prof Lee akan diupload di website sv@ugm.ac.id.

“Jadi tunggu saja informasi di sosial media kami, jika sudah kami upload,” tutupnya.

Menristekdikti Apresiasi Film Karya Civitas Sekolah Vokasi UGM

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, berkesempatan untuk menyaksikan cuplikan film karya mahasiswa dan dosen UGM berjudul Tengkorak saat mengunjungi UGM pada Kamis (1/2).

Usai menyaksikan film yang berhasil masuk nominasi Best Film di Cinequest 2018 ini, ia memberikan apresiasi kepada segenap tim yang telah menyelesaikan film tersebut melalui perjuangan yang panjang.

“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan film ini. Saya selalu tertarik melihat inovasi-inovasi dari mahasiswa sekolah vokasi di Indonesia,” tuturnya.

Film ini, menurutnya, menunjukkan bagaimana pendidikan vokasi mampu menghasilkan output berupa lulusan yang kompeten serta produk-produk yang inovatif. Di tengah disrupsi teknologi, terobosan semacam ini menjadi hal yang penting untuk membawa Indonesia menjadi negara yang diakui.

“Yang bisa sukses bukan negara besar, bukan yang jumlah penduduknya besar, atau yang punya uang banyak, tapi yang menang adalah yang punya inovasi,” imbuh Nasir.

Ia pun memuji upaya UGM dalam mengembangkan pendidikan vokasi dengan kualitas yang sudah terbukti melalui berbagai pencapaian yang diraih. Dalam waktu mendatang, ia berharap kualitas pendidikan vokasi khususnya dalam kegiatan praktik bisa lebih ditingkatkan dengan melibatkan dosen-dosen yang berasal dari kalangan praktisi, setidaknya hingga mencapai 50% dari keseluruhan jumlah dosen.

Dengan pengembangan tersebut, ia berharap kegiatan inovatif seperti yang dilakukan Sekolah Vokasi UGM melalui pembuatan film ini bisa terus berjalan untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik.

“Sekarang jumlah dosen praktisi ada 20% itu sebenarnya sudah bagus, tetapi kalau bisa sampai 50% akan mendorong inovasi jauh lebih baik,” kata Menristekdikti.

Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, ia memberikan semangat kepada para pendukung film Tengkorak dan mengutarakan rasa optimisnya bahwa film ini bisa mendapat apresiasi dalam ajang tingkat dunia sekaligus diterima di kalangan penonton dalam negeri.

“Yakin bisa menang jika ada semangat yang besar. Kami akan mendukung, mudah-mudahan sukses dan membawa nama baik Indonesia,” ucapnya.

Film Tengkorak sendiri mulai diproduksi sekitar 4 tahun yang lalu oleh dosen Sekolah Vokasi UGM, Yusron Fuadi, bersama para mahasiswanya, sebelum akhirnya melibatkan dosen dan pimpinan universitas termasuk Rektor UGM. Setelah melewati proses produksi yang cukup panjang yang melibatkan berbagai inovasi  di bidang multimedia, animasi, special effect, dan sebagainya, film ini tayang perdana dalam Special Gala The 12th Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada Desember lalu.

Bulan Maret mendatang, film bergenre fiksi ilmiah ini akan melakukan world premier pada Cinequest Film & VR Festival 2018 di California, Amerika Serikat sekaligus memperebutkan Best Sci-Fi, Fantasy dan Horror Feature Award dalam festival tersebut.

“Film ini adalah 100% karya mahasiswa dan dosen UGM, dan akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Cinequest. Terima kasih atas dukungan dari semua pihak, dan semoga film ini juga bisa diterima di pasar Indonesia,” ujar Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto. (Humas UGM/Gloria; Foto: Bani)

Awal Tahun SV UGM Kembali Kirimkan 10 Mahasiswanya Untuk Student Exchange ke Korea Selatan

Sepuluh mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) UGM terpilih mengikuti program beasiswa untuk student exchange di Gangneung Wonju National University, Kyungnam University, dan Kangwon University,  Korea Selatan.

Acara pelepasan mahasiswa yang akan berangkat ke Korea ini berlangsung di R.138 Sekip I, dipimpin langsung oleh Dekan Wikan Sakarinto, ST.,MSc., Ph.D,  didampingi Kepala Departemen Bahasa Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd. , Kepala Program Studi Bahasa Korea Supriadianto, S.S, M.A., serta Manager KUI Andri Handayani, S.S., M.A (19/01).

Program student exchange ini memiliki durasi pendidikan yang berbeda-beda yaitu berkisar antara 6 bulan (satu semester) sampai dengan 1 tahun (dua semester). Fasilitas yang didapatkan para mahasiswa terpilih tersebut cukup menarik, yaitu meliputi bantuan biaya untuk tiket pesawat pulang-pergi, bantuan biaya hidup selama di Korea, biaya pendidikan, gratis tinggal di asrama mahasiswa di dalam kampus, dan mendapat kesempatan belajar budaya Korea.

Rombongan dari 8 Mahasiswa Program Studi D3 Bahasa Korea dan 2 Mahasiswa D3 Bahasa Inggris tersebut dijadwalkan akan berangkat berama-sama pada tanggal 28 Februari 2018 dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Rata-rata yang lolos program ini adalah mahasiswa semester empat dan enam.

“4 mahasiswa di Gangneung, 2 di Kyungnam dan 4 di Kangwon ,” ujar Adi.

Adi menambahkan jika tidak semua mahasiswa mendapatkan Full Scholarship, ada diantara mereka yang menerima Partial Scholarship yang berarti mahasiswa hanya dibebaskan dari biaya kuliahnya saja selama disana. Untuk kebutuhan sehari-hari mahasiswa masih bisa mendapatkan penghasilan dengan cara bekerja part-time. Tidak sedikit mahasiswa Indonesia yang kuliah sambil bekerja disana untuk mendapatkahn uang tambahan.

Sementara itu ditemui di ruang KUI, Andri menyampaikan bahwa program ini tidak menutup kemungkinan akan terus berkembang dan tidak terbatas untuk mahasiswa-mahasiswa DBSMB saja.

“Kami harap dan akan terus upayakan untuk prodi lainnya. Selanjutnya untuk update informasi kesempatan exchange dan beasiswa lainnya akan kami infokan melalui sosial media resmi SV UGM, jadi ditunggu saja,” tutupnya.

Wujudkan Arti Berbagi, SV UGM dan Jeonju Volunteer Center Korea Kembali Tanda Tangani MoU Kerjasama

Senin (22/01/2018), Jeonju Volunteer Center (JVC) Korea kembali mengunjungi Sekolah Vokasi (SV) UGM untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama. Tahun ini menjadi tahun ke-2 terjalinnya kerjasama kedua belah pihak. JVC merupakan sebuah organisasi dibidang sosial khususnya fokus terhadap anak-anak kecil di seluruh dunia. Beranggotakan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Korea, organisasi ini setiap tahunnya mengunjungi total 11 negara di Asia Pasifik, salah satunya Indonesia.

Tahun lalu JVC mengunjungi SD N Patuk II dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan selama 2 minggu. Turut andil mahasiswa Program Studi Diploma Bahasa Korea SV UGM bertindak sebagai translator mahasiswa dari Korea. Berbagai kegiatan bersama dilakukan, diantaranya memasang papan nama sekolah dan pengecatan gedung sekolah serta pembuatan beberapa gambar mural. Tahun ini selain mengecat infrastruktur sekolah, mahasiswa volunteer juga mengajarkan budaya dan bahasa Korea ke anak-anak setempat.

Bertempat di Ruang Sidang R.138 SV UGM, berlangsung kegiatan penandatanganan MoU kedua belah pihak yang diwakili oleh Wikan Sakarinto, S.T., M. Sc., Ph. D. selaku Dekan, dan Presiden JVC yang diwakili oleh Park Jeong Seok selaku Direktur yang disaksikan oleh Dekanat SV UGM berserta Tim JVC.

Kerja sama yang diinisiasi oleh Program Studi Diploma Bahasa Korea ini dimaksudkan untuk merencanakan perkembangan wilayah melalui kegiatan penyebaran budaya pelayanan sukarelawan sebagai wujud kebersamaan.

Park Jeong Suk menyampaikan bahwa ini kali pertamanya ke UGM. Ia memaparkan jika JVC sudah banyak melalukan aksi sosial diberbagai negara Asia Pasifik. Tidak hanya terfokus kepada pendidikan namun juga di pantai jompo, lokasi bencana, ke daerah muti culture, dan masih banyak lagi. Untuk di Indonesia ini memang fokus JVC terpusat dikegiatan pendidikan. Ia juga menjelaskan alasan kenapa memilih UGM sebagai patner project kolaborasi kerjasama ini.

“Di Jeonju tempat kami tinggal ini merupakan kota yang penuh dengan budaya Korea, dan kami pikir UGM juga sama. Respresentatif dari Indonesia,” tandasnya.

Wikan menanggapi bahwa selama ini SV dan berbagai universitas di Korea sudah banyak melakukan kerjasama. Bahkan SV tahun lalu mengunjungi berbagai universitas di Korea untuk membicarakan kerjasama yang bisa dilakukan bersama, hal tersebut disambut baik oleh pihak universitas Korea. Hal ini membuktikan bahwa SV dan Korea Selatan sudah dekat. Tidak hanya mahasiswa SV yang dikirim untuk belajar di Korea, begitu juga sebaliknya. Saat ini mahasiswa The Pasific Asia Society (PAS) Korea masih berlajar dikampus ini.

“Saya harap kedepannya kerjasama kita berkembang, memungkinkan mahasiswa kami bisa ke Korea sehingga tidak hanya mahasiswa Korea yang ke Indonesia,” harapnya.

Supriadianto, S.S., M.A selaku Kepala Program Studi (prodi) Diploma Bahasa Korea menambahkan jika kedepannya jika JVC membutuhkan bantuan untuk tempat pengabdian, SV bisa membantu dan mahasiswa prodi Bahasa Korea SV bisa terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Terimakasih, karena mahasiswa kami bisa belajar bahasa dan budaya Korea secara langsung, “, tambahnya.

Tagline JVC adalah “Dengan Berbagi Kita Menjadi Bahagia” hal ini selaras dengan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.

Perkuat Kerja Sama, KOICA Indonesia Kunjungi SV UGM

Kamis, 18 Januari 2018, Sekolah Vokasi UGM menerima kunjungan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) Indonesia. Bertempat di Ruang Sidang SV UGM, delegasi kunjungan yakni Mutiara A. Sari, selaku KOICA Indonesia Office Training Coordinator, dan Lee Choong Youn selaku KOICA Indonesia Office Program Coordinator, diterima secara langsung oleh Dekan SV UGM beserta jajarannya. Kegiatan ini merupakan pertama kalinya bagi KOICA Indonesia mengunjungi Sekolah Vokasi UGM.

“KOICA merupakan lembaga Pemerintahan Korea yang berada dibawah Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Republik Korea,” jelasnya.

Mutiara juga menyampaikan bahwa tujuan utaama dari KOICA adalah menerapkan dan mengelola bantuan hibah serta program-program kerja sama Pemerintah Republik Korea untuk Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Melalui kunjungan tersebut, Mutiara juga menyampaikan harapannya untuk dapat membangun kerja sama dengan Sekolah Vokasi UGM, khususnya dalam bidang Teaching Industry.

Sementara itu, Wikan Sakarinto, S.T.,M.Sc.,Ph.D., selaku Dekan SV UGM menyambut baik kunjungan KOICA Indonesia tersebut. Wikan berharap berawal dari kunjungan tersebut dapat menginisiasi kerja sama yang baik, seperti pengiriman expert dari KOICA untuk mendukung pengembangan Teaching Industry SV UGM.

“Semoga kerjasama yang sedang dibina ini dapat terlaksana dan memberikan manfaat nyata bagi kedua institusi khususnya Sekolah Vokasi UGM dan KOICA, dan secara umum kepada kedua Negara yaitu  Indonesia dan Korea Selatan” pungkasnya.

Melalui Sistem ELEGAN, Proses Pengajuan SK Lebih Cepat dan Cermat

Jumat, 12 Januari 2018, Sekolah Vokasi UGM menggelar acara Sosialisasi Sistem Electronic Legal Drafting (ELEGAN). Bertempat di Laboratorium Komputer 2 Gedung Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, acara ini merupakan program kerja dari Wakil Dekan Bidang SDM, Keuangan, dan Aset SV UGM.

Electronic Legal Drafting (ELEGAN) merupakan perwujudan dari proses bisnis Kantor Hukum dan Organisasi UGM dalam penyusunan Peraturan atau Keputusan Rektor di lingkungan UGM. Setelah melalui proses pengembangan, ELEGAN dapat digunakan di tingkat Fakultas ataupun Sekolah, dimana Sekolah Vokasi merupakan pelopor penggunaan ELEGAN dalam penyusunan Peraturan/Keputusan Dekan di tingkat Fakultas/Sekolah.

Dibuka secara langsung oleh Faiz Zamzami, S.E., M. Acc. QIA., selaku Plt. Wakil Dekan Bidang SDM, Keuangan, dan Aset SV UGM, sosialisasi Sistem ELEGAN ini berlangsung hangat, dimana peserta sosialisasi yang merupakan Ketua Departemen dan Staff Departemen yang mengurusi Pelayanan SK tampak antusias mengikuti sosialisasi yang disampaikan oleh Manajer Pengembangan SDM dan Keuangan SV UGM, Nabella Duta Nusa, M.Acc., didampingi oleh  Staff dari Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI) UGM.

“Memasuki era globalisasi, dimana perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi yang demikian pesatnya, diharapkan Sekolah Vokasi dapat memanfaatkan sistem ELEGAN yang merupakan aplikasi berbasis web tersebut.”

Faiz juga menyampaiakan harapannya, bahwa melalui sistem ELEGAN, diharapkan proses pengajuan SK khususnya di Sekolah Vokasi lebih cepat dan termonitor, sehingga dapat meminimalisir keterlambatan pengajuan SK.

“Dengan sistem ELEGAN, proses pengajuan SK lebih cepat dan lebih cermat,” pungkasnya.

Rangkaian Kegiatan Mahasiswa/i Pasific Asia Society (PAS) Korea Semarakan Kegiatan di UGM

Senin (8/1/2017), Universitas Gadjah Mada melalui Program Studi Bahasa Korea Sekolah Vokasi (SV) dan Sastra Korea Fakultas Ilmu Budaya (FIB) kembali menerima 24 mahasiswa yang tergabung dalam Pasific Asia Society (PAS). Kunjungan yang dimulai sejak 1-22 Januari 2018 ini dilaksanakan dalam rangka menjajali pertukaran budaya, bahasa, dan kesenian dengan mahasiswa program studi Bahasa Korea SV dan FIB UGM.

Selama tiga pekan, mahasiswa dari berbagai universitas di Korea dan UGM saling mempelajari budaya, tarian, musik, bahasa dan olahraga. Di setiap akhir pekan, rombongan mahasiswa Korea menikmati kunjungan ke beberapa objek wisata di Yogyakarta, seperti Kraton, Tamansari, Candi Prambanan, Malioboro dan Candi Borobudur.

Pada kesempatan baik ini, President of The Pasific Asia Society Chung Tong Gu beserta Supervisors for PAS Youth Volunteer Corps hadir ke Sekolah Vokasi UGM untuk menghadiri acara Food Festival yang sudah dipersiapkan para volunteer dan mahasiswa. Didampingi langsung oleh petinggi Sekolah Vokasi UGM selain menyediakan makanan dari kedua negara juga dimeriahkan dengan penampilan kolaborasi antara mahasiswa kedua negara. Mempersembahkan musik Samulnori, dance cover, dan paduan suara sukses menghibur seluruh hadirin yang datang.

Chung Tong Gu menjelaskan jika Indonesia bukan satu-satunya negara yang dikunjungi volunteer PAS, sejauh ini berbagai negara Asia Pasifik dan Afrika rutin dikunjungi setiap tahunnya. Ia mengaku senang atas sambutan civitas UGM yang sudah mengadakan Opening Ceremony di Fakultas Ilmu Budaya (3/1) dan acara hari ini di Sekolah Vokasi.

Ditemui di acara Food Festival, Ketua PAS O Ji Yon menyampaikan bahwa agenda selanjutnya adalah pelajaran kebudaya, pelajaran bahasa, serta Olahraga Festival dan Bakti Sosial. Ia menjelaskan bahwa organisasi PAS adalah menjembatani kebersamaan sesama warga Asia, salah satunya dengan melakukan bakti sosial.

“Bersama dengan mahasiswa program studi Bahasa Korea UGM, rombongan rencananya mengunjungi panti asuhan anak-anak yatim piatu, ungkapnya.

Supriadianto selaku Kepala Program Studi Bahasa Korea SV UGM mengharapkan jika program ini akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya.

“Alangkah lebih baiknya jika program studi lainnya di luar bahasa korea bisa ikut bergabung, khususnya Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya,” ujarnya.

Selain bertukar ilmu, PAS memiliki dana yang cukup besar untuk beasiswa mahasiswa UGM. Sejauh ini beasiswa yang diberikan berupa bantuan alat musik samulnori dan berbagai keperluan mahasiswa bahasa Korea lainnya. Kesempatan baik ini diharapkan bisa dimanfaatkan program studi lainnya untuk menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan PAS. Hal ini terungkap dalam pembicaraan antara rombongan saat bertemu dengan Dekanat SV UGM.