Arsip:

Rilis Berita

3 Mahasiswi Perwakilan Sekolah Vokasi untuk Tim UGM Juara 1 Kompetisi Nasional Technofest 4.0

Tiga mahasiswi perwakilan Sekolah Vokasi untuk kontingen Tim UGM kembali menorehkan prestasinya pada ajang perlombaan tingkat nasional. Siti Noraika (D3 Komputer dan Sistem Informasi), Dhea Rifka Anaqah (D3 Komputer dan Sistem Informasi), Kairania Qalbi (S1 Psikologi), dan Septiani Laras Ayu (D4 Teknologi Rekayasa Internet) yang bergabung dalam Tim GG berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Technofest 4.0 Kategori UI/UX pada Rabu (24/10) lalu di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.

Technofest 4.0 Kategori UI/UX mengusung tema “Call the Emergency”. Pada seleksi babak penyisihan, ada 6 finalis yang berhasil terpilih untuk melaju ke babak final dan mendapat kesempatan untuk mempresentasikan rancangan antarmuka pengguna di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara. Keenam finalis yang berhasil maju ke babak final antara lain berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Atma Jaya, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sumatera, dan Universitas Bina Nusantara.

Tim GG Universitas Gadjah Mada memperkenalkan Simpatia, aplikasi yang dirancang khusus dan disesuaikan dengan kebutuhan penyintas kekerasan pada wanita sehingga para penyintas tidak takut lagi untuk melaporkan tindak kekerasan yang dialami kepada instansi terkait. Siti, ketua Tim GG mengaku prihatin terhadap korban. “Korban kekerasan pada wanita yang tidak melapor jumlahnya sangat tinggi. Masalah utama tidak melapor bukan karena ketidaktahuan untuk melapor kemana, melainkan karena stigma buruk di masyarakat terhadap korban. ” jelasnya.

“Simpatia bisa diartikan sebagai harmoni, bisa juga berarti simpati. Kami berharap Simpatia dapat menjadi media kepekaan sosial dan membantu penyintas kekerasan pada wanita untuk berani melapor” ungkap Kairania.

Kupas Kreativitas Mahasiswa Proposal PKM Mahasiswa Melalui Bedah Proposal PKM SV 2018

Program atau lebih dikenal dengan sebutan PKM adalah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi, Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) memasuki tahap baru, yaitu seleksi proposal PKM pendanaan 2019. Pada tahun ini UGM berhasil menyabet gelar juara umum dalam perhelatan PIMNAS 31 yang bertempat di Universitas Negeri Yogyakarta. Yang lebih membanggakan lagi, tim PKM dari Sekolah Vokasi berhasil mendapatkan tiga medali emas. Dua medali emas dari kategori presentasi dan satu emas dari kategori poster.

Untuk melanjutkan dan mempertahankan gelar juara umum UGM, PKM Corner SV mengadakan kegiatan Bedah Proposal PKM yang diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 2018. Sebanyak 250 lebih mahasiswa hadir dalam acara ini yang bertempat di Hall GP SV. Kegiatan ini bertujuan agar proposal yang telah dibuat mahasiswa mendapatkan evaluasi dari pada reviewer UGM. Evaluasi yang diberikan diharapkan dapat membantu mahasiswa sekolah vokasi yang bergabung dalam PKM dapat membuat proposal dengan hasil maksimal. Sehingga, proposal mereka dapat lolos seleksi ditingkat universitas dan pendanaan oleh dikti. Pada akhirnya nanti juga akan menunjang prestasi mahasiswa sekolah vokasi dalam bidang Program Kreativitas Mahasiswa dan mengharumkan nama Sekolah Vokasi dan UGM.

Dalam acara bedah proposal ini menghadirkan 4 reviewer PKM ternama dari internal UGM. Tentunya beliau semua merupakan para ahli bidang PKM yang sudah lama menggeluti dunia PKM. Yang pertama yaitu ibu Dr. Hayatul Cholsy, S.S, M.Hum selaku reviewer PKM bidang pengabdian masyarakat (PKM-M). Yang kedua ada bapak Maun Budiyanto reviewer PKM bidang karsa cipta (PKM-KC). Yang keempat ada ibu Dra. Sartini M.Hum selaku reviewer PKM bidang kewirausahaan (PKM-K). Dan yang terakhir adalah bapak Dr. Ir. Endy Suwondo reviewer PKM bidang penelitian sekaligus reviewer bidang penerapan teknologi (PKM-P dan PKM-T).

Acara bedah proposal ini dihadiri oleh Bapak Wikan Sakarinto, P.hD Dekan Sekolah Vokasi saat ini, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Agus Nugroho, S.T., M.T., dan Manager Pengembangan Mahasiswa Sekolah Vokasi Fitri Damayanti Berutu, S.E, S.S., M.Sc.

RAPAT SENAT TERBUKA SEKOLAH VOKASI UGM

Yogyakarta (30/10) – Pelaksanaan rangkaian acara dies natalis SV UGM yang ke-9 ditutup dengan kegiatan Rapat Senat Terbuka Sekolah Vokasi (SV) UGM Tahun 2018. Dilaksanakan di Hall Gedung Perpustakaan SV UGM, kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UGM, Bapak Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Director of Human Capital Management PLN Bp. Muhamad Ali, Pimpinan SV UGM, Dekan dari Fakultas UGM, Pengurus Senat SV UGM serta Dosen, Staf dan Mahasiswa Berprestasi dari SV UGM.

Kegiatan Rapat Senat Terbuka ini dibuka oleh Bapak Muhammad Arrofiq, S.T., M.T. Ph.D. selaku sekretaris Senat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor UGM, beliau memaparkan bahwa “UGM telah menemukan penemuan besar yang menjadi solusi permasalahan bangsa melalui hasil produk. Perkembangan teknologi dan informasi harus memiliki tujuan untuk mempersatukan bangsa, pengabdian masyarakat harus menjadi agen perubahan dan pengembangan dalam membangun bangsa. Tantangan di dunia ini semakin kompleks yang mana banyak kerusakan alam yang terjadi didunia yang seharusnya dihindari. Saat ini revolusi industry 4.0 merancang praktek dan perkembangan ekonomi yang mana bisa diaplikasikan dalam bentuk produk-produk yang dihasilkan dari mahasiswa/i Sekolah Vokasi, sehingga sistem pendidikan harus bisa disesuaikan dengan perkembangan jaman, namun juga harus bisa menumbuhkan motivasi dan rasa nasionalisme terhadap generasi bangsa.”

Setelah sambutan dari Rektor UGM, Dekan Sekolah Vokasi Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., membacakan laporan setiap bidang dan apa saja yang telah terjadi selama satu tahun di SV UGM. Beliau memberikan gambaran mengenai rencana SV UGM ke depan salah satunya upaya pembangunan kantin yang bebasis teknologi. Tidak hanya itu, kontrak pembangunan Teaching Industri sudah di realisasikan.
“Kita semua sudah bersama 9 tahun, mungkin tidak pernah terbayangkan bahwa akan disatukan menjadi keluarga besar, kami SV UGM masih memiliki banyak kekurangan dan pasti akan menerima konsekuensi untuk mencapai sesuatu yang lebih baik bagi generasi masa depan melalui mahasiswa/i Sekolah Vokasi. Vokasi UGM memiliki sesuatu yang tidak dimiliki fakultas lain yaitu riset yang menghasilkan suatu produk, dan semua itu adalah capaian dan kekurangan kita bersama, yang diwujudkan dalam rasa cinta bagi Sekolah Vokasi UGM untuk Indonesia dan masa depan,” tambah Beliau.

Acara rapat ini mengambil tema Sinergitas Penguatan Teaching Industry SV UGM Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0, dan menghadirkan pembicara Bapak Muhammad Ali selaku Human Capital Management and Director, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. Beliau memberikan pidato ilmiahnya yang berjudul “Link and Match Pendidikan Vokasional dan Industri”.
Pada pidato tersebut, Bapak Muhammad Ali menyampaikan “Pertumbuhan suatu bangsa tidak bisa lepas dari pemasokan listrik, Pembangkitan, konsultasi ketenagalistrikan, telekomunikasi, penyediaan energi primer. Saat ini Pelanggan PLN masih belum bisa menjual listrik ke PLN, dan harapannya kedepan tidak menuntun kemungkinan pelanggan PLN akan menjual Listrik ke PLN. Hal ini adalah hal baru yangk kita hadapi di PLN. Kerja sama antara Sekolah Vokasi dan PLN memberikan kemudahan bagi kami dalam membentuk SDM yang kompeten dengan cara penyesuaian kurikulum belajar di Sekolah Vokasi.”

Rapat Senat Terbuka ini juga memberikan apresiasi kepada mahasiswa/i SV UGM yang telah berprestasi mengharumkan nama Sekolah Vokasi dan UGM dari perolehan beberapa bidang perlombaan. Mereka terdiri dari Naila Ulfa Talitha, Shyfany Krismarestuti, Anisatul Afifah, Nurfillaeli, Al Razi Sena, dari prodi Rekam Medis & Informasi Kesehatan; Ferdiansya, Arief Ilham Akbar, Florentino Yoga Asmara mahasiswa Teknik Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil (TPPIS); Virliana Meyta Yuniar Prodi Bahasa Korea; Muhammad Imam Dimas Raharjo, Sidik Prayogo mahasiswa Prodi Teknologi Instrumentasi, Noviana Endah Candra Dewi dari Prodi Pembangunan Ekonomi Kewilayahan (PEK); Dewi Arifia, Natasha Christanti dari Prodi Akuntansi; Fina Lala Uzzilla, Putri Dwi Arumsari, Zannuba Arifah Noor dari Prodi Kebidanan, Muhammad Fahmi H, Widiyanto dari Prodi Komputer dan Sistem Informasi; Danar Aulia Husnan dari Prodi Metrologi dan Instrumentasi; dan Luthfiana Paseban Jati dari Prodi Penginderaan Jauh Sistem Informasi Geografi.
Setelah acara berakhir, Pimpinan serta tamu undangan diberikan peragaan dari hasil karya mahasiswa/i SV UGM salah satunya dari Tim Mobil Listrik SV UGM “Yacaranda”.

TechDay UGM by Huawei di Sekolah Vokasi UGM

Sekolah Vokasi (25/10) – Perusahaan besar berbasis teknologi, Huawei, mengadakan agenda roadshow ke beberapa universitas di Indonesia, salah satunya UGM. Agenda yang dilaksanakan di Hall Gedung Perpustakaan SV UGM ini diberi nama TechDay dengan tema “The Opportunity and Challege of Industrial Internet: Big Data and Cybersecurity”. Tujuan dari acara ini adalah untuk saling berbagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat khususnya di lingkup universitas membahas terkait teknologi. Rangkaian acara ini meliputi sertifikasi, kompetisi nasional, pengikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan Huawei, rekrutmen kerja dan magang. Pejabat yang turut hadir dalam acara ini yaitu Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, Bapak Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., Dekan Sekolah Vokasi, Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bapak Agus Nugroho, S.T., M.T., Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia, Ibu Nuryati, S.Far., M.P.H., Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni, dan Perencanaan Strategis, Bapak Radhian Krisnaputra, S.T., M.Eng. serta Ketua Departemen dari SV UGM. Vice President dari Huawei, Mr. Yuan Ming juga hadir dalam kegiatan ini.

Acara dibuka dengan penayangan video motivasi kemudian dilanjutkan sambutan dari Bapak Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr.; beliau menyampaikan dalam sambutannya, “Inilah yang dibutuhkan oleh Indonesia, karena jika kerja sama dengan perusahaan tidak dilaksanakan, maka Indonesia akan tertinggal. Perusahaan saat ini tidak terlalu memperdulikan dengan latar belakang pendidikan kita, namun kompetensi dari diri sendirilah yang nantinya akan dipertimbangkan oleh perusahaan.”

Kemudian, sambutan dari Mr. Yuan Ming menyatakan bahwa “Meski kita berbeda bahasa, namun kita memiliki kebudayaan yang sama dan misi yang sama untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Semua orang tidak akan berhenti untuk berkembang dalam memajukan dunia dan kita semua bisa belajar dari orang lain.”

Tidak hanya itu, beliau juga memberikan gambaran mengenai Huawei, sejarah dan perkembangannya di dunia. Huawei selalu aktif melakukan dialog dengan berbagai komunitas dan pemerintah dalam pengembangan pendidikan dalam SDM, dan inilah yang menjadi rumusan terlaksananya roadshow dari Huawei ke beberapa kampus di Indonesia. Intelligent world menurut Huawei yaitu: All thing sensing, All thing connected, All thing intelligent.

Agenda lain dari Huawei yakni melaksanakan ICT Competition for Indonesia 2018-2019 yang mana mahasiswa Indonesia berkesempatan untuk mendapatkan banyak pengalaman dari kegiatan pelatihan. Mahasiswa dari Sekolah Vokasi UGM sendiri, dari jurusan D4 Teknologi Rekayasa Internet tahun lalu telah berkesempatan mengikuti kegiatan pelatihan dan mengunjungi laboratorium Huawei melalui seleksi secara Nasional.

Pada acara TechDay ini, juga diadakan Parallel Session dengan menghadirkan pembicara salah satunya Ketua Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Bapak Nur Rohman Rosyid, S.T., M.T., D.Eng. Beliau telah mengembangkan sistem Security Cyber dalam hal pengamanan data khususnya di UGM serta Indonesia.

Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI)

Yogyakarta (24/10) – Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) Sekolah Vokasi (SV) UGM menjalin kerjasama dengan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) yang sebelumnya juga pernah menjadi pemateri pada Kuliah Umum “Peran, Peluang, Tantangan dan Kode Etik Profesi Penilai Properti”.

MAPPI adalah organisasi profesi penilai di Indonesia yang bersifat mandiri, nirlaba dan non politis yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berkaitan langsung dan tidak langsung dengan Profesi Penilai sebagai landasan formal serta Keputusan Musyawarah Nasional sebagai landasan operasional.

Bagian Kerjasama DEB mewakili Ketua Departemen DEB membuka acara dengan menyampaikan bahwa perkembangan pembentukan D4 Manajemen Aset dan Penilaian Properti sudah cukup baik dan harapannya mahasiswa lulusan tidak hanya mendapatkan ijasah saja, namun juga mendapat sertifikat kompetensi dari hasil belajar mereka.

Kemudian Dekan SV UGM, Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. memberikan sambutan dengan memaparkan bahwa “Dalam rangka mendirikan D4 Manajemen Aset dan Penilaian Properti yang mana Proposal pengajuan  ke UGM sudah dilaksanakan, sehingga dalam proses pembentukan prodi ini kerjasama menjadi salah satu syarat dan pastinya harus didukung dari berbagai pihak secara matang. dukungan sebelum dan setelah terbentuknya prodi maupun jaringan untuk para lulusan diharapkan bisa signifikan dan konteks yang paling depan adalah mempersiapkan SDM Indonesia yang layak diterima di dunia kerja atau industri.”

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Masyarakat Profesi Penilai Indonesia, Bapak Ir. Okky Danuza, M.SC., MAPPI (Cert), juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Sekolah Vokasi dan UGM yang telah mempersiapkan segala hal dalam menjalin kerjasama ini, sehingga dengan begitu SV dan berbagai pihak bisa fokus dalam berbagai bidang terutama SDM dan Pendidikan di Indonesia.

Pelatihan DERU UGM dalam rangka penyiapan dan kesiapsiagaan relawan, anggota DERU dan staff dilingkungan UGM

Disaster Response Unit (DERU)

DERU dalam sejarahnya dibentuk sebagai bentuk kepedulian dari UGM terhadap berbagai bencana di Indonesia terutama bencana dalam skala besar dan nasional yang memburuhkan penanganan yang cepat, tepat dan efektif. UGM mempunyai SDM dengan latar belakang berbagai keilmuan yang dibutuhkan masyarakat ketika terjadi bencana. Hampir semua keilmuan yang dibutuhkan dalam tanggap bencana tersebut ada di UGM seperti bidang kesehatan, pertanian, kehutanan, kedokteran hewan, peternakan, fisik struktur dan infrastruktur, sosial kemasyarakatan, psikologi, teknologi dll. Dalam perkembangannya kegiatan DERU tidak hanya bersifat insidentil ketika terjadi bencana namun saat ini kesiapsiagaan terhadap terjadinya bencana menjadi program penting juga, kesiapaan anggota DERU, staf di UGM terhadap kemungkinan bencana internal yang setiap saat mungkin terjadi, menyiapkan masyarakat desa supaya siap terhadap bencana , membangun kerjasama dengan berbagai institusi terkait dan pemda seluruh Indonesia, membuat leaflet dan informasi kepada masayarakat tentang kebencanaan dll.

Beberapa contoh Kegiatan DERU UGM dalam rangka penyiapan dan kesiapsiagaan relawan, anggota DERU dan staff dilingkungan UGM menghadapi berbagai jenis bencana:

  1. Pelatihan simulasi tanggap bencana untuk internal staff UGM
  2. Pelatihan dan workshop tanggap bencana bagi anggota DERU
  3. Penguatan kelembagaan DERU dengan pembentukan struktur kepengurusan dan pembutaan standar operasional prosedur (SOP) untuk kegiatan DERU.
  4. Persiapan dan aktifitas DERU mendukung terbentuknya desa tangguh bencana.

Pelatihan simulasi dan evakuasi merupakan salah satu kegiatan dalam membangun manajemen mitigasi bencana di Kampus UGM pada dasarnya adalah penguatan kelembagaan di lingkup Universitas Gadjah Mada. Harapan nanti dapat kedepan UGM akan menjadi Kampus Tangguh, dalam artian jika terjadi bencana lagi dalam dalam berbagai skala di DIY terutama wilayah UGM, dapat dikerahkan sumberdaya baik SDM, peralatan yang dimiliki mampu secara mandiri menyelesaikan permasalahan dan dampak yang ditimbulkan akibat bencana tersebut. Dalam penguatan kelembagaan ini tentu juga harus adanya suatu pedoman penanganan kedaruratan di lingkup UGM yang mempunyai kekuatan hukum, dan ini tentunya dapat tertuang dalam bentuk Keputuan Rektor ataupun peraturan-peraturan lainnya. Tentu tidak mudah dalam menjalankan mitigasi secara komprehensif, untuk menyikapinya juga diperlukan pelatihan, dan penyebar luasan informasi melalui buku panduan kedaruratan, dan juga simulasi evakuasi bila diperlukan dalam penanggulangan bencana.

 

Terbuka untuk rekan-rekan tendik maupun dosen dan mahasiswa untuk mengikuti pelatihan tanggap bencana.

Pelatihan DERU UGM dalam rangka penyiapan dan kesiapsiagaan relawan, anggota DERU dan staff dilingkungan UGM

Simposium Prodi Kepariwisataan DBSMB Cari Rumusan Metode Penelitian Pariwisata Terapan

Program Studi Diploma Kepariwisataan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada Sabtu (20/10) yang lalu menyelenggarakan Simposium Nasional Pariwisata Terpaan 2018. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Nusantara, University Club, Universitas Gadjah Mada ini mengangkat tema “Mencari Metode Penelitian Pariwisata Terapan dalam Rangka Memperkokoh 10 Tahun Disiplin Ilmu Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri”. Kegiatan yang dikoordinatori oleh Fatkurrohman, S.IP., M.Si. ini dibuka langsung oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.

General session simposium diisi oleh empat ahli di bidang pengkajian pariwisata yang mencoba merumuskan metode penelitian pariwisata terapan, mereka adalah Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A dan Dr. Yulia Arisnani Widyaningsih, M.B.A. dari Universitas Gadjah Mada serta Dr. Marimin, M.Si. dari Universitas Sebelas Maret/Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan Dr. Asep Parantika dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta.

Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A. menyampaikan bahwa antara paradigma teoritis dan paradigma terapan sangat berhubungan dan tidak bisa dipisahkan begitu saja. Guru Besar Antropologi UGM ini menjelaskan bahwa hal yang paling fundamendal ditekankan dalam penelitian pariwisata adalah masalah apa yang akan diteliti, manusianya atau alamnya. Jika manusianya maka pendekatannya sosial-budaya, dan jika alamnya maka dengan pendekatan ilmu alam. Jadi, metode pariwisata terapan dilihat dari dua aspek: pariwisata sebagai gejala sosial budaya dan pariwisata sebagai gejala alam.

Lebih rinci pengajar di Program Master dan Doktor Kajian Pariwisata UGM ini menyampaikan jika masalah yang diteliti adalah manusia beberapa hal yang bisa diteliti antara lain dampak sosial budaya dan ekonomi pariwisata, partisipasi masyarakat, politik pembangunan pariwisata, makna pariwisata bagi masyarakat, persaingan dalam pariwisata, pariwisata dan integrasi sosial, juga pariwisata dan pelestarian budaya. Sedangkan jika yang diteliti adalah alam, beberapa hal yang bisa diteliti antara lain perencanaan kawasan pariwisata, desain kawasan destinasi, masalah lingkungan, dampak fisik lingkungan, daya dukung kawasan pariwisata, perencanaan fasilitas pariwisata, dan sebagainya. Dalam paparannya, Heddy memberi gambaran bahwa antara terapan dan teoritis batasannya adalah jika teoritis cakupannya pada hasil analisis dan representasi, sedangkan terapan berada dalam wilayah rekomendasi, kebijakan, program dan aksi.

Dr. Marimin, M.Si., Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung sekaligus pengajar di Prodi Usaha Perjalanan Wisata, Universitas Sebelas Maret menyampaikan bahwa jenis penelitian pariwisata ada tiga: penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan keilmuan (research for science development). Dr. Marimin memberi contoh contoh penelitian terapan pariwisata antara lain pengembangan destinasi, hospitaliti dan perjalanan, juga kebijakan pariwisata.

Dr. Marimin menambahkan, ada empat pendekatan penelitian pariwisata terapan. Antara lain kualitatif, kuantitatif, mixed method, dan indeigenous methodoly. Pendekatan kualitatif terdiri dari observasi langsung, etnografi, indepth interviews, FG, participatory action research, dan case studies. Pendekatan kuantitatif terdiri dari experiental design, quasi-experimental design, questionnaires, FG/dephic technique, participatory action research, dan case studies. Sedangkan pendekatan mixed method terdiri dari qustionnaires and participant observation, FGD and questionnaires, questionnaires-in-depth interviews-FGD, questionnaires, in-depth interviews, citizen’s jury, and documentary anlysis, participatory action research, dan case studies. Terakhir, indigenous methodology terdiri dari participant observation, FG, in-depth interviews, FG/community consultation, participatory action research, dan case studies.

Dr. Yulia Arisnani Widyaningsih, M.B.A., Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menyampaikan bahwa peluang pengembangan pariwisata terapan bisa dilakukan melalui penelitian atas stakeholder pariwisata, antara lain: pemerintah, pelaku dalam industri, masyarakat, advocate intermediary (akademisi, peneliti, dan NGO), lembaga internasional, dan publik. Dr. Yulia juga menambahkan bahwa beberapa isu yang bisa diangkat dalam penelitian pariwisata terapan antara lain: perbedaan pengalaman wisatawan, tingginya promosi yang tidak diikuti kesiapan masyarakat lokal, terkonsentrasinya wisatawan pada destinasi mainstream, terbatasnya detail informasi tentang atraksi lokal dengan konten lokal, rendahnya pemberdayaan masyarakat lokal, dan keberlanjutan.

Pembicara terakhir, Dr. Asep Parantika dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Jakarta menyampaikan bahwa pariwisata sebagai ilmu didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari teori-teori dan praktik-praktik tentang perjalanan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi perjalanan wisatawan dengan berbagai implikasinya”. Ilmu pariwisata sendiri, lanjutnya, merupakan ilmu yang multidisipliner yang bisa didekati dari banyak ilmu, antara lain sosiologi, antropologi, sejarah, psikologi, politik, budaya, ekonomi, lingkungan, dan geografi. Dr. Asep menawarkan pendekatan pariwisata terapan dengan sosiologi yang menekankan pada bagaimana cara mengedukasi wisatawan, sebagai alternatif kajian yang selama ini lebih menekankan pada perilaku tuan rumah dalam menyambut wisatawan. Di akhir presentasinya, Dr. Asep berpesan bahwa perlu memperbanyak penelitian aplikatif dan pendekatan kualitatif pada penelitian pariwisata di Indonesia. “Penelitian kualitatif lebih exploratif,” tuturnya.

Dalam kesempatan simposium kemarin, sebanyak 12 peserta turut mempresentasikan makalahnya antara lain dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Pelita Harapan, Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Sekolah Tinggi Pariwiata Ambarrukmo, dan Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional.

Text & Foto: Humas DBSMB

SV UGM selenggarakan Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2018 bertema “Sinergi Pendidikan Tinggi Vokasi dan Industri dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0”

SV UGM selenggarakan Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2018 di Garden Room Hotel Eastparc Yogyakarta, Sabtu (13/10) yang lalu. Seminar tersebut mengusung tema “Sinergi Pendidikan Tinggi Vokasi dan Industri dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0”. Sekretaris Jendral Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Dr. Haris Munandar N, dalam pidatonya disampaikan bahwa sinergi antara Industri dan Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0.

“Kita hari ini dituntut menghadapi Revolusi Industri 4.0 tetapi sayang sumber daya manusia kita masih 0.4,” tutur Dr. Haris yang disambut tawa para hadirin. Dalam penjelasan paparannya yang berjudul “Making Indonesia 4.0” tersebut, Dr. Haris melanjutkan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementrian Perindustrian berfokus pada sepuluh prioritas untuk mewujudkan “Making Indonesia 4.0”: perbaikan alur aliran material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar sustainability, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan kebijakan.

Hari ini pemerintah, lanjut Dr. Haris, sedang berfokus pada lima sektor Industri 4.0 yakni makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, dan elektronik. Lima hal ini akan direspon dengan aksi segera (quick wins) dengan pemberian insentif teknologi, investor roadshow, pusat inovasi, dukungan untuk UMKM dan upskilling dan reskilling melalui penguatan pendidikan vokasi. “Di sinilah ketemunya sinergi antara industri dan pendidikan tinggi, lebih khusus vokasi,” tuturnya.

Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM yang menjadi pembicara kunci kedua menyampaikan bahwa hari ini talent menjadi salah satu dari 12 faktor daya saing ekonomi. Dalam paparannya ia menjelaskan ada enam talent yang dibutuhkan dalam bisnis keuangan modern. “Enam hal tersebut adalah fintech and digital application, social entrepreneurship, forensic accountant, shariah finance, crowdfunding, dan cyptocurrency,” tutur Dr. Anggito yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Republik Indonesia ini.

Kebijakan pendidikan vokasi adalah “education follow industry”, lanjut Dr. Anggito. Hari ini pertumbuhan industri, lebih khusus keuangan berjalan begitu cepat. “Kita hari ini tertinggal lebih dari 20 tahun merespon hadirnya fintech,” Dr. Anggito memberi contoh. Maka, dengan keunggulan di praktek dengan proporsi 70% yang program studinya lebih berbasis kompetensi dan orientasinya siap pakai, Dr. Anggito di akhir presentasinya mengingatkan bahwa lima hal yang menjadi tantangan pendidikan vokasi, lebih khusus industri keuangan adalah literasi, inklusi dan ekspansi kuangan, aplikasi fintech dan digital yang dinamis, kesiapan SDM profesional dan terapan, kompetensi sesuai kebutuhan industri serta regulasi dan kebijakan pemerintah.

Setelah general session, SNTT 2018 dilanjutkan dengan paralel session. Sebanyak 152 presenter dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia memaparkan hasil penelitiannya yang dibagi dalam delapan ruang berdasarkan simposianya. “Alhamdulillah semua berjalan baik. Kita berusaha memperbaiki dari penyelenggarakan tahun lalu. Jika masih terdapat kekurangan semoga bisa disempurnakan dalam SNTT tahun mendatang,” tutur Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, Ketua Panitia SNTT 2018 dari Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya yang merupakan doen Program Studi Diploma Kepariwisataan.