Arsip:

dbsmb

Melody Memory Project: Upaya SV UGM, AlzINed dan BBM dalam Antisipasi Demensia

Yogyakarta (29/5) – Berlatih gamelan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup pada orang lanjut usia. Dua hal ini yaitu relasi budaya dan kesehatan masyarakat dikolaborasikan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.  “Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap kegiatan ini dapat bermanfaat serta menjadi sarana bagi mahasiwa untuk belajar.” Demikian yang disampaikan oleh Dr. Wiryanta, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta Dr. Endang Soelistyowati, S.Pd., M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Alumni, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada saat membuka Melody Memory Project yang dilaksanakan secara luring di Balai Budaya Minomartani dan daring melalui platform Zoom, dan Youtube Balai Budaya Minomartani.

Kunjungan Universitas Jember ke Prodi Bisnis Perjalanan Wisata SV UGM

Yogyakarta (21/3) – Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata (BPW), Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) SV UGM menerima kunjungan dari Program Studi Usaha Perjalanan Wisata FISIP Universitas Jember. Kegiatan ini sekaligus diskusi untuk membahas kurikulum, penyelenggaraan kegiatan akademik, serta menjalin kerjasama lebih lanjut antara kedua belah pihak.

Closing Ceremony Mahasiswi Asia University, Taiwan

Sekolah Vokasi (11/6) – Dua Mahasiswi asal Asia University Taiwan yang bernama Ms. Chia-Chen Chang and Ms. Mei-Ru Chen telah menyelesaikan project mereka yaitu International Study Project in Tourism Management yang dimulai dari tanggal 22 April  – 12 Juni 2019.

Pada tanggal 11/6, kegiatan closing ceremony dilaksanakan di Ruang 138 SV UGM pukul 10.00 WIB. Pada kegiatan ini, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Urusan Internasional dan Humas & TIK, Ibu Dr. Silvi Nur Oktalina, S.Hut., M.Si., memberikan sambutan dan ucapan terima kasih kepada kedua mahasiswi internasional atas kegiatannya selama di Sekolah Vokasi. Selain itu, Ketua Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB), Ibu Dr. Endang Soelistiyowati dan beberapa dosen dari Program Studi (Prodi) Kepariwisataan dan Bahasa Inggris juga turut hadir dalam closing ceremony tersebut.

Prodi Bahasa Korea DBSMB Selenggarakan Kegiatan Bakti Sosial Kerjasama dengan Jeonju Voluntary Center

Program Studi Bahasa Korea, Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) bekerjasama dengan Jeonju Voluntary Center (Pusat Pelayanan Sukarelawan Jeonju) pada tahun ini kembali menyelenggarakan kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini diikuti oleh 21 mahasiswi-mahasiswa dan 3 orang pendamping berasal dari Korea dan 10 tim penerjemah dari Prodi Diploma Bahasa Korea. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 14 Januari 2019 sampai dengan 25 Januari 2019 dan bertempat dan bertemat di SD Negeri 2 Patuk.

MoA antara Sekolah Vokasi UGM dan Asia University, Taiwan Resmi Ditandatangani

Setelah menunggu proses perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas Gadjah Mada dan Asia University Taiwan, sebagai tindak lanjut dari kunjungan delegasi Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB) ke Asia Unviersity pada bulan Oktober tahun lalu, pada Selasa (8/1) kemarin bertempat di Ruang Sidang SV 138 ditandatangani Memorandum of Agreement antara Sekolah Vokasi UGM dengan International College, Asia Univeristy Taiwan. Penandatanganan dilakukan oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Prof. Yinghuei Chen, Ph.D. selaku Dekan International College Asia University Taiwan.

Dalam kesempatan tersebut Dekan didampingi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Humas dan Urusan Internasional,  Manajer Humas Sekolah Vokasi, Ketua DBSMB, dan Manajer Unit Kerjasama, Alumni dan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat DBSMB menandatangani tiga MoA sekaligus. Ketiga MoA yang ditandatangani tersebut terkait kerjasama Summer Course dan Top Up Degree 3+1/3+1+1 untuk mahasiswa, serta bridging program untuk persiapan Ph.D bagi dosen Sekolah Vokasi.

“Kami tidak ingin MoA ini hanya menjadi sleeping MoA,” tutur Dekan Sekolah Vokasi dalam sambutannya. “Kami dalam waktu dekat akan berkunjung ke beberapa kampus di Taiwan dan Asia Unviersity tentu akan menjadi top list kunjungan kita. Kita akan berkunjung balik, tambah Dekan.

Prof. Yinghuei Chen, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa akhirnya setelah menunggu lama perpanjangan MoU dengan UGM yang dibuat sejak 2004, akhirnya bisa diperpanjang dan bisa menjalin kerjasama dengan UGM dalam program yang lebih kongkrit. “Kami memiliki banyak program yang bisa dimanfaatkan oleh Sekolah Vokasi, UGM. Kami berharap Sekolah Vokasi UGM bisa memanfaatkannya. Saya yakin MoA ini tidak menjadi sleeping MoA,” lanjutnya.

Setelah ditandatanganinya MoA untuk tiga program kerjasama tersebut, dalam waktu dekat DBSMB akan memberikan sosialisasi kepada mahasiswa dan dosen terkait program-program yang bisa dimanfaatkan untuk menambah pengalaman internasional mahasiswa maupun dosen di lingkungan DBSMB secara khusus dan Sekolah Vokasi secara umum.

Text: Humas DBSMB

Foto: Humas SV

Fatmawati Djafri, Dosen DBSMB, Raih Gelar Doktor di Waseda University, Jepang

Fatmawati Djafri, Dosen Program Studi Bahasa Jepang, Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB), Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada berhasil meraih gelar doktor dengan mempertahankan desertasi berjudul “Study in Japan and Investment in Japanese Language Learning: Narratives of Indonesian Learners of Japanese” di Graduate School of International Culture and Communication Studies (GSICCS), Waseda University Jepang, Jumat (11/1) kemarin.

“Disertasi ini merupakan penelitian multidisipliner yang menggabungkan antara bidang ilmu terapan pendidikan bahasa Jepang, sosiolinguistik, dan pendidikan internasional. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena meningkatnya minat pembelajar bahasa Jepang di Indonesia untuk melanjutkan studi ke Jepang sambil bekerja paruh waktu di sana,” tutur wanita kelahiran Ujung Pandang, 6 November 1980 ini.

Peningkatan ini, lanjutnya, terlihat signifikan setelah tahun 2012 dengan menjamurnya program-program studi ke Jepang yang ditawarkan oleh sekolah-sekolah bahasa Jepang, yang didukung pula oleh perubahan kebijakan imigrasi pemerintah Jepang.

Fatmawati melanjutkan, tujuan desertasinya ditulis untuk dua hal: (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap investasi yang dilakukan oleh pembelajar bahasa Jepang tersebut, dan (2) memahami bagaimana implementasi kebijakan pendidikan bahasa Jepang dan pendidikan internasional yang diterapkan di Jepang dan Indonesia mempengaruhi investasi pembelajar bahasa Jepang.

Analisis yang dipakai dalam desertasi Fatmawati menggunakan kerangka teoretis Model of Investment in Language Learning dari Ron Darvin dan Bonny Norton, yang dikombinasikan dengan Push-Pull Factors yang merupakan salah satu teori sosiologi di bidang migrasi internasional. Sedagkan metodologi yang digunakan bersifat mixed methods, yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif melalui narrative inquiry dan metode penelitian kuantitatif melalui cross-sectional survey. Pengumpulan data dilakukan sejak awal 2015 hingga akhir 2017 di Jepang dan di beberapa Jurusan dan Program Studi Bahasa Jepang di empat universitas besar di Indonesia, termasuk Program Studi Bahasa Jepang Sekolah Vokasi UGM.

Fatmawati Djafri menyelesaikan desertasi ini didampingi oleh pembimbing utama, Prof. Masakazu Iino dari Graduate School of International Culture and Communication Studies, Waseda University) dan dua deputi supervisor Prof. Satoshi Miyazaki dari Graduate School of Japanese Applied Linguistic, Waseda University dan Prof. Kazuo Kuroda dari Graduate School of Asia Pacific Studies, Waseda University.

“Karena periode beasiswa yang saya peroleh dari Pemerintah Jepang (MEXT Scholarship) hanya 3 tahun, maka sedari awal saya sudah membuat rencana studi yang menjadi target yang harus saya lakukan untuk tiap semester. Saya juga mendiskusikan rencana ini secara terbuka dengan Profesor pembimbing saya dan meminta kesediaan beliau untuk mendukung saya mencapai target-target tersebut. Setiap akhir semester, saya juga melaporkan sejauh mana pencapaian target tersebut kepada Profesor pembimbing saya. Selain itu, saya berusaha memanfaatkan kesempatan untuk presentasi di konferensi-konferensi internasional sebagai sarana berdiskusi dengan para peneliti dari berbagai dunia dan mendapatkan masukan-masukan berharga untuk perbaikan disertasi saya,” tuturnya menyampaikan suka dukanya menyelesaikan desertasi ini.

Menurut saya, salah satu kunci untuk menempuh dan menyelesaikan studi S3 adalah dengan menyusun perencanaan matang sebelum memulai studi dan disiplin untuk melaksanakan rencana-rencana yang sudah disusun tersebut. “Studi di luar negeri dan jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah. Banyak hal-hal yang tidak terduga terjadi,” tuturnya.

Fatma mencontohkan, “Seperti ketika saya tiba-tiba mendapatkan berita duka bahwa Bapak saya sedang kritis di rumah sakit dan saya hanya memiliki kesempatan selama beberapa jam bersama beliau, setelah menempuh perjalanan berjam-jam dari Jepang, sebelum akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Hal ini menjadi pukulan terberat saya dalam menempuh studi S3 karena beliau adalah motivator terbesar saya dalam melanjutkan studi. Namun hal ini pula yang menjadi dorongan terbesar saya untuk menyelesaikan studi S3”.

Dalam laporan tertulisnya kepada Humas DBSMB, Fatmawati juga memberikan pesan kepada kolega di DBSMB yang akan ataupun sedang memulai studi doktoral, “Menempuh studi S3 adalah sebuah jalan sepi, di mana kita harus merencanakan dan melakukan banyak hal secara mandiri. Karena itu, dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman di sekitar kita sangat membantu. Bersosialisasi dan tetap menjaga hubungan baik dengan mereka sangat membantu kita untuk menghadapi masa-masa sulit penyelesaian studi S3.”

Ditanya bagaimana perasaannya ketika dinyatakan lulus tanpa revisi, ia menyampaikan, “Rasanya lega dan bebas karena masa pengumpulan versi final disertasi saya hanya seminggu dari jadwal ujian akhir saya. Saya sangat bersyukur karena Tuhan sangat memudahkan semua prosesnya, termasuk juga ketika menempuh ujian akhir tersebut. Saya juga sangat berterima kasih untuk semua dukungan dan doa dari keluarga, rekan-rekan kerja, teman-teman dan sahabat-sahabat saya.”

Omedetō, Fatma-sensei!

Text: Humas DBSMB

Foto: Fatmawati Djafri

Kerjasama dengan Balai Budaya Minomartani dan Sanggar Seni Kinanti Sekar, Kembangkan Potensi Seni-Budaya Mahasiswa

Dalam rangka meningkatkan potensi seni dan budaya mahasiswa, Sekolah Vokasi melalui Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya (DBSMB) dalam hal ini Program Studi Bahasa Inggris melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Perkumpulan Balai Budaya Minomartani dan Sanggar Seni Kinanti Sekar, Senin (7/1). Penandatanganan kerjasama ini dilaksanakan di Ruang Sidang SV 138 dan dilaksanakan langsung oleh Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Ketua Pengurus Perkumpulan Balai Budaya Minomartani, Sri Kuncoro serta Ketua Sanggar Seni Kinanti Sekar, Bagas Arga Santosa, S.Sn.

“Jika kita menyadari, berkembangnya K-Pop itu adalah wujud kesuksesan masyarakat Korea mengelola dan nguri-uri budaya mereka sedemikian rupa sehingga bisa dijual dan laku dibeli oleh bangsa lain,” tutur Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya.

“Ke depan, kita perlu mengemas seni-budaya kita dengan perpaduan teknologi. Ini yang menjadi salah satu konsern Sekolah Vokasi UGM. Kaitannya dengan itu, setelah merilis Film Tengkorak dengan penonton 40 ribu se-Indonesia, dalam waktu dekat kita akan merilis film kedua kita yang berjudul Gadjah Mada,” lanjut Dekan dalam sambutannya. Dekan juga menyampaikan menyambut baik kerjasama ini terlebih sebelumnya sudah dilakukan kegiatan-kegiatan akademik dalam rangka memfasilitasi belajar mahasiswa Sekolah Vokasi.

Sri Kuncoro, Ketua Pengurus Perkumpulan Balai Budaya Minomartani, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sekolah Vokasi yang telah menyambut rombongan yang terdiri dari Penasehat, Bendahara, Bagian Program dan Bagian Humas-Sosial Media dengan baik. “Sejauh ini kami telah banyak dibantu oleh Mahasiswa dan Dosen Bahasa Inggris tertutama untuk program spontaneous translation saat pertunjukan wayang di Balai Budaya Minomartani. Semoga program lain bisa dikerjasamakan bersama,” tuturnya.

Bagas Arga Santosa, Ketua Sanggar Seni Kinanti Sekar menyampaikan rasa bahagianya bisa bekerjasama dengan Program Studi Bahasa Inggris. Ia mengatakan bahwa jalinan kerjasama dengan sanggar yang diketuainya sudah dimulai sejak 2014. Beberapa program yang pernah dikerjasamakan adalah mentoring kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan dalam mengelola sebuah acara (event management). “Salah satu acara yang pernah diikuti oleh mahasiswa Bahasa Inggris sebagai panitia adalah lomba lukis sister city DIY-Kyoto,” tutur Bagas.

Selain Dekan, Ketua dan Anggota Perkumpulan Balai Budaya Minomartani dan Sanggar Seni Kinanti Sekar, penandatanganan kerjasama ini dihadiri pula oleh Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Manajer Unit Kerjasama DBSMB, Ketua Program Studi Bahasa Inggris, dan segenap dosen program studi Bahasa Inggris.

Foto: Humas SV

Text: Humas DBSMB

Sumber : http://dbsmb.sv.ugm.ac.id

Simposium Prodi Kepariwisataan DBSMB Cari Rumusan Metode Penelitian Pariwisata Terapan

Program Studi Diploma Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada Sabtu (20/10) yang lalu menyelenggarakan Simposium Nasional Pariwisata Terpaan 2018. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Nusantara, University Club, Universitas Gadjah Mada ini mengangkat tema “Mencari Metode Penelitian Pariwisata Terapan dalam Rangka Memperkokoh 10 Tahun Disiplin Ilmu Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri”. Kegiatan yang dikoordinatori oleh Fatkurrohman, S.IP., M.Si. ini dibuka langsung oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.

General session simposium diisi oleh empat ahli di bidang pengkajian pariwisata yang mencoba merumuskan metode penelitian pariwisata terapan, mereka adalah Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A dan Dr. Yulia Arisnani Widyaningsih, M.B.A. dari Universitas Gadjah Mada serta Dr. Marimin, M.Si. dari Universitas Sebelas Maret/Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Dr. Asep Parantika dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta.

Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A. menyampaikan bahwa antara paradigma teoritis dan paradigma terapan sangat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan begitu saja. Guru Besar Antropologi UGM ini menjelaskan bahwa hal yang paling fundamendal ditekankan dalam penelitian pariwisata adalah masalah apa yang akan diteliti, manusianya atau alamnya. Jika manusianya maka pendekatannya sosial-budaya, dan jika alamnya maka dengan pendekatan ilmu alam. Jadi, metode pariwisata terapan dilihat dari dua aspek: pariwisata sebagai gejala sosial budaya dan pariwisata sebagai gejala alam.

Lebih rinci pengajar di Program Master dan Doktor Kajian Pariwisata UGM ini menyampaikan jika masalah yang diteliti adalah manusia beberapa hal yang bisa diteliti antara lain dampak sosial budaya dan ekonomi pariwisata, partisipasi masyarakat, politik pembangunan pariwisata, makna pariwisata bagi masyarakat, persaingan dalam pariwisata, pariwisata dan integrasi sosial, juga pariwisata dan pelestarian budaya. Sedangkan jika yang diteliti adalah alam, beberapa hal yang bisa diteliti antara lain perencanaan kawasan pariwisata, desain kawasan destinasi, masalah lingkungan, dampak fisik lingkungan, daya dukung kawasan pariwisata, perencanaan fasilitas pariwisata, dan sebagainya. Dalam paparannya, Heddy memberi gambaran bahwa antara terapan dan teoritis batasannya adalah jika teoritis cakupannya pada hasil analisis dan representasi, sedangkan terapan berada dalam wilayah rekomendasi, kebijakan, program dan aksi.

Dr. Marimin, M.Si., Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sekaligus pengajar di Prodi Usaha Perjalanan Wisata, Universitas Sebelas Maret menyampaikan bahwa jenis penelitian pariwisata ada tiga: penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan keilmuan (research for science development). Dr. Marimin memberi contoh contoh penelitian terapan pariwisata antara lain pengembangan destinasi, hospitaliti dan perjalanan, juga kebijakan pariwisata.

Dr. Marimin menambahkan, ada empat pendekatan penelitian pariwisata terapan. Antara lain kualitatif, kuantitatif, mixed method, dan indeigenous methodoly. Pendekatan kualitatif terdiri dari observasi langsung, etnografi, indepth interviews, FG, participatory action research, dan case studies. Pendekatan kuantitatif terdiri dari experiental design, quasi-experimental design, questionnaires, FG/dephic technique, participatory action research, dan case studies. Sedangkan pendekatan mixed method terdiri dari qustionnaires and participant observation, FGD and questionnaires, questionnaires-in-depth interviews-FGD, questionnaires, in-depth interviews, citizen’s jury, and documentary anlysis, participatory action research, dan case studies. Terakhir, indigenous methodology terdiri dari participant observation, FG, in-depth interviews, FG/community consultation, participatory action research, dan case studies.

Dr. Yulia Arisnani Widyaningsih, M.B.A., Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menyampaikan bahwa peluang pengembangan pariwisata terapan bisa dilakukan melalui penelitian atas stakeholder pariwisata, antara lain: pemerintah, pelaku dalam industri, masyarakat, advocate intermediary (akademisi, peneliti, dan NGO), lembaga internasional, dan publik. Dr. Yulia juga menambahkan bahwa beberapa isu yang bisa diangkat dalam penelitian pariwisata terapan antara lain: perbedaan pengalaman wisatawan, tingginya promosi yang tidak diikuti kesiapan masyarakat lokal, terkonsentrasinya wisatawan pada destinasi mainstream, terbatasnya detail informasi tentang atraksi lokal dengan konten lokal, rendahnya pemberdayaan masyarakat lokal, dan keberlanjutan.

Pembicara terakhir, Dr. Asep Parantika dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta menyampaikan bahwa pariwisata sebagai ilmu didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari teori-teori dan praktik-praktik tentang perjalanan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi perjalanan wisatawan dengan berbagai implikasinya”. Ilmu pariwisata sendiri, lanjutnya, merupakan ilmu yang multidisipliner yang bisa didekati dari banyak ilmu, antara lain sosiologi, antropologi, sejarah, psikologi, politik, budaya, ekonomi, lingkungan, dan geografi. Dr. Asep menawarkan pendekatan pariwisata terapan dengan sosiologi yang menekankan pada bagaimana cara mengedukasi wisatawan, sebagai alternatif kajian yang selama ini lebih menekankan pada perilaku tuan rumah dalam menyambut wisatawan. Di akhir presentasinya, Dr. Asep berpesan bahwa perlu memperbanyak penelitian aplikatif dan pendekatan kualitatif pada penelitian pariwisata di Indonesia. “Penelitian kualitatif lebih exploratif,” tuturnya.

Dalam kesempatan simposium kemarin, sebanyak 12 peserta turut mempresentasikan makalahnya antara lain dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Pelita Harapan, Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Sekolah Tinggi Pariwiata Ambarrukmo, dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional.

Text & Foto: Humas DBSMB

Bahasa Korea Sekolah Vokasi UGM Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Korea Ke-3 2018

Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi di kancah Nasional di bidang bahasa. Mahasiswa D3 Program Studi Bahasa Korea Sekolah Vokasi yang bernama Virliana Meyta Yuniar angkatan 2017 berhasil meraih juara 1 dalam lomba pidato bahasa Korea yang diadakan oleh KT & G Sangsang School. Acara tersebut dilaksananakan secara langsung di pusat studi Jepang Universitas Indonesia. Acara “2018 Jakarta KT&G Sang Sang School Culture Festival” yang ke-3 ini diadakan pada tanggal 13 Oktober tahun 2018 di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia yang dilanjutkan dengan acara dance & singing cover competition dan dimeriahkan dengan korean food dari stand makanan.

Perwakilan dari salah satu juri dalam lomba pidato bahasa Korea dalam sambutannya mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk mempererat hubungan antara Korea dan Indonesia, sekaligus memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat. Karena semakin berjalannya waktu, kerjasama antar Korea dengan Indonesia semakin meluas di berbagai bidang.

Pada lomba pidato bahasa Korea ke-3 pada tahun 2018 tersebut peserta berasal dari berbagai macam daerah dan diadakan secara Nasional. Sebelum babak final, peserta wajib membuat naskah pidato dalam bahasa Korea dengan memilih salah satu topik dengan “Daya tarik Korea untuk Saya” dan “Alasan Saya Jatuh Hati kepada Korea”. Setelah membuat naskah, peserta harus mengirim video dengan durasi maksimal 4 menit yang berisikan pidato tersebut kepada penyelenggara. Naskah dan video dikirim bersama melalui email. Masa pendaftaran ditutup pada tanggal 15 Agustus 2018, setelah itu seluruh video peserta akan di upload di facebook penyelenggara (Pendidikan Hangeul Jakarta) dan jumlah ‘like’ juga menjadi salah satu penilaian untuk penentuan pemenang. Mahasiswi D3 Program Studi Bahasa Korea Sekolah Vokasi UGM, Virliana Meyta Yuniar, berhasil mendapatkan juara pertama dengan pidatonya. Sedangkan juara 2 dan 3 diraih oleh peserta asal Surabaya dan Jakarta.

DBSMB SV UGM Selenggarakan Mangayubagya dan MoU dengan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Yogyakarta

Yogyakarta (27/8) — Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) melaksanakan Magayubagyo atau Pelepasan Wisudawan/wati Periode IV di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Acara tersebut dihadiri oleh Dekan Sekolah Vokasi, Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Alumni, Tamu Undangan dari Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Yogyakarta serta Orang Tua/Wali wisudawan/wati DBSMB. Selain serangkaian acara pelepasan, Sekolah Vokasi UGM juga melaksanakan perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Bapak Herryadi Baiin selaku Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Yogyakarta dan Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan SV UGM. Tujuan dari penandatanganan MoU ini adalah untuk menjalin kerja sama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pendidikan melalui penyedia tempat magang dan kesempatan kerja, juga pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya Sekolah Vokasi, mahasiswa, lulusan, maupun dosen pengajar.

Setelah penandatanganan perjanjian kerja sama, Dekan Sekolah Vokasi UGM memberikan ucapan selamat kepada seluruh mahasiswa DBSMB karena mereka akan memasuki dunia yang sebenarnya. “Nilai yang tinggi itu penting, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mahasiswa mampu memanfaatkan ilmu sesuai dengan bidangnya. Apapun yang kalian lakukan setelah ini, berjanjilah untuk menjadi orang sukses dan bahagia!” ujar Bapak Dekan dalam sambutannya.

Ibu Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd selaku Kepala Departemen Bahasa, Seni dan Manajemen Budaya (DBSMB) juga memberikan laporan bahwa DBSMB pada periode IV ini meluluskan sebanyak 214 mahasiswa/i dengan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diperoleh mahasiswi bernama Lathifa Rahma dari Program Studi Bahasa Korea masa studi selama 2 tahun 9 bulan. Selain itu beliau juga memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa, “Jangan pernah berhenti belajar. Selalu tingkatkan softskill dan jaringan yang sebaik-baiknya apapun dan di manapun pekerjaannya nanti,” ujar beliau.

Acara terakhir ditutup dengan penyampaian motivasi dari perwakilan IHGMA Bapak Antonius Gemilar, S.H. dan Ibu Irene Indri Dewi Astuti, SP, CHA selaku General Manager Horison Yogyakarta sekaligus memberikan surat kontrak kerja di Hotel Horizon kepada mahasiswi bernama Rella Agustia dari program studi Kepariwisataan. Beliau juga menambahkan bahwa “Sukses adalah sebuah proses dari satu kesuksesan ke kesuksesan yang lain”.