Arsip:

Rilis Berita

Mahasiswa DBSMB Kembangkan Fabric Activity Book (FAB), Inovasi Mainan Anak-Anak Berdasarkan Kebutuhan Belajar dan Usianya

Yogyakarta, Saat ini, belum banyak mainan di pasaran yang sesuai dengan kebutuhan usia anak-anak. Kebutuhan mainan bagi anak-anak usia satu tahun dan anak-anak usia tiga tahun jelaslah berbeda. Padahal mainan yang sesuai dengan kebutuhan usia anak akan membantu perkembangan seluruh aspek baik secara fisik, kognitif maupun emosi. Selain itu, mainan dapat memengaruhi perkembangan fisik, kreativitas, pengetahuan, tingkah laku sosial, dan nilai moral anak.

“Pemberian mainan yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa saja menghambat perkembangan anak, apalagi perkembangan di usia emas. Melihat kondisi yang seperti ini, tim kami membuat sebuah produk mainan yang sesuai kebutuhan usia anak yang diberi nama Fabric Activity Book (FAB),” tutur Buyung Luhur Pambudi, mahasiswa Bahasa Prancis dalam keterangan tertulisnya kepada Humas DBSMB.

Buyung melanjutkan, Fabric Activity Book (FAB) yang dia kembangkan bersama dua rekannya Herlinda Aprianti, mahasiswa Bahasa Inggris DBSMB dan Adi Wahyu Saputra, mahasiswa Akuntansi FEB UGM yang lolos didanai Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan ini, merupakan mainan anak-anak berbentuk buku yang terbuat dari kain flannel. Mainan ini memiliki konsep sesuai kebutuhan anak, praktis, berkualitas, dan aman. Sesuai kebutuhan usia anak berguna untuk memberikan stimulus pada otak, sehingga anak dapat membantu meningkatkan segala aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Mainan ini praktis dengan berbentuk buku supaya tidak berceceran dan mudah dibawa kemana saja. Berkualitas dikarenakan pembuatannya secara homemade, sehingga bentuk potongan kain dan jahitan sangat diperhatikan secara detail. Terakhir, aman dikarenakan terbuat dari kain,” lanjutnya.

Ditanya kelebihan produk ini dibandingkan produk yang menjadi kompetitornya di pasaran, Buyung melanjutkan bahwa Fabric Activity Book yang merupakan mainan anak-anak sesuai usianya memiliki keunggulan. Di mainan ini terdapat buku dan dilengkapi dengan tas yang berguna untuk membawa buku dan mencegah buku supaya tidak mudah kotor. Terdapat sembilan halaman dengan aktivitas yang berbeda. Pembeli bisa memilih sendiri aktivitas-aktvitas yang sesuai dengan usia buah hatinya.

“Pada halaman sampul, pembeli bisa memesan tema sesuai keinginan dan dilengkapi dengan nama buah hatinya. Selain itu, dilengkapi penjepit yang mudah untuk dibuka, berguna untuk memindahkan halaman-halaman. Hal ini berguna untuk mengurutkan aktivitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Mainan ini juga dilengkapi dengan katalog tentang aktivitasnya. Katalog berguna untuk membantu orang tua tentang tata cara penggunaan dan manfaat-manfaat yang diperoleh. Katalog diperinci per halaman, sehingga orang tua mudah memahami maksud dari aktivitas tersebut. Dari sisi bahan, Fabric Activity Book terbuat dari kain flannel. Kain ini bisa dicuci jika dirasa perlu,” jelasnya.

Buyung menjelaskan untuk melaksankan PKM yang merupakan hibah dari Belmawa Kemenristekdikti ini, timnya memproduksi Fabric Activity Book sebanyak 100 buah per periodenya untuk dipasarkan kepada semua pihak. Selain itu, untuk stategi pemasarannya dipilih melalui mitra-mitra yang telah kerja sama seperti toko perlengkapan bayi, TK, dan PAUD. Mitra tersebut akan terus diperluas.

Ditanya harga julanya, Buyung menjelaskan bahwa Produk Fabric Activity Book dibanderol dengan harga yang ekonomis dan terjangkau sebanding dengan manfaat yang akan didapatkan oleh konsumen yakni 200 ribu berbuku. Jika ada yang berminat bisa menghubungi langsung menghubungi kontak person Buyung di 082231908190 atau melalui instagram Fabric Activity Book di @fabricaktivitybook.

Sekolah Vokasi Gelar Workshop Penulisan Praproposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Yogyakarta (24/5), Sekolah Vokasi UGM sebagai entitas UGM yang belum lama dibentuk, yaitu tahun 2009 memerlukan pengalaman dalam program pengabdian kepada masyarakat sehingga dapat ikut berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan wilayah sehingga dapat berkontribusi pada pembangunan bangsa. Keterbatasan dana internal SV UGM untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengharuskan dosen-dosen di SV UGM untuk secara kreatif mencari sumber pendanaan lain.

Bertempat di R.225, melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Vokasi menggelar Workshop “Penulisan Praproposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI”. Kegiatan ini dilakukan untuk dapat memberikan pencerahan bagi dosen-dosen di lingkungan SV UGM dalam meraih hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat khususnya yang berasal dari DIKTI. Dalam workshop ini narasumber yang dihadirkan adalah Dr.  drh. Wisnu Nurcahyo, reviewer hibah DIKTI dan telah berpengalaman bertahun-tahun dalam mereview dan melakukan pendampingan program pengabdian kepada masyarakat. Selain itu dalam kegiatan ini akan disampaikan sharing experience dari para penerima hibah yang berasal dari dosen-dosen Sekolah Vokasi.

Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd. Ketua Departemen Bahasa Seni dan Manajemen Budaya mengisi materi tentang sharing session proposal penelitian dan pengabdian masyarakat. Endang membangi pengalaman mengakses hibah penelitian PUPT yang didapatkannya dua tahun berturut-turut.

“Kunci menulis proposal adalah mengikuti panduan. Selain itu empat hal yang harus ada harusnya adalah kebaruan, bermanfaat, produk yang dihasilkan dan berkelanjutan,” jelas Endang dalam paparannya.

Endang menjelaskan bahwa dalam menulis proposal penelitian dimulai dari menemukan hal yang paling menarik perhatian. “Kebetulan saya tertarik pada kesopanan,” tambah Doktor alumni Universitas Negeri Yogyakarta ini. Dr. Ia berharap mendapatkan hasil standard soft skills mahasiswa Sekolah Vokasi yang memang disiapkan untuk terjun di industri.

Di sesi sebelumnya, drh. Wisnu Nur Cahyo, Ph.D. yang juga sebagai reviewer Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristekdikti menyampaikan tentang skema-skema Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang bisa diakses oleh dosen-dosen di lingkungan Sekolah Vokasi UGM. Sedangkan Dr.Ing. Agus Maryono menyampaikan motivasi bahwa riset harus bisa dikembangkan tidak hanya menjadi paper tetapi juga produk, paten, buku, dan juga elearning content.

 

Departemen Ekonomika dan Bisnis SV UGM Gelar Buka Bersama Bertajuk Sambung Rasa

Yogyakarta (18/5), Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) Sekolah Vokasi UGM menggelar kegiatan yang bertajuk “Sambung Rasa, Talkshow dan Buka Puasa Bersama”. Bertempat di Hall-University Club Hotel UGM, acara ini mengundang Rektor UGM Prof. Panut Mulyono, Wakil Rektor Bidang Kerjasama Dr. Paripurna, serta perwakilan Direksi Bank Mitra DEB.

Pada kesempatan baik ini, Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Dra. Ike Yuli Andjani berkesempatan memberikan sambutan di depan para tamu. Pada sambutannya, Ike menyampaikan bahwa institusi dan industri harus link and match. Sejauh ini kolaborasi DEB dan industri sudah banyak dilakukan, contohnya serapan lulusan langsung ke industri yang membutuhkan, mahasiswa/i diizinkan magang di industri terkait, bantuan tenaga pengajar, bantuan sarana dan prasarana, kelas kemitraan, serta kolaborasi akademik lainnya.

Senada dengan yang disampaikan Ike, Dekan Sekolah Vokasi Wikan Sakarinto, Ph.D menambahkan jika industri diharapkan bisa ikut merumuskan kurikulum sehingga apa yang dipelajari di Sekolah Vokasi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Tidak hanya melibatkan industri sebagai tenaga pendidik, diharapkan D4 Perbankan hasil kerjasama dengan Bank Mandiri dapat terlaksana ditahun ini.

“Inilah nilai link and match yang kami butuhkan”, tutupnya.

Hadir untuk mewakili industri, Direktur BCA Suwignyo Budiman berpendapat jika masyarakat sekarang berubah karena kemajuan teknologi, sehingga secara umum untuk melayani pelanggan juga harus berubah. Secara nasional, hanya 10% transaksi yang terjadi di cabang, sisanya di pusat. Bahkan di BCA transaksi di cabang hanya menyentuh angka 3% dari total transaksi yang ada.

“Kunci suksesnya adalah di SDM, ini sulit,” tutur Suwignyo.

Ia mengaku jika saat ini yang paling banyak dibutuhkan adalah ahli tentang data.  Sehingga industri butuh lulusan ini untuk mengoptimalkan pelayanan prima. “Bisa disimpulkan jika kolaborasi sangat penting untuk mengembangkan SDM”, pungkas Suwignyo.

Berkesempatan untuk hadir Aksa Mahmud selaku wakil ketua MPR RI (periode 2004-2009) yang juga Anggota Majelis Wali Amanat UGM (2001) sekaligus pemilik Grup Bosowa dan Bank Bukopin memberikan pandangannya tentang pentingnya link and match. Aksa menuturkan jika zaman ini harus bisa menghilangkan gap antara kebutuhan tenaga kerja dan lulusan universitas. Ia meyakini jika semua program studi bisa dujual di industri.

Mewakili Rektor UGM, Dr. Paripurna mengucapkan selamat kepada Sekolah Vokasi atas pencapaiannya menarik industri selama ini.

“Harapannya semakin banyak inovasi yang lahir dari kolaborasi industri dan institusi,” tutupnya.

Mahasiswa Kepariwisataan Raih Grand Prix Winner di Kompetisi Internasional di Perancis

Sanggar Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada (SAKA UGM) kembali mengharumkan nama Indonesia dengan menorehkan prestasi di ajang 11th International Competition of Folklore, Dance, and Music “Les Etoiles de Paris” 2018 di Paris, Perancis. Dalam ajang tingkat dunia ini, SAKA UGM berhasil meraih gelar Grand Prix Winner dan berhasil mengungguli 45 kelompok peserta dari berbagai negara, seperti Malaysia, Perancis, Krygyzstan, Ukraina, Rusia, Yunani, Uzbekistan, Armenia, Turki, Slovakia, dan berbagai negara lainnya.

Di kompetisi ini, SAKA UGM mengirimkan 19 penari yang terdiri dari 8 penari laki-laki dan 11 penari perempuan, serta 2 pemusik, dan 1 ofisial. Zahra Shaumi Patma, mahasiswa Program Studi Diploma Kepariwisataan DBSMB berkesempatan menjadi salah satu penari yang menyuguhkan penambilan terbaiknya.

“Pada awalnya kami pesimis untuk menang, tetapi kemudian kami bisa optimis sehingga kami puas dengan penampilan kami. Kami mendapatkan banyak pujian dari peserta lainnya,” tutur gadis kelahiran Samarinda, 2 Januari 1998 ini kepada Humas DBSMB.

Mahasiswa Program Studi Kepariwisataan angkatan 2016 ini menuturkan bahwa persiapan untuk mengikuti lomba ini dilakukan secara rutin dari bulan Desember 2017 hingga April 2018. “Latihan dilakukan selama 6 kali tiap minggu, dari Senin sampai Sabtu,” tambahnya. Selain itu, lanjutnya, persiapan pengajuan proposal pembiayaan juga dilakukan dengan mengajukan dana ke UGM hingga mencari sponsor.

Di babak pertama, Tim SAKA UGM menampilkan tari Pukat. Dengan nilai yang baik, Tim SAKA UGM melenggang ke babak 10 besar. Di babak ini, setiap tim harus menampilkan penampilan yang berbeda. Tim SAKA UGM menampilkan Tari Jaroe dan Rapa’I Geleng.

Ditanya tentang hal yang paling berkesan dari partisipasinya mengikuti kompetisi ini, mahasiswa asal Cirebon Jawa Barat ini menuturkan, “Banyak kenangan yang sudah dilalui terutama saat awal latihan hingga gerakan tarian kami benar-benar matang. Kami bangga dengan perjuangan kami untuk mengharumkan nama UGM dan Indonesia.”

Penting, Peran Tenaga Kependidikan Berikan Pelayanan Prima

Senin (14/5), Sekolah Vokasi (SV) UGM sadar akan pentingnya service exellence untuk memberikan pelayanan kepada civitas akademika dengan sebaik-baiknya, maka perlu pemahaman tentang bagaimana teknik-teknik pelayanan untuk tenaga pendidik (tendik). Bertempat di Ruang Sidang Departemen Ekonomika dan Bisnis melalui Unit Sumber Daya Manusia (SDM) berhasil menggelar acara pelatihan service exellence training bagi tendik di lingkungan SV UGM.

Mengundang mitra BNI cabang UGM sebagai narasumber, Al. Henri Indriyanto selaku pimpinan BNI cabang UGM menyatakan jika tugas tendik adalah membuat brand image Sekolah Vokasi. Tugas pokoknya yaitu melayani, hal ini berkaitan dengan manusia karena layanan erat kaitannya dengan hubungan antara yang dilayani dan yang melayani. Layanan juga sangat dekat dengan memenuhi kebutuhan dan saling menjaga kehormatan. Pokok-pokok ini yang harus dipahami dan dimengerti oleh seluruh tendik Sekolah Vokasi.

“Rahasia sukses melakukan pelayanan dimulai dari kata bisa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Henri menegaskan jika tendik Sekolah Vokasi harus memiliki enam kunci moral skenario untuk memberikan layanan prima bagi civitas akademika. Enam kunci itu yaitu, senyum, kesopanan, identifikasi/memetakan, izin, nilai tambah, dan jangan memaksa.

“Enam kunci ini akan membawa kita menuju kerja keras, kerja cerdas dan tuntas,” tutupnya.

Hal serupa yang dilakukan seluruh karyawan BNI untuk meningkatkan pelayanan, karyawan harus sadar betul dengan kewajibannya memberikan pelayanan prima. Selain itu 4 elemen service excellence yaitu proses, infrastruktur, produk, dan SDM perlu dimiliki untuk membangun pelayanan prima di SV UGM.

Pada penghujung acara, peserta diminta untuk praktik handling complaints hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana sikap tendik menyikapi suatu komplain yang biasa terjadi di lingkungan pekerjaan. Berbeda dengan BNI, sejauh ini di Sekolah Vokasi belum memiliki SOP tertulis terkait pelayanan prima dan cara bersikap jika ada komplain. Melalui workshop ini harapannya dimasa mendatang ilmu ini bisa di praktikan di lingkungan kerja dan diperkuat dengan SOP tertulis.

Talent Scouting: Jalan Tikus Menuju Studi Doktoral di Luar Negeri

Rabu (9/5), Dalam rangka mempersiapkan peningkatan kualifikasi sumber daya manusia pendidik di lingkungan Sekolah Vokasi UGM, maka unit sumber daya manusia menyelenggarakan Talent Scouting-Program Doctoral bagi doen muda. Melalui program ini, dosen muda diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menulis secara akademik untuk mencari dan mendapatkan Perguruan Tinggi sasaran di luar negeri, menyusun proposal penelitian, serta menambah wawasan mengenai teknik dan strategi mendapatkan beasiswa serta kiat sukses menjalankan studi di luar negeri.

Memilih melanjutkan studi di luar negeri, terlebih di World Class University atau Universitas Kelas Dunia, tentu tidaklah mudah. Persyaratan keterampilan berbahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan, kompetensi dalam melakukan penelitian, pemahaman program studi tujuan, hingga menciptakan proposal kepada promotor atau profesor pengampu kelak merupakan sekelumit tantangan yang harus dilewati.

“Tujuan dari talent scouting ini adalah membekali para dosen muda untuk dapat menembus sekaligus menjalankan studi di luar negeri dengan baik,” jelas Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto., Ph.D.

Meskipun demikian, Wikan menyadari bahwa banyak dosen yang merasa telah memiliki kompetensi yang baik, utamanya dalam berbahasa asing. “Namun bagi kami yang tidak kalah penting dari persiapan bahasa Inggris dalam bidang akademis sesuai dengan ketentuaan akademis internasional adalah juga mempersiapkan mental mereka dalam menjalani pendidikan.”

Talent Scouting menyediakan beberapa pelatihan lanjutan yang menjadi solusi atas tantangan yang biasanya ditemui dosen dalam mengakses studi lanjut di luar negeri. Pelatihan seperti berbahasa Inggris khas akademis, penyusunan proposal penelitian yang baik, skenario menghadapi wawancara beasiswa, hingga memilih profesor yang akan menjadi promotor ketika studi kelak di luar negeri.

Pada kesempatan baik ini Dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Leo Indra Wardhana, Ph.D berkesempatan untuk memotivasi dosen muda lainnya agar segera mengambil program doctor. Dosen muda lulusan doktoral University de Limoges, Prancis ini menceritakan perjuangannya selama proses pendaftaran hingga hidup di negara orang. Ia menegaskan bahwa bahwa IELTS (6.5-7) dan IBT (80-100) menjadi syarat wajib yang harus dimiliki saat ini.

Leo mengakui bahwa sekolah di luar negeri membuatnya memiliki pemikiran terbuka karena kenal dengan orang-orang dari berbagai negara. Hal ini bisa menjadi bekal ketika kembali ke tanah air dan mengajar membagikan ilmu untuk mahasiswa sehingga mereka kelak bisa terdorong untuk melakukan hal-hal hebat lainnya dibidangnya. Bagi institusi, tentu mampu membantu mencapai mimpi besar Sekolah Vokasi dan UGM jika sumber daya manusianya banyak yang sudah doctor.

“Mungkin hal paling menyenangkan selama perjalanan panjang menempuh program doktoral adalah ketika kamu dipanggil doctor oleh orang lain,” pungkasnya.

 

VDC SV UGM Sukses Gelar Job Fair dan Career Expo

Yogyakarta (3/5)-Banyak pihak merasa risau dengan jumlah pengangguran dari kalangan perguruan tinggi yang angkanya masih relatif tinggi. Di lain pihak, perusahaan mengeluh saat ini semakin sulit mendapatkan kandidat karyawan lulusan perguruan tinggi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaannya. Ada banyak kandidat yang tersedia tetapi sangat sedikit yang memiliki kualifikasi memadai.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Vocational Development Center (VDC) berupaya menjadi fasilitator untuk menyatukan kepentingan dunia usaha sebagai penyedia lapangan kerja dengan lulusan Sekolah Vokasi UGM dan perguruan tinggi lainnya.

Salah satu upaya VDC adalah dengan menyelenggarakan Job Fair dan Career Expo Sekolah Vokasi UGM 2018. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Yogyakarta,  5-6 Mei 2018.

Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Alumni SV UGM, Radhian Krisnaputra, S.T., M.Eng., menjelaskan,  program Job Fair rutin dilaksanakan oleh SV UGM dua kali setiap tahun. Tahun ini rencananya digelar pada bulan Mei dan November mendatang.

Pelaksanaan program Job Fair ini merupakan bentuk komitmen SV UGM untuk mempercepat penyerapan lulusan SV UGM di  dunia kerja.

“Program Job Fair SV UGM tahun 2018 adalah suatu kegiatan bursa kerja yang terintegrasi, menggabungkan promosi, presentasi, pameran, dan aktivitas in campus recuitment yang dilakukan oleh perusahaan. Kami rancang menjadi satu kesatuan agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi perusahaan mitra SV UGM dan alumni/mahasiswa SV UGM serta lulusan atau mahasiswa berbagai perguruan tinggi lainnya,” ujarnya melalui rilis yang diterima Humas.

Ia menambahkan, memasuki era Revolusi Industri, SV UGM berupaya untuk terus mempersiapkan mahasiswa dan lulusannya dengan kompetensi, softskill dan kemampuan literasi yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. “Tujuannya agar lulusan SV UGM siap bersaing dalam dunia kerja dan adaptif dengan perubahan zaman,” tuturnya.

Job Fair SV UGM kali ini diikuti oleh 38 perusahaan  dan sekitar 4.756 pengunjung. Perusahaan yang berpartisipasi terdiri dari perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, perbankan, asuransi dan pembiayaan, pendidikan, informatika dan teknologi, consumer goods, dan manufaktur.

Sedangkan pengunjung adalah dari kalangan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi, baik SV UGM maupun universitas lain di Yogyakarta dan sekitarnya.

16 Mahasiswa University College of Islam Melaka Siap Belajar di Sekolah Vokasi UGM

Yogyakarta (27/03), Sebanyak 16 mahasiswa Fakultas Pengurusan Hospitality University College of Islam Melaka akan mengikuti program Incoming Students Exchange (ISE) yang berlangsung pada tanggal 8 hingga 21 April mendatang. Melalui program ini para mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar di Sekolah Vokasi UGM khususnya Program Studi Kepariwisataan.

“Dimasa yang akan datang semoga kita bisa memperluas kerjasama seperti joint research, seminar dan visit lecture” ujar Vice-Chancellor, Prof. Datuk Dr. HJ. Mohd Taib di Ruang 138 Sekolah Vokasi.

Program ISE yang menjadi unggulan Sekolah Vokasi  ini diadakan untuk melengkapi program Incoming yang ditujukan kepada mahasiswa asing untuk belajar di Sekolah Vokasi UGM. Hingga saat ini, Sekolah Vokasi telah membuka kerja sama dengan lebih dari 10 universitas di kawasan Asia, Eropa dan Australia, serta telah mengirimkan lebih dari 100 mahasiswa ke universitas-universitas tersebut.

Dalam kunjungan ini dibahas rencana kegiatan mahasiswa selama mengikuti kegiatan di Sekolah Vokasi. Selain mengikuti kegiatan belajar dikelas, peserta dijadwalkan belajar budaya Jawa dan wisata di kota Yogyakarta.

Selain untuk memperkenalkan Sekolah Vokasi UGM, program ini juga diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan paparan konteks nasional-internasional serta kompetensi yang diperlukan oleh para mahasiswa untuk meniti karier secara professional. Karena itu, Dekan Sekolah Vokasi berpesan agar para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memperoleh sebanyak mungkin pengetahuan dan pengalaman.

“Melalui kegiatan ini akan ada transfer nilai, transfer teknologi, dan transfer pengalaman, yang nantinya dapat memacu terobosan dan inovasi di waktu mendatang,” tambahnya.

 “Prinsipnya kami berterima kasih untuk kunjungan balasan ini setelah sebelumnya kami yang berkunjung ke Malaysia, dengan bantuan Program Studi kepariwisataan kami harapkan program ini nantinya sukses dan menjadi kebermanfaatan bersama ” imbuhnya.

PAK CILIK UNTUK BUMI 2018

Minggu (22/04/2018), Forum Komunikasi Mahasiswa Diploma III Kehutanan (FORKOMMADIKA) telah melaksanakan kegiatan PAK CILIK UNTUK BUMI 2018 dalam rangka memperingati hari bumi. Kegiatan rutin yang digelar setiap tahun tersebut sudah berlangsung sejak 2013 dan dipelopori oleh mahasiswa Program Studi Pengelolaan Hutan. Sesuai dengan namanya PAK CILIK yang merupakan singkatan dari Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan, kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk menanamkan karakter peduli lingkungan kepada siswa-siswi sekolah dasar khususnya yang ada di daerah Yogyakarta.

Kegiatan yang berlangsung di Hutan Pendidikan Wanagama I Gunung Kidul, Yogyakarta tersebut melibatkan siswa-siswi kelas 5 Sekolah Dasar (SD) dari enam SD pilihan di Yogyakarta. Sekolah-sekolah yang turut berpartisipasi antara lain, SD N Giwangan, SD N 1Terbansari, SD Sang Timur, SD N 3 Kotagede, SD N Tahunan, dan SD N 2 Mendungan. Kegiatan yang bertemakan “DORAEMON” (Do, Care, and Empowering for Nature) memiliki tujuan seperti singkatannya. Diadakannya edukasi mengenai cara-cara menjaga lingkungan, diharapkan generasi muda bisa mengerti dan lebih peduli dengan lingkungan serta mampu memberdayakan dirinya unutk turut berpartisipasi dalam segala bentuk pelestarian lingkungan.

Dalam kegiatan tersebut dibentuk pos-pos pematerian yang terdiri dari lima pos. Pada pos pertama diisi dengan materi filter air. Disini peserta dijelaskan mengenai ilustrasi penyerapan air dalam tanah oleh tanaman serta dampaknya dalam kehidupan.

Pematerian filter air pos 1

Pos kedua peserta diajarkan bagaimana cara menanam tanaman yang benar seperti membuat lubang tanam, meletakkan posisi tanaman, dan penyiraman. Sebelumnya peserta diberi pertunjukan sulap yang menjadi pengantar materi penanaman, selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk menanam satu semai di lahan yang telah disediakan.

Penanaman pada pos 2

Pada pos tiga, peserta dijamu dengan permainan seperti estafet air dengan bambu, estafet karung, dan ada beberapa permainan lain untuk menambah keseruan serta untuk membuat peserta menikmati rangkaian acara kegiatan PAK CILIK tersebut.

Permainan estafet karung di pos 3

Pos keempat dinamai dengan pos baling-baling bambu yang mana dalam pos tersebut dijelaskan materi mengenai pentingnya udara bagi makhluk hidup dan bagaimana tumbuhan menghasilkan oksigen. Pematerian pada pos tersebut diambil alih oleh MAPALGA yang merupakan organisasi mahasiswa pecinta alam yang ada di Diploma III Kehutanan UGM.

Pematerian mengenai pentingnya udara oleh MAPALGA di pos 4

Pada pos terakhir, peserta dikenalkan dengan satwa-satwa hutan terutama reptil oleh organisasi pecinta reptil RED3K. Dalam pos tersebut peserta diajak untuk berinteraksi secara langsung dengan reptil-reptil yang sudah jinak seperti ular dan iguana. Selain itu peserta juga diberikan edukasi mengenai bagaimana cara bertindak apabila bertemu dengan satwa-satwa hutan tersebut.

Pengenalan satwa hutan oleh RED3KA pada pos 5

Kegiatan yang mengajak siswa-siswi sekolah dasar ini terbilang cukup sukses. Rangkaian acara dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Peserta pun terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Suksenya kegiatan PAK CILIK tidak lepas dari dukungan berbagai pihak luar yang memberi bantuan sponsor seperti Rumah Warna, Yogya Chicken, dan Waroeng SS. Harapan dari terlaksananya kegiatan PAK CILIK ini, semoga kegiatan seperti ini dapat terus berjalan untuk tahun-tahun berikutnya bahkan bisa dibuat lebih kreatif lagi, dan memperbesar relasi dengan sekolah-sekolah dasar lainnya untuk turut berpartisipasi. Dengan begitu mahasiswa juga dapat memperluas pengalamannya tidak dalam hal pendidikan saja tetapi sekaligus membawa manfaat bagi masyarkat khususnya generasi muda lainnya. Sekian dari kami, semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi. Salam Rimbawan !!

Sekolah Vokasi Hapus Penyelenggaraan UTUL Gelombang II

Ada yang berubah dari pola penerimaan mahasiswa baru Sekolah Vokasi pada tahun ini. Jika sebelumnya penerimaan mahasiswa melalui jalur tes tertulis diselenggarakan dua kali, yaitu melalui Ujian Tulis (UTUL) UGM dan UTUL Gelombang II khusus vokasi, pada tahun ini tes tertulis hanya diselenggarakan satu kali melalui UTUL UGM, sementara jalur penerimaan setelahnya dilakukan dengan menggunakan nilai hasil UTUL UGM.

“Tahun ini pendaftar tetap memiliki 3 kesempatan untuk mendaftar. Yang pertama melalui jalur Penerimaan Bibit Unggul (PBU), kedua melalui UTUL UGM, dan yang terakhir ada jalur seleksi tambahan berdasarkan hasil nilai tes UTUL UGM. Jadi tidak ada lagi jalur ujian tulis khusus untuk Sekolah Vokasi,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Vokasi, Agus Nugroho, S.T., M.T., Rabu (18/4).

Ia memaparkan jalur penerimaan pertama untuk Sekolah Vokasi UGM yang saat ini telah dibuka adalah jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) yang dibuka mulai tanggal 2 April lalu hingga tanggal 9 Mei 2018. PBU sendiri terdiri atas 4 jenis, yaitu PBU Tidak Mampu (PBUTM) untuk siswa dengan kemampuan akademik tinggi tetapi tidak mampu secara ekonomi, PBU Kemitraan (PBUK) yang ditujukan bagi putra-putri daerah yang diusulkan dan dibiayai oleh Pemerintah Daerah, institusi, atau perusahaan, PBU SMAK bagi siswa SMA/SMK/MA yang memiliki prestasi akademik, serta PBU Berprestasi (PBUB) untuk siswa yang memiliki prestasi di bidang olahraga, seni, dan IPTEKS.

Jalur kedua yang bisa ditempuh calon mahasiswa adalah UTUL/UM UGM yang merupakan seleksi masuk dengan menggunakan pola ujian tertulis, sehingga  lulusan SMA/SMK/MA tahun 2018, 2017, dan 2016 dapat memilih hingga 3 program studi sarjana dan/atau diploma. Pendaftaran UTUL sendiri akan dibuka mulai tanggal 21 Mei mendatang.

Setelah pengumuman hasil UM UGM pada tanggal 18 Juli mendatang, peserta yang lolos akan langsung mengikuti registrasi ulang, sementara peserta yang belum lolos diberi kesempatan untuk mendaftar kembali di program studi D3 dan D4 pada tanggal 4-19 . Panitia ujian dari Sekolah Vokasi kemudian akan menyeleksi pendaftar di jalur seleksi terakhir ini dengan mengolah nilai yang mereka peroleh dalam UM UGM.

Agus menuturkan, aturan ini disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru tahun-tahun sebelumnya yang dinilai kurang efisien dan memakan waktu yang lebih lama dalam prosesnya. Hal ini berakibat pada pendeknya rentang waktu antara pengumuman hasil seleksi gelombang terakhir, jadwal registrasi ulang, dan jadwal PPSMB di awal tahun ajaran baru.

“Dari tahun ke tahun UTUL khusus SV punya waktu yang cukup mepet. Tahun ini karena terpotong libur lebaran juga, jadi waktu yang kita punya tidak banyak. Kalau harus mengadakan ujian tulis lagi, itu prosesnya kan sama seperti UTUL UGM harus membuat soal lagi, merencanakan, hingga menilai, kalau diadakan 2 kali kami menilai kurang efisien,” imbuhnya.

Meski menghapuskan seleksi tertulis khusus Sekolah Vokasi, Agus menjamin bahwa pihaknya tetap menjamin adanya kesempatan yang sama bagi siswa SMA/MA dan siswa SMK untuk diterima di Sekolah Vokasi. Karena itu, dalam penilaian seleksi tahap terakhir ini panitia ujian mengadopsi sistem yang mirip dengan SBMPTN, di mana masing-masing soal memiliki bobot yang berbeda.

“Akan sulit jika kita membandingkan kemampuan siswa SMA dan SMK dalam ujian tertulis seperti ini, jadi kita turut mempertimbangkan nilai rapot dan melihat nilai keahliannya,” jelas Agus.

Dekan Sekolah Vokasi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa terdapat 24 program studi DIII dan DIV yang bisa dipilih oleh para pendaftar. Untuk tahun ini, total daya tampung dari seluruh departemen berjumlah 1478 mahasiswa. (Humas UGM/Gloria).