Arsip:

Rilis Berita

Peninjauan Tim Pengabdian Masyarakat SV UGM di Desa Tancep, Ngawen, GK

PM NGAWEN
Selasa, 21 Oktober 2014 Direktur Sekolah Vokasi, Ir. Hotma Prawoto M.T., IP-Md., beserta rombongan Tim Pengabdian Masyarakat dari Sekolah Vokasi (SV) UGM melakukan peninjauan hasil Pengabdian Masyarakat di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul.
Sebelumnya, Sekolah Vokasi UGM telah melakukan kerjasama dalam hal Pengabdian Masyarakat dengan SMK Negeri Ngawen dengan membantu membuka jurusan Alat Berat di SMK tersebut. Dalam acara ini turut hadir Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gunung Kidul, Sekretaris Desa Ngawen, Kepala Sekolah beserta seluruh guru dan siswa jurusan Alat Berat SMK N Ngawen.
Ir. Hotma dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada tahun 2015 mendatang, Sekolah Vokasi berkeinginan untuk melanjutkan program Pengabdian Masyarakat di Kecamatan Ngawen, bukan hanya bantuan pendidikan, tetapi juga pemberdayaan masyarakat.

“Desa Tancep merupakan desa yang layak untuk dikembangkan, untuk itu Sekolah Vokasi UGM bermaksud untuk kembali melanjutkan program Pengabdian Masyarakat di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen di tahun 2015 mendatang,” kata Hotma.

Kepala SMK N Ngawen, Basuki, M.Pd., berterima kasih dan menyambut baik atas kerjasama yang terjalin antara Sekolah Vokasi dengan SMK N Ngawen.

“Sekolah Vokasi UGM telah menyumbangkan banyak hal kepada SMK N Ngawen, dari bimbingan kurikulum, pemberian beasiswa kepada siswa-siwi yang kurang mampu dan banyak hal lainnya.” Papar Basuki.

Basuki juga menyampaikan harapannya agar program pengabdian masyarakat di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen ini tetap terjalin dan terus berkesinambungan.

Kegiatan tersebut ditutup dengan acara peresmian pembukaan akses jalan di Desa Tancep yang merupakan salah satu program Tim Pengabdian Masyarakat SV UGM. Direktur Sekolah Vokasi UGM secara langsung meresmikan pembukaan jalan tersebut yang ditandai dengan pemotongan pita dan melakukan survey perjalanan menyusuri jalan baru tersebut. Dengan demikian, akses jalan baru di Desa Tancep ini resmi dapat digunakan dan harapannya dengan adanya pembukaan jalan ini mampu memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat setempat.

Testimoni Mahasiswa SV UGM Berkesempatan Sekolah di Korea: Ashri Rachmawati

korea henri ashriSaya dan Korea

Nama saya Ashri Rachmawati. Saya mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada jurusan Bahasa Korea angkatan tahun 2012 yang tengah menempuh program beasiswa pertukaran pelajar di Korea Selatan selama satu tahun. Oke, pada kesempatan kali ini saya akan bercerita singkat tentang pengalaman saya selama berada di Negeri Ginseng ini.

Mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri tentu merupakan keinginan setiap mahasiswa, apalagi bila mendapat full beasiswa dan tanpa mengerluarkan uang sepeserpun. Ya, Alhamdulillah beasiswa yang saya dapatkan ini termasuk full beasiswa dimana pihak penerima beasiswa tidak mengeluarkan uang sepeserpun selama menempuh program ini, bahkan saya mendapat uang untuk kehidupan sehari-hari tiap bulannya. Beasiswa ini disebut dengan beasiswa Korean Global Scholarship Program (KGSP). Dari namanya saja kita sudah bisa tahu kalau beasiswa ini merupakan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Korea. Jadi, setiap semester atau setiap tahun pemerintah Korea memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk belajar di Korea. Jangka waktunyapun bermacam-macam, ada program beasiswa selama lima tahun, satu tahun, maupun satu semester.

Untuk bisa mendapatkan beasiswa ini tentunya tidak mudah karena tidak sedikit mahasiswa yang ingin mendapatkannya dan dengan proses seleksi yang ketat. Maka dari itu, kita harus menjadi mahasiswa terbaik dan aktif di kelas maupun di luar kelas. Setiap program beasiswa memiliki tahapan seleksi yang berbeda, tetapi pertama program studi yang akan menyeleksi para mahsiswa yang akan mengajukan beasiswa tersebut, selanjutnya pihak NIIED (National Institute for International Education) akan menyeleksi kembali berkas-berkas yang diajukan oleh program studi. Apabila lolos seleksi ini berkas kita akan diberikan ke Universitas yang dituju. Tidak mudah bukan? Untuk itu, mendapatkan nilai minimal B dan IPK minimal 3,5 merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa yang ingin mendaftar beasiswa-beasiswa ini. Selain itu, kita juga harus memiliki kemampuan berbahasa inggris yang baik dan memilki nilai TOEFL lebih dari 500 karena selama menempuh program studi exchange pengantar mata kuliah menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Korea.

Berawal dari Hobi

Dari SMA belajar bahasa dan Kebudayaan negeri lain merupakan hobi saya walaupun dulunya saya berada di kelas IPA. Semenjak demam K-Pop mulai merajalela di Indonesia saya menjadi semakin penasaran tentang Korea. Memang dulunya saya termasuk orang yang suka dengan K-pop, bahkan bisa dikatakan tergila-gila dengan hal-hal yang berbau Korea. Oleh karena itu berbekal dengan internet dan buku yang saya pinjam dari teman saya, saya mulai belajar Hangeul (tulisan Korea) dan beberapa tata bahasa Korea dasar.

Setelah lulus SMA dengan dukungan orang tua, saya memutuskan untuk mengambil jurusan bahasa Korea karena belajar bahasa adalah hobi saya. Selain itu, karena akhir-akhir ini Korea menjadi Negara yang semakin berkembang dan hubungan antara Indonesia dan Korea semakin erat, saya pikir nantinya lapangan kerja yang berhubungan dengan korea akan semakin banyak. Ditambah lagi karean di Indonesia hanya sedikit universitas yang memiliki jurusan bahasa Korea.

Meskipun setelah merasakan tinggal di Korea minat saya terhadap K-pop semakin menurun, tetapi tidak mengurangi minat saya untuk belajar bahasa dan kebudayaan Korea. Bahkan saya, mulai tertarik dengan sejarah, teknologi, dan perkembangan Korea, karena dulunya Korea berada di tingkat yang sama dengan Negara Indonesia. Tetapi jika dilihat saat ini, Korea menjadi semakin maju dalam teknologi dan sumber daya manusianya. Padahal, apabila diamati Negara Indonesia sebenarnya lebih kaya daripada Korea karena kita memilki sumber daya yang lebih berlimpah, tapi mengapa sekarang Korea bisa lebih maju dari Negara kita? Untuk itulah dengan merasakan secara langsung kehidupan Korea diharapkan nantinya kita bisa menerapkan hal-hal yang membuat Korea maju seperti sekarang ini.

Kesan pertama dan Kehidupan di Korea

Setelah melalui perjuangan untuk mendapatkan beasiswa ini, akhirnya saya dan seorang lagi teman saya yang bernama Henry bisa berangkat ke Korea untuk menuntut ilmu selama satu tahun. Kami berdua diterima di Universitas yang sama yaitu Gangneung Wonju National University yang berada di Gangneung, Gangwon-do. Saat pertama kali tiba di Gangneung, masih banyak salju yang menumpuk dan kami juga masih merasakan hujan salju, walaupun saat itu bulan Maret. Karena saat itu merupakan pertama kalinya bagi kami merasakan salju secara langsung kami sangat excited. Kami bermain-main dengan salju, menggambil gambar berlatar belakang salju, menuliskan nama teman diatas salju dan lain sebagainya. Gangneung juga merupakan salah satu kota yang cuacanya sangat dingin pada saat musim dingin. Selama berada disini apabila ingin pergi kemana saja kita banyak menggunakan transportasi umum dan lebih banyak berjalan.

Disini kami juga bertemu dangan banyak teman dari berbagai negara, seperti Brunei Darussalam, Thailand, Afrika Selatan, Jepang, Rusia, Khazakhistan, Amerika, China, Mongolia dan lain sebagainya. Kami semua saling bertukar bahasa dan budaya, dan belajar untuk mengerti dan memahami budaya setiap negara. Hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan karena pada dasarnya saya memang suka belajar budaya negara lain. Jadi, tidak hanya belajar budaya Korea, tapi kami juga bisa mengetahui budaya dan karakter orang-orang dari negara lain selama berada disini.
Kami juga banyak berkunjung ditempat-tempat dan festival yang menarik di Korea baik bersama dengan teman-teman dari kelas Ohaktang (kelas bagi mahasiswa asing yang belajar bahasa Korea) maupun dengan kelompok yang lebih kecil. Kunjungan pertama kami adalah di Danau Gyeongpo dan Pantai Gyeongpo. Saat itu adalah musim semi dan di sekitar danau Gyeongpo banyak terdapat pohon sakura. Karena sepanjang jalan menuju danau Gyeongpo banyak terdapat buang sakura kami bisa menikmati keindahan bunga Sakura. Di sekitar Gyeongpo juga terdapat Hanok (sebutan untuk rumah Korea zaman dulu) yang bersejarah.

Memasuki, musim panas kami juga berpartisipasi mengikuti karnaval untuk pembukaan festival Danoje yang setiap tahunnya diadakan oleh pemerintah kota Gangneung dan merupakan salah satu festival terbesar di Korea. Pada kesempatan itu, kami memakai pakaian tradisional kami, batik dan Kebaya, dan bersama teman-teman dari Korea dan negara lain, kami berjalan dan menari di sepanjang jalan. Walaupun lelah dan berat kami sangat senang karena saat itu kami diperkenakan umtuk mempernalkan Indonesia. Kami juga pergi ke tempat-tempat terkenal dan menarik seperti Everland, yang merupakan dufannya Korea, kuil-kuil Buddha, dan juga Ke Gunung Seorak yang terkenal untuk melaksanakan MT (makrab). Saya juga diberi kesempatan untuk melakukan presentasi di depan mahasiswa Korea. Walaupun awalnya takut dan nervous, Alhamdulillah dengan usaha keras saya bisa melakukannya dengan baik.

Dari segi pendidikan, dapat saya katakan sistem penilain di Korea sangatlah berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia semua mahasiswa bisa mendapatkan nilai A apabila mereka bisa melakukan yang terbaik, tetapi di Korea setiap nilai memilki jumlah batasan jadi misal, 10% terbaik pertama bisa mendapatkan nilai A, lalu 10% berikutnya mendapat nilai B dan seterusnya. Mungkin dikarenkan sistem penilaian yang seperti ini persaingan antar mahasiswa semakin mengingkat karena untuk mendapatkan nilai yang terbaik harus menjadi yang terbaik di kelas. Setiap hari banyak siswa yang belajar di perpustakaan, pulang jam 1 dini hari dari perpustakaan merupakan hal yang wajar, bahkan saat menjelang periode ujian perpustakaan buak 24 jam dan kita harus membooking tempat duduk dulu karena banyaknya siswa yang ingin belajar di perpustakaan. Selama belajar disini, saya banyak mendapatkan pengalaman yang berharga. Saya bisa mengerti sistem belajar, persaingan, dan budaya Korea yang mungkin menjadikan Korea negara maju seperti saat ini.

Oleh:
Ashri Rachmawati
2012/327922/SV/98

Mata Kuliah Softskill Masuk di Kurikulum Sekolah Vokasi

WORKSHOP akmJumat (16/10/2014), Sekolah Vokasi (SV) UGM menggelar workshop kurikulum dengan judul “Penguatan Sistem AKM, KUI serta Hibah Re-design Kurikulum”. Acara ini dihadiri oleh seluruh perwakilan dari setiap Program Studi / Departemen yang ada di lingkungan SV UGM, baik Ketua Program Studi/Departemen serta Sekretaris Prodi/Departemen Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama Internasional di SV UGM.
Direktur Sekolah Vokasi UGM, Ir. Hotma Prawoto, M.T., dalam sambutannya menyampaikan bahwa perlu adanya pengembangan kurikulum yang mencakup pengakuan terhadap prestasi-prestasi non-akademik yang dicapai oleh mahasiswa.
“Sekolah Vokasi UGM harus mampu menciptakan lulusan yang memiliki soft-skills unggul sehingga mampu memenangkan persaingan global,” kata Hotma.

Wokshop yang berlangsung dari jam 08.30 hingga jam 13.00 ini terbagi dalam dua sesi. Sesi yang pertama membahas tentang penguatan koordinasi dan sinergi, serta strategi implementasi kegiatan-kegiatan bidang akademik, kemahasiswaan, dan kerjasama Internasional. Dalam sesi ini, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Direktur bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang menjadi pembicara dalam acara workshop ini menawarkan kesepakatan kepada seluruh peserta workshop tentang kompetensi Bahasa Internasional yang harus dimiliki mahasiswa UGM sebagai syarat kelulusan.
Selain itu, dalam sesi kedua disampaikan topik pembahasan mengenai hibah Re-design kurikulum bagi semua program studi yang ada di Sekolah Vokasi UGM. Wikan juga menyampaikan bahwa perlu adanya integrasi yang sempurna antara kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler kedalam kurikulum baru.

“Ketika memasuki dunia pekerjaan, bukan hanya gelar atau IPK yang dicari perusahaan tetapi kompetensi atau skill, dan lulusan Sekolah Vokasi UGM harus siap dalam tiga aspek yaitu, Life Ready, Work Ready dan World Ready” Papar Wikan.
Harapannya dengan diselenggarakannya workshop ini, dapat memperkuat koordinasi dan sinergi Akademik, Kemahasiswaan & Kerjasama Internasional, serta dapat merancang dan mengimplementasikan strategi dan metode implementasi di dalam mengembangkan kurikulum yang mampu menghantarkan peserta didik memiliki soft-skill yang unggul sehingga dapat memenangkan persaingan global.

POV & VAV 2014 Kembali Digelar

pakaiPekan Olahraga Vokasi dan Vocational Art Festifal (POV&VAV) kembali digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Vokasi UGM. Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 27 September hingga 25 Oktober 2014 ini diprakarsai oleh Departemen Minat, Bakat, Seni dan Kreatif BEM SV UGM.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan seluruh program studi yang ada di Sekolah Vokasi UGM.
Menurut Arul mahasiswa Diploma Teknik Mesin selaku ketua panitia kegiatan POV&VAV, dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan dapat mempererat keakraban antarmahasiswa Sekolah Vokasi UGM.

“Tahun ini merupakan kali kedua diselenggarakannya kegiatan POV&VAV. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadikan wadah dalam menyalurkan bakat serta jiwa kreatif antar mahasiswa SV UGM” kata Arul (15/10) di SV UGM.

Beberapa bidang olah raga yang dilombakan dalam kegiatan ini adalah Volly, Basket, Futsal, Sepakbola, Atletik, Bulutangkis dan Tenis Meja. Selain itu dalam cabang kesenian panitia juga menyelenggarakan beberapa jenis perlombaan antara lain Band, Fotografi, Sculpture Art, Sketsa Poster, Stand Up Comedy, Musikalisasi Puisi dan Tari Kreasi.

Arul juga menyampaikan bahwa pengumumam Juara dari setiap jenis perlombaan akan disampaikan pada saat acara penutupan yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 2014 mendatang. Dalam acara tersebut, juga akan ditampilkan pentas para juara perlombaan Stand Up Comedy, Band, Tari Kreasi dan Musikalisasi Puisi.

Kunjungan SMA N 1 Sidoharjo Kabupaten Wonogiri di Sekolah Vokasi UGM

kunjungan SMA N 1Selasa (14/10/2014), sebanyak 88 siswa-siswi SMA Negeri 1 Sidoharjo beserta 5 guru pendamping melakukan kunjungan ke kampus Sekolah Vokasi UGM dalam rangka wisata kampus untuk menambah wawasan mengenai Perguruan Tinggi kepada para siswa-siswinya.
Rombongan yang tiba pada pukul 13.00 WIB diterima dan di sambut langsung oleh Pimpinan SV UGM di Ruang 225 Sekolah Vokasi UGM. Dalam sambutannya, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Direktur bidang Akademik dan Kemahasiswaan menyampaikan beberapa informasi tentang kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Sekolah Vokasi UGM pada khususnya.
Dalam acara ini disampaikan juga prestasi-prestasi yang berhasil diraih para mahasiswa Sekolah Vokasi UGM baik tingkat Nasional maupun Internasional. Selain itu, informasi singkat tentang Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UGM, yaitu terkait beberapa jalur masuk UGM cukup menarik perhatian siswa-siswi dan guru SMA N 1 Sidoharjo, terbukti dengan banyaknya siswa yang bertanya tentang langkah-langkah atau jalur masuk untuk menjadi mahasiswa Sekolah Vokasi UGM dalam sesi tanya jawab yang dilakukan.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMA N 1 Sidoharjo, menyampaikan bahwa acara kunjungan ini merupakan ajang bagi para siswa-siswi SMA N 1 Sidoharjo untuk menggali lebih banyak informasi mengenai Perguruan Tinggi, khususnya informasi tentang Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Beliau juga menyampaikan agar kelak siswa-siswinya bisa menimba ilmu dan menjadi bagian dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa SV UGM Maju ke Final Mahasiswa Berprestasi 2014

MAPRES MEGI 2014Anissa Megia Sari, mahasiswa Sekolah Vokasi UGM program studi Pengeinderaan Jauh dan SIG ini baru saja mewakili UGM untuk maju di ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2014, yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Tahapan yang dilalui Megi untuk mengikuti acara ini terbilang tidak mudah. Peserta harus menghdapi calon mahasiswa dari perguruan tinggi lain, yang terdiri dari 87 mahasiswa program sarjana (S1) dan 83 program diploma. Peserta ini merupakan delegasi dari perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Selanjutnya mereka mengikuti proses seleksi di Jakarta. Mereka diuji berkas, karya tulis, maupun video. Karya tulis di presentasikan di depan juri, dan dari seluruh penilaian akan dipilih 15 besar untuk mengikuti Final di Bali. Dan Anissa Megia Sari wakil dari Sekolah Vokasi UGM berhasil lolos menuju Final.

Para peserta yang berhasil masuk ke Final diwajibkan untuk membuat video profil mereka lagi, dan mempersiapkan diri lebih matang untuk menghadapi presentasi karya tulis ilmiah yang mereka buat. Dalam tahap ini, peserta diberikan pelatihan intensive bukan hanya dilatih secara akademik agar lebih kuat, tetapi juga non akademis, seperti soft skill dan pelatihan pengembangan diri agar memiliki jiwa leadership yang lebih baik dan mantap.

Final yang diselenggarakan di Denpasar, Bali pada tanggal 10 sampai dengan 14 Juli 2014. Acara yang terbilang padat ini juga menjadi pengikat persaudaraan antar mahasiswa dari berbagai Universitas. Mereka yang berada di Final menemukan teman-teman yang mempunyai semangat, visi dan tujuan yang sama. Sama-sama mempunyai minat dalam melakukan kegiatan yang kreatif, inovatif, produktif, memiliki sikap ilmiah, dan professional dalam menjalankan tugas dan kewajiban.

Pemilihan mahasiswa berprestasi ini merujuk pada fenomena kebutuhan dewasa ini, maka mahasiswa diharapkan tidak hanya berprestasi secara akademik dan kelimuan dalam bidangnya saja, tetapi juga memiliki aktivitas positif guna mengembangkan soft skills-nya agar menjadi lulusan yang mandiri, penuh inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab dan gigih.

“Senang sekali bisa ikut dan masuk dalam finalis mahasiswa berprestasi ini, saya mendapat banyak pengalaman, banyak teman, dan juga saya diasah lebih baik lagi, karakter saya dipertajam. Dan semua yang ada disini adalah pemenang.” Ujar Megi menceritakan pengalamannya.