Arsip:

Rilis Berita

SMARTEN AUTO, Inovasi Pembelajaran Mahasiswa Kebidanan

Mahasiswa UGM mengembangkan sebuah terobosan yang memudahkan mahasiswa kebidanan dalam mempelajari mekanisme persalinan yakni mengembangkan inovasi phantom pemeriksaan dalam bernama Smart Auto.

“Alat pembelajaran di laboratorium kurang praktis karena menggunakan alat peraga yang terpisah-pisah dan belum bisa memberikan penilaian pemeriksaan secar mendetail,” tutur Solikhah Maulida Dwi Harsiwi, Senin (9/7) di SV UGM.

Mahasiswi Prodi DIV Kebidanan Sekolah Vokasi ini mengatakan saat pembelajaran di laboratorium, materi pemeriksaan dalam diberikan menggunakan phantom persalinan dan phantom dilatasi serviks. Kedua alat tersebut tersedia dalam kondisi terpisah, tidak dalam satu rangkaian sehingga kurang praktis.

Kondisi tersebut mendorong Solikhah untuk mengembangkan sebuah alat yang mampu menjawab persoalan yang dihadapi para calon bidan. Bersama dengan Teguh Nur Iman (Teknik Mesin), dan Felix Setyawan (Teknik Elektro), mereka mengembangkan inovasi pemeriksaan dalam di bawah bimbingan Diah Wulandari, M.Keb.

“Dengan alat ini mahasiswa kebidanan dapat melatih keterampilannya dalam melakukan pemeriksaan dalam termasuk menentukan bagian terendah janin secara praktis dan mirip dengan pemeriksaan dalam pada ibu bersalin,” ujarnya.

Smarten Auto menggabungkan phantom pemeriksaan dalam yang terdiri atas tiga penilaian, yaitu pembukaan serviks, penurunan kepala, dan titik penunjuk pada presentasi kepala dengan menggunakan rangkaian listrik yang berguna untuk menggerakan akuator. Selain dapat dioperasikan secara otomatis menggunakan rangkaian listrik, alat juga terhubung dengan smartphone android.

Solikhah menyebutkan Smarten Auto hadir dengan berbagai keunggulan, antara lain sederhana, tahan lama, hemat, praktis dan efektif. Smarten Auto juga dapat lebih membantu dosen dalam memberikan materi sekaligus memudahkan mahasiswa calon bidan dalam meningkatkan keterampilannya.

Senior Expert, Mr. Ulrich Sperling; Mari Perkuat Mutu Akademik Sekolah Vokasi

Selasa (10/7), Sekolah Vokasi UGM kembali menerima kedatangan Senior Expert Mr. Ulrich Sperling dari SES Jerman yang akan melakukan pendampingan untuk Departemen Teknik Mesin (DTM) dimulai tanggal 10 hingga 29 Juli 2018. Ini kali ke tujuh SES mengirimkan tenaga ahli ke Sekolah Vokasi  untuk menularkan ilmu kepada para dosen dan mahasiswa.

Mr. Ulrich Sperling akan bertugas mendampingi beberapa kegiatan yang menjadi program dari prodi Departemen Teknik Mesin diantaranya Workshop bagi dosen dan  mahasiswa DTM, diskusi dosen, pengabdian masyarakat dan seminar internasional.

Diharapkan kehadiran dosen tamu dari SES Jerman mampu membawa atmosfer akademik di SV UGM menjadi lebih baik. Tujuan utama pendampingan dari SES Jerman diharapkan mampu membekali para dosen dengan wawasan internasional serta potensi civitas akademika yang selama ini sudah baik dapat semakin meningkat agar benar-benar membawa manfaat bagi pengembangan lembaga.

Hadir dalam opening ceremony menyambut Mr. Sperling, Ketua DTM Dr. Ir. Suryo Darmo, M.T., menyatakan jika DTM terus melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum demi menghasilkan formula pengajaran yang mampu bersaing dengan dunia internasional. Jerman sebagai negara yang diakui memiliki pendidikan vokasi terbaik diharapkan mampu memberikan berbagai masukan terhadap kurikulum yang digunakan Sekolah Vokasi dalam menyiapkan lulusannya.

SES (Senior Experten Service) adalah lembaga yang berdiri pada tahun 1983 dengan dukungan penuh dari Kementerian Kerjasama Luar Negeri Jerman (BMZ). Lembaga ini memiliki representasi di 90 negara. Lembaga SES telah mengirimkan 4.500 tenaga ahli ke seluruh dunia setiap tahunnya. Pengiriman tenaga ahli dari Jerman ke seluruh dunia, merupakan bentuk komitmen Jerman yang dalam kemitraan strategis ABG (Academic-Business-Government). Tujuan diadakannya program SES di UGM sebagai salah satu program Peningkatan Reputasi Akademik Universitas Gadjah Mada, dan bagi Sekolah Vokasi UGM adalah untuk membantu pengembangan dan perkuat mutu dan kualitas akademik di lingkup departemen.

 

 

Mahasiswa SV UGM Ubah Sampah Sekam Padi menjadi Souvenir Gelas

Yogyakarta (28/6), Sekam Padi atau yang sering disebut merang merupakan bagian kulit padi yang telah kering atau buah padi yang tidak memiliki bulir/ bijih padi didalamnya. Desa Srihardono, Pundong, Bantul merupakan salah satu desa penghasil sampah sekam padi terbanyak di Kabupaten Bantu. Pemanfaatan sekam padi di daerah Desa Srihardono saat ini hanya terbatas sebagai campuran pakan ternak dan sisanya terbuang sebagai sampah organik. Minimalnya pemanfaatan sekam padi di Desa Srihardono ini menginspirasi lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk menjadikan sampah sekam padi menjadi komoditi yang mampu dijual dengan harga yang ekonomis.

Melalui pengabdian masyarakat berbasis pengembangan ekonomi kreatif, Tim G’Mers melakukan pendampingan untuk mengembangkan sampah sekam padi menjadi souvenir gelas ramah lingkungan. Tim ini terdiri dari lima orang mahasiswa yaitu Bayu Aji Pamungkas (D3 Management 2017), Ajeng Ramadhani Fisabilah (D3 Management 2017), Cornelia C. Armala (Kimia 2017), Dikki Apriyanto (PSDK 2016), dan Eti Rahayu (Teknik Geologi 2016) dengan Ibu Fitria Damayanti Berutu  S.E., S.S., M.Sc.,  sebagai Dosen Pendamping.

Inovasi pemanfaatan sekam padi ini berawal dari keprihatinan terhadap kondisi Desa Srihardono yang dipenuhi sampah sekam padi yang tidak termanfaatkan dengan baik. Melihat sekam padi yang hanya dibuang dipinggir-pinggir jalan dan menganggu pemandangan menggugah semangat lima mahasiwa tersebut untuk menjadikan sampah sebagai innovator penggerak ekonomi penduduk. Sekam padi yang berserakan di sepanjang jalan raya tersebut digiling untuk kemudian diberi lem dan dicetak menjadi gelas souvenir.

Tidak hanya pelatihan pemanfaatan sekam padi saja, kelima mahasiswa ini juga mengajarkan tata cara pembuatan, pengemasan, promosi dan pendampingan inovasi produk. Masyarakat di diajarkan tentang kecintaan terhadap lingkungan hidup yang bersih dan bebas sampah hingga bagaimana mengolah sampah yang awalanya tidak berharga menjadi punya daya jual yang ekonomis.

Kedepannya program ini diharapkan mampu menjdi inisiator pemanfaatan sekam padi di desa-desa lain dan mampu menjadi souvenir khas Pundong sebagai lumbung padi Kabupaten Bantul.

BAMPPER PAD, Inovasi Alat Penanganan Kasus Perdarahan Ibu Bersalin

Yogyakarta, Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2015, AKI Indonesia masih sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH) dan masih belum mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 102/100.000 KH. Dengan demikian, penurunan AKI masih menjadi prioritas utama pada Sustainable Development Goals (SDGs).  Penyebab tertinggi kematian ibu hingga saat ini masih sama yakni perdarahan. Perdarahan ini dapat terjadi saat kehamilan, persalinan maupun masa nifas. Mayoritas (50-60%)  perdarahan pada masa persalinan dan nifas disebabkan oleh atonia uteri, yaitu keadaan melemahnya otot rahim sehingga tidak mampu berkontraksi dan menyebabkan perdarahan.

Menurut Standar Pelayanan Kesehatan Ibu yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI tahun 2013, penanganan atoni uteri dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi obat, kompresi bimanual dan/atau pemasangan balon tamponade yang sering disebut dengan balon kondom kateter. Metode balon kondom kateter sendiri merupakan metode sederhana yang pertama kali dikembangkan di Bangladesh dan terbukti efektif dalam mengatasi atonia uteri terutama di daerah yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan lanjutan. Metode ini menggunakan kateter urin, kondom dan selang infus yang dirangkai dan disambungkan dengan tali atau benang. Pada kenyataannya metode ini membutuhkan waktu dalam mengumpulkan dan merangkai komponen-komponennya yang masih terpisah, sementara penanganan kasus perdarahan membutuhkan waktu yang cepat dan tepat.

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan pengembangan alat balon tamponade yang praktis guna menangani kasus atonia uteri secara efektif dan efisien. Hal inilah yang memotivasi sejumlah mahasiswa UGM yang terdiri dari Fina Lala Uzzilla (Kebidanan 2014), Zannuba Arifah Noor (Kebidanan 2014), Putri Dwi Arumsari (Kebidanan 2014), Ramadhani Nur (Teknik Industri 2014) dan Dimas Novandias (Geografi 2014) dengan bimbingan dosen dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H.,M.Kes dan Mumtihana Muchlis, SST., M.Kes. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti, mereka mengembangkan inovasi alat balon tamponade untuk memberikan solusi bagi tenaga kesehatan dalam penanganan kasus atonia uteri yang disebut dengan BAMPPER PAD (balloon tamponade for postpartum haemorrhage and pad).

BAMPPER PAD adalah balon tampon dengan menggunakan mekanisme hidrostatik yang telah dimodifikasi (tanpa perlu merangkai komponen) dan sudah dalam sediaan steril sehingga dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan. Keunggulan dari produk ini adalah Mudah, Cepat, Aman dan Murah. Selain itu BAMPPER PAD juga dilengkapi dengan alas (pad) yang memiliki tampungan dengan skala volume sehingga tenaga kesehatan dapat mengetahui jumlah darah yang keluar secara mudah.

Hadirnya produk BAMPPER PAD dalam dunia kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter dalam menangani kasus atonia uteri yang membutuhkan balon tamponade. Dengan demikian, diharapkan dapat memberi andil dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia khususnya yang disebabkan perdarahan pasca persalinan.

BAMPPER PAD sendiri telah dipasarkan secara offline dan online melalui  media sosial seperti Instagram @bampperpad.pkmk, Facebook bampperpad.pkmk, line dan whatsapp. Satu set BAMPPER PAD dijual dengan harga Rp 32.000,00 dan pembelian 5 set seharga Rp 150.000,00 (hemat Rp. 10.000,00). Pemesanan dapat dilakukan dengan mengirim format pemesanan Nama_Alamat_Jumlah Pesanan_No.Hp ke 0856 0609 1407.

TAMARESI, Tandu Penyelamat Resusitasi bagi Bayi dengan Asfiksia

Setiap kelahiran bayi, seluruh pihak yang terlibat pastilah mengharapkan bayi dalam keadaan sehat. Namun, pada keadaan di lapangan beberapa bayi membutuhkan bantuan alat untuk bertahan. Salah satu contoh kasusnya adalah asfiksia pada bayi baru lahir atau masyarakat umum kenal dengan gagal nafas. Asfiksia ini adalah keadaan ketika bayi baru lahir tidak dapat bernapas dengan spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Kasus ini termasuk dalam kasus kegawatdaruratan dan memerlukan tindakan cepat untuk menyelamatkan bayi. Tindakan yang dilakukan di bidan praktik mandiri pada bayi dengan kasus ini adalah memberikan bantuan napas (VTP/Ventilasi Tekanan Positif) menggunakan sungkup. Kemudian dirujuk ke pelayanan kesehatan tingkat lebih tinggi dengan terus menerima bantuan napas selama perjalanan.

Pemberian bantuan pernapasan tersebut dalam prosedurnya disarankan menggunakan alas yang keras, datar, dan hangat. Permasalahannya, hingga saat ini belum banyak praktik bidan yang memiliki kendaaraan dan alat khusus untuk merujuk pasien (ambulance)  dan masih menggunakan mobil pribadi bidan. Pemberian VTP dilakukan dengan posisi menggendong bayi karena belum tersedianya alat khusus yang dapat digunakan sebagai alas bayi. Hal tersebut tentulah akan mempengaruhi keberhasilan pemberian bantuan napas dan keselamatan bayi karena bayi tidak berada dalam posisi yang sesuai untuk pemberian VTP. Jika resusitasi dilakukan diatas tempat duduk mobilpun juga tidak sesuai karena posisi kursi mobil yang tidak keras dan terlalu rendah sehingga menyulitkan untuk pemberian bantuan napas.

Berawal dari kekhawatiran tersebut, di bawah bimbingan dosen program studi D-IV Kebidanan SV UGM, Diah Wulandari, M.Keb., mahasiswa yang terdiri dari Hanny Afifah (D-IV Kebidanan), Madinatul ‘Ilim (D-IV Kebidanan), Arina Nursafrina Rahmatina (D-IV Kebidanan), Chairul Anis Aribah (S1 Akuntansi), dan Arini Yuni Lastuti (D-IV Kebidanan) berinisiatif mengembangkan alat yang dapat digunakan untuk mempermudah proses perujukan bayi khususnya pada bayi dengan asfiksia bernama TAMARESI (Tandu Penyelamat Resusitasi pada Bayi). Alat ini sudah disesuaikan sebagai alas pemberian resusitasi sehingga diharapkan dapat memudahkan proses perujukan bayi dengan kasus kegawatdaruratan asfiksia.

Terdiri dari matras dan sarung bedong, TAMARESI tidak hanya dapat digunakan untuk merujuk bayi ke pelayanan kesehatan dengan tingkat lebih tinggi, tapi juga memiliki kegunaan lain seperti sebagai kasur/bed bayi portable karena alasnya yang keras sehingga meskipun diletakkan pada permukaan yang tidak rata kasur ini tetap datar dan nyaman bagi bayi, kegunaan lainnya TAMARESI bisa digunakan sebagai bedong bayi baik menggunakan alas matras maupun tanpa alas, matrasnya sendiri pun dapat digunakan sebagai alas pijat bayi karena permukaannya yang tidak menyerap air/minyak yang digunakan untuk memijat. Dengan hadirnya TAMARESI ini diharapkan selain memudahkan bidan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama orangtua dengan bayi karena alat yang multifungsi dan mudah untuk digunakan.

SV UGM Buka D IV Perbankan

Sekolah Vokasi UGM tahun ajaran baru 2018/ 2019 resmi membuka Program Studi baru yaitu D IV Perbankan.  Pendirian dilakukan setelah proposal pengajuan pendirian D IV Perbankan mendapat persetujuan dari Senat Akademik UGM pada 26 Juni 2018.

“Senat Akademik UGM telah menyetujui dan sudah mulai bisa dibuka tahun ini tahun ajaran 2018/ 2019 melalui gelombang III PMB Sekolah Vokasi UGM,” kata Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, Ph.D, di ruang Fortakgama UGM, Jumat (6/7).

Wikan menuturkan pendirian D IV Perbakan adalah bagian dari kebijakan Sekolah Vokasi UGM. Mulai tahun depan seluruh Program Studi D III Sekolah Vokasi UGM akan berhenti menerima mahasiswa baru dan mempercepat pendirian prodi-prodi D IV.

Pendirian program studi D IV Perbankan kali ini, kata Wikan, betul-betul wujud link and match antara dunia pendidikan dan industri. Link and match tidak hanya sekadar MoU di atas kertas, namun bagaimana dalam mengembangkan kurikulum Sekolah Vokasi UGM mengacu pada sistem sertifikasi kompetensi yang dimiliki Bank Mandiri.

“Sertifikasi kompetensi yang diakui sebagai standar sertifikasi kompetensi perbankan nasional. Jadi, sertifikasi kompetensi Bank Mandiri kita adopsi kedalam kurikulum D IV Perbankan. Implikasinya, tentunya lulusan D IV Perbankan minimal akan mendapat 2 sertifikasi kompetensi untuk bidang perbankan yang diakui secara nasional, tidak hanya Mandiri tapi juga bank-bank lain,” ujar Wikan.

Dua sertifikasi kompetensi tersebut adalah general banking dan risk management level 1.  Sertifikasi ini diakui ditingkat regional ASEAN dan nasional. Sertifikasi diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perbankan  yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia.

Wikan menjelaskan untuk penerimaan mahasiswa baru Prodi D IV Perbankan tahun ini melalui gelombang III PMB Sekolah Vokasi UGM. Untuk tahun pertama Prodi D IV Perbankan akan menerima 45 mahasiswa.

“Ya satu kelas dulu, baru nanti di tahun-tahun selanjutnya kita tingkatkan jumlahnya,” jelasnya.

Anastasia Widowati, Dekan dari Mandiri University Group, menyatakan Bank Mandiri memang memberi support untuk pendirian D IV Perbankan Sekolah Vokasi UGM, diantaranya dengan memberi masukan terkait kurikulum dan tenaga pengajar dari bank.

“Meski serba teknologi maka di era disrupsi teknologi ini kita akan banyak memberi mata pelajaran terkait digital banking, digital perbankan,” katanya.

Anastasia Widowati mengungkapkan 94 persen transaksi bank saat ini menggunakan e-banking. Oleh karena itu, berbagai jenis pekerjaan seperti programmer, IT Security dan terkait big data akan selalu diperlukan perbankan.

“Soft skill lain contohnya adalah bagaimana berjualan, selling bagaimana, bagaimana bisa membina relationship yang baik dengan nasabah, itu juga tidak akan pernah hilang karena komunikasi dengan nasabah masih sangat penting,” katanya.

Ike Yuliani Andjani, M.Si, Ketua Departemen  Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, menambahkan antara Prodi D IV Perbankan dan pendidikan S1 ekonomi berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kurikulum dan pengajarnya.

“Proses perkuliahan tidak hanya dosen akademisi, tapi sesuai dengan syarat Kemenristekdikti pendidikan vokasional maka sebagaian besar pengajarnya adalah praktisi,” katanya.

Hal senada disampaikan Dr. Satriyo Dwi Cahyo. Ia mengatakan program D IV Perbankan ini didesain untuk pendidikan pembelajaran vokasional sehingga pembelajaran akan lebih banyak dilakukan secara praktik daripada teori.

“60 persen praktik, bagaimana berbanking yang benar dengan skil-skil yang ada, dan 40 persen fokus teori. Selain itu, terus bekerja sama dengan industri tidak hanya urusan kurikulum, namun juga di bidang pengajaran karena kita butuh update skills dan ilmu terkini dari industri agar konsep link and match berjalan dengan baik,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)

ROASTER, Alat Pemetik Teh Portabel Karya Mahasiswa UGM

Tim mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi di bidang teknologi pertanian yang memudahkan proses pemanenan teh yakni alat pemanen teh berbasis radio kontrol dalam bentuk portabel.

“Alat ini diharapkan dapat memudahkan dalam memanen daun teh secara cepat,” kata Maulidya Rahmania Atikah, selaku ketua tim, Rabu (4/7) di Kampus UGM.

Alat pemetik teh yang diberinama ROASTER ini dirancang oleh mahasiswi Fakultas Pertanian ini bersama dengan Muslimin Septianto (D4 Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat), Ahmad Novan Khoerul Mizan (D3 Elektronika Instrumentasi), Ario Praditya Putra (Fakultas Pertanian), dan Rany Ayu Lestari (D3 Elektronika Instrumentasi).

Latar belakang pengembangan alat pemetik daun teh ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap jumlah tenaga pemetik teh yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Ditambah dengan keluhan operator mesin pemetik teh di PT. Pagilaran yang kerap mengeluhkan kesulitan mengoperasikan alat pemetik teh yang sudah ada karena berukuran besar sehingga kurang praktis. Selain itu, alat perlu dikendalilkan 2 hingga 4 orang.

 “Dimensi yang besar jadi kurang praktis dibawa kemana-mana, terlebih dengan kondisi perkebunan teh yang berbukit-bukit,” tuturnya.

Meskipun dengan alat yang telah ada tersebut dapat meningkatkan produksi dan efisiensi dalam pemetikan teh, tetapi sejumlah kendala tersebut masih belum terselesaikan. Tak hanya itu, apabila terjadi kerusakan pada alat pemetik teh tidak bisa diperbaiki karena belum ada suku cadang untuk alat yang ada.

Dari kondisi itu kelimanya di bawah bimbingan Dr. Rani Agustina Wulandari, S.P.,M.P., lantas mengembangkan alat pemetik teh portabel. Purwarupa ini pun berhasil mendapatkan dana penelitian dan pengembangan alat dari Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa 2018.

Muslim menambahkan bahwa ROASTER dibuat dengan menggunakan sejumlah komponen, antara lain chainsaw, fiber, dan blade. Dalam proses perakitannya, alat ini dirancang dengan mempertimbangkan berat dan dimensi agar dapat memenuhi fungsi portable dan nilai egronomis dari alat pemetik teh agar nyaman digunakan.

Alat ini juga dilengkapi dengan seperti module GPS untuk membaca posisi alat, sensor suhu, dan rtc. Disamping itu, juga xbee shield, power supply, dan arduino yang mendukung ketepatan pengoperasian alat.

“Untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan dalam pemakaian, ROASTER dirancang dengan bentuk alat yang sesuai dengan posisi ideal antara pemetik dan bentuk kebun teh yang ada. Dalam pengoperasiannya cukup dilakukan 1 orang saja,” jelasnya.

Dengan kehadiran ROASTER diharapkan pemanen teh bisa melakukan pemetikan lebih efisien dan nyaman dengan alat pemetik teh  yang portable. Alat ini bisa menjadi solusi masalah tenaga kerja pemetik teh yang terbatas dalam jumlah maupun umur sehingga bisa meningkatkan produksi teh. (Humas UGM/Ika)

13 Tim Berhasil Lolos Hibah Inovasi Kreatif Tenaga Kependidikan SV UGM

Yogyakarta – Setelah melalui serangkaian tahapan seleksi, sebanyak 13 tim pengusul hibah berhasil lolos Hibah Inovasi Kreatif Tenaga Kependidikan SV UGM tahun 2018. Bertempat di R. 138 Gedung SV tandatangan kontrak hibah dimulai pukul 09.00 WIB hingga selesai. Hadir dalam kegiatan ini Dekan dan Wakil Dekan Bidang SDM dan Keuangan SV UGM.

Program ini diselenggarakan setiap tahun sekali dengan rancangan pengembangan inovasinya yang bisa dimanfaatkan untuk uji materi penerapannya di lingkungan SV UGM. Program ini diharapkan tidak berhenti sampai pelaporan saja, tetapi setelahnya ada proses uji materi kemungkinan penerapannya di unit-unit kerja di SV UGM. Program Hibah Inovasi Kreatif Tendik tahun 2018 ini mengutamakan inovasi layanan yang berbasis teknologi informasi.

Program Hibah Inovasi Kreatif bagi Tenaga Kependidikan diluncurkan  Unit Sumber Daya Manusia SV UGM dalam rangka memotivasi dan meningkatkan peran tenaga kependidikan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan administrasi di lingkungan SV UGM.

Tahap implementasi dan monitoring akan dilaksanakan selama Bulan Juli sampai dengan Bulan September 2018. Pada tahap akhir program, pemenang diwajibkan mempresentasikan laporan akhir hasil implementasi inovasi. Untuk menjaga keberlanjutan sistem dan kemanfaatan sistem yang dibangun, direncanakan pada tahun 2019 dapat diadopsi dan dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja dan layanan unit kerja di lingkungan SV UGM.

SV UGM Tandatangani Kontrak Internal Pembangunan Gedung TILC dan FRC yang didanai JICA, Jepang

Sebanyak 8 fakultas dan sekolah di UGM menerima dana pinjaman dengan jumlah keseluruhan senilai Rp 8.309 juta JPY dari Pemerintah Jepang melalui JICA untuk membangun gedung serta membeli berbagai peralatan penunjang kegiatan akademik. Dalam pelaksanaan pembangunan ini, pimpinan UGM menyatakan komitmen untuk terlibat aktif dalam pengawasan dan evaluasi untuk menjamin kualitas serta kemanfaatan hasil pembangunan tersebut.

“Bangunan dan peralatan yang diajukan dengan pinjaman ini harus betul-betul memberikan manfaat bagi UGM dan bagi negara. Semoga betul-betul tepat sasaran dalam pembangunan untuk menuju target UGM sebagai world class university,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, Jumat (8/6) di Gedung Pusat UGM.

Hal ini ia sampaikan dalam acara Penandatanganan Dokumen Usulan Spesifikasi Bangunan dan Peralatan melalui Skema JICA IP-576 oleh para dekan yang ia saksikan secara langsung. Panut menuturkan penandatanganan dokumen usulan ini menjadi bentuk tanggung jawab dari para pimpinan fakultas dan universitas bahwa dana pinjaman tersebut akan digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Adapun delapan fakultas dan sekolah yang menerima pinjaman adalah Fakultas Farmasi yang akan membangun Advanced Pharmaceutical Science Learning Center, Fakultas Hukum untuk Law Learning Center, Fakultas Kedokteran Gigi untuk Dentirtry Learning Center, Fakultas Kehutanan untuk Integrated Farming Learning Center, Fakultas Pertanian untuk Agriculture Learning Center, serta Fakultas Peternakan untuk Animal Science Learning Center.

Selain itu, Fakultas Teknik menerima pinjaman untuk membangun Smart Green Learning Center dan Engineering Research and Innovation Center, sementara Sekolah Vokasi menerima pinjaman untuk pembangunan Teaching Industry Learning Center serta Field Research Center di Kulon Progo.

“Dengan perencanaan yang sangat matang dalam dokumen ini diharapkan implementasi di lapangan tidak ada perubahan lagi yang bisa memengaruhi tata waktu yang ada. Harapannya bisa berjalan tepat waktu,” imbuh Panut.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PIU, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., menyebutkan bahwa reviewrencana akademik dan review usulan bangunan dan peralatan merupakan kegiatan persiapan yang dipandang sangat strategis khususnya jika dikaitkan dengan akuntabilitas usulan yang disampaikan oleh fakultas atau sekolah, serta untuk menjaga nama baik UGM khususnya dalam hal-hal yang terkait dengan masalah hukum.

“Ini perlu dukungan serius dari kita semua. Jangan sampai nanti setelah bangunan atau peralatan terealisasi ada pernyataan dari pengusul kalau apa yang ada ini tidak sesuai dengan harapannya,” ucap Hotma. (Humas UGM/Gloria)

Kagama Beri Santunan Keluarga Briptu Fandi

Jumiati (57 tahun) nampak terharu saat Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., menyerahkan bantuan santunan untuk Briptu Fandi Setya Nugroho yang gugur dalam kerusuhan di Mako Brimob bulan Mei lalu, Jumat (22/6), di kampus UGM. Jumiati merupakan Ibunda dari Briptu Fandi. Ia bersama dengan menantunya drg. Geha Solichah, istri dari Briptu Fandi, menerima secara simbolis bantuan senilai Rp40.300.000 yang merupakan hasil sumbangan dari alumni UGM yang tergabung dalam Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada.

Sambil terisak, Jumiati menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada UGM yang memberikan kepedulian pada Briptu Fandi. Wanita paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai polwan ini menuturkan sejak kecil Fandi merupakan anak yang periang. Ia tidak menyangka jika anak bungsunya ini akhirnya mengikuti jejaknya dengan mendaftar menjadi polisi. “Sebelum lulus dari UGM, kebetulan kosnya dekat dengan rumah bapak-bapak polisi, sering ngobrol, dia bercerita ke saya mau masuk polisi dan teman-teman di kampusnya mendukung,” katanya.

Fandi mendaftar di sekolah Calon Bintara Polisi di Jakarta. Menurut pengakuan Jumiati, selama menempuh pendidikan, Fandi selalu berprestasi dan masuk dalam daftar peringkat sepuluh besar hingga akhirnya ketika lulus ia ditempatkan di Densus 88. “Sewaktu memilih jadi polisi, saya sudah kasih tahu, risiko jadi polisi itu berat. Tapi ia memang senang, waktu pendidikan saja ranking dia bagus, lalu terpilih jadi Densus,” kata Jumiati yang bekerja di Polres Magelang ini.

Setelah lulus dari pendidikan Bintara Polisi, kata Jumiati, Fandi sudah bekerja menjalankan tugasnya sebagai polisi sejak 2011. Sepengetahuan Jumiati, ia mengenal anaknya sangat tekun dan disiplin dalam menekuni tugas. Hingga menjelang pertengahan Mei lalu, ia tidak memiliki firasat apa-apa jika anak bungsunya tersebut gugur dalam kerusuhan para napi teroris di Mako Brimob. “Tiga hari saya tidak dapat kabar apa-apa, setelah melihat berita saya coba kontak tapi tidak bisa dihubungi, lalu saya hubungi istrinya, baru dapat kabar,” kenangnya.

Meski anaknya gugur dalam kerusuhan para napi teroris, namun Jumiati tetap berbesar hati dan berusaha tabah. Menurutnya, Briptu Fandi telah melaksanakan tugasnya dan gugur saat bertugas. “Saya ikhlas menerima cobaan ini, sudah menjadi tugas polisi tetap berjuang melawan terorisme, ” katanya.

Sulastama, anggota Kagama, menuturkan penggalangan dana santunan dilakukan oleh sesama alumni UGM lewat jejaring media sosial. Ia menuturkan penyerahan bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian sesama anggota Kagama terhadap Briptu Fandi yang merupakan alumnus UGM. “Bantuan ini sudah terkumpul sejak lama, namun kita menunggu momen yang tepat untuk bertemu keluarga guna menyerahkan bantuan ini, itu pun setelah menunggu 40 hari setelah wafatnya Briptu Fandi,” kata inisiator penggalangan dana ini.

Mas Komo, demikian ia akrab disapa, menambahkan para alumni UGM menyampaikan rasa simpati yang mendalam setelah mengetahui ada alumni menjadi korban kerusuhan Mako Brimob. Selain itu, kata Komo, alumni UGM tetap mengutuk keras segala bentuk aksi terorisme di Indonesia. “Sebagai alumni UGM, kita mengutuk aksi teror dan segala bentuk kegiatan terorisme,” katanya.

Rektor UGM menyampaikan penyerahan bantuan ini sebagai bentuk dukungan moral kepada keluarga Briptu Fandi untuk tetap bersemangat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari sepeninggal Briptu Fandi yang gugur saat menjalankan tugas. “Perjuangan almarhum yang luar biasa melawan terorisme, kita tergerak memberikan santunan, kita tahu bung Fandi meninggalkan seorang istri dan anak yang masih balita, tentu membutuhkan dana, meski tidak seberapa yang bisa kita bantu,” kata Rektor.

Rektor menjelaskan Briptu Fandi menyelesaikan pendidikan sekolah vokasi di Fakultas Hukum. Selama kuliah, Fandi dikenal aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. “Beliau angkatan 2008, selama mahasiswa aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)