Rilis Berita
Program DIII Bahasa Korea Sekolah Vokasi UGM bekerja sama dengan S1 Bahasa Korea UGM kembali menggelar acara Korean Days UGM. Korean Days merupakan acara yang rutin setiap tahunnya digelar dan pada tahun 2017 ini telah diselenggarakan Korean Days yang ke-13.
Kegiatan yang diberi nama “13th Korean Days UGM” telah dipersiapkan oleh panitia selama kurang lebih 11 bulan demi suksesnya acara tersebut.
Acara 13th Korean Days UGM, terdiri dari beberapa serangkaian acara yaitu Seminar Korean days yang berlangsung pada 20 Agustus 2017, dengan mengangkat tema “Kiat Sukses dan Passion Diri dalam Karir“. Bertempat di Ruang Sidang 225 SV UGM, dalam acara seminar ini turut menghadirkan dua pembicara yaitu Fajar Hadria Putra seorang penulis webtoon dan Kartika Hapsari alumni D3 Bahasa Korea yang sekarang sedang bekerja di PT. Happy Dream.
Selain itu, pada 26 Agustus 2017, juga berlangsung kegiatan Audisi Singing and Dancing 13th Korean Days UGM. Bertempat di GP Lantai 1, peserta yang sudah mendaftarkan diri baik kategori Singing maupun Dancing akan menunjukan kemampuan masing-masing untuk memperebutkan kursi Final. 6 peserta terbaik Singing dan Dancing akan masuk babak Final yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 17 September 2017.
Berlangsung selama 2 hari (16-17 September 2017), 13th Korean Days tahun ini bertempat di PKKH UGM. Pada hari pertama, 16 September 2017, acara yang dimulai pukul 13.00 WIB dibuka oleh tari tradisional dan ditutup pada pukul 21.00 dengan penampilan Guest Star dari Jakarta. Selain itu, terdapat pula Spech Contest Competition dalam Bahasa Korea yang diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia, dimana pada babak final Spech Contest akan dipilih dua peserta terbaik untuk menjadi juara.
Sementara pada hari kedua 13th Korean Days, merupakan malam puncak dimana ditampilkan para finalis yang telah lolos pada tahap audisi, yaitu 6 finalis Singing Cover dan juga 6 finalis Dancing Cover. Selain itu, juga ditampilkan Unit Kegiatan Mahasiswa yang dimiliki oleh Bahasa Korea UGM.
Pada malam puncak 13th Korean Days, disuguhkan hiburan-hiburan panggung yang menampilkan budaya tradisional Korea, budaya tradisional Indonesia, dance performance, band, dan masih banyak lagi.
Tema yang diambil pada 13th Korean Days UGM adalah “Golden Time”. Tema ini diambil dengan maksud ingin mencerminkan perjuangan bangsa Korea dalam meraih masa keemasan/kejayaan (golden time). Kita tahu bersama bahwa dulu Korea sebenarnya merupakan sebuah negara miskin yang jatuh karena krisis moneter, tapi dengan perjuangan yang keras akhirnya mereka mampu bangkit dan menjadi salah satu negara terkaya di Asia. 13th Korean Days juga bermaksud untuk memperkenalkan budaya Korea, baik tradisional maupun modern, melalui penampilan-penampilan di panggung dan berbagai macam stand. Beberapa stand ini menjual makanan khas Korea, penyewaan pakaian tradisional Korea, permainan tradisional Korea, dan masih banyak lagi stand lain yang berhubungan dengan budaya Korea. Salah satu stand yang paling spesial adalah stand mini museum. Stand ini memberikan informasi mengenai sejarah perjuangan bangsa Korea dalam mencapai kejayaan mereka. Sehingga selain mendapat hiburan, pengunjung juga mendapat ilmu yang bermanfaat.
Rabu (20/09/2017), Alumni mahasiswa SV UGM Program Studi Ekonomi Terapan Angkatan 2013 Hana Dina Alvina berhasil melanjutkan studi jenjang Sarjana Strata 1 (Bachelor) di Coventry University, UK. Saat ini Hana mengambil Top Up Programme dengan Jurusan International Business. Top Up Programme adalah program bachelor yang diperuntukan untuk mahasiswa yang sudah memiliki gelar Associate’s Degree (setara dengan Diploma Tiga).
Dalam wawancaranya Hana menjelaskan bahwa lama masa studinya hanya satu tahun, hal ini dikarenakan mahasiswa yang sudah memiliki gelar Associate’s Degree langsung dimasukan di tahun terakhir perkuliahan S1 mengingat masa studi untuk tingkat S1 di sana hanya 3 tahun.
Lebih lanjut Hana menceritakan bahwa di tahun terakhir mereka belajar beberapa modul wajib dan pilihan sebelum akhirnya diberi gelar B.A (Hons) yang setara dengan Strata 1 di sini, namun sebelumnya mereka harus membuat dissertation yang dibimbing oleh dosen supervisor di sana.
“Saat ini saya memang menggunakan biaya sendiri, tapi saat ini saya sedang mengusahakan beasiswa dari Coventry,” tandasnya.
Lebih dalam Hana membagikan pengalamannya saat persiapan entry requirements yang harus dipersiapkan. Selain IPK yang harus baik, score IELTS juga harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Dijelaskan bahwa score minimum berbeda-beda di setiap jurusan, lebih amannya tentu harus 6.0 atau lebih. Selebihnya adalah membuat motivation letter, curriculum vitae, dan surat rekomendasi.
Hana menegaskan bahwa jurusan yang yang akan diambil harus relevan dengan jurusan terdahulu. Misalnya jurusan terdahulu Ekonomi Terapan maka jurusan yang akan diambil nantinya harus linier, dan ini berlaku untuk semua jurusan tidak hanya ekonomi.
“Tips dari aku yang penting harus persiapan jauh-jauh hari dan juga persiapan cari jurusan yang mau diambil. Di website setiap universitas sudah dijelasin kok, kita hanya harus rajin-rajin cari informasi saja,” tutupnya.
Selasa (19/09/2017), Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan universitas riset di Indonesia yang diakui keberadaannya pada taraf internasional. Sebagai universitas riset, hasil-hasil penelitian menjadi aset yang harus dikelola secara serius agar menjadi manuskrip publikasi yang bermutu. Melalui Badan Penerbit dan Publikasi (BPP) UGM secara khusus memberikan perhatian untuk penguatan hasil publikasi riset-riset ilmiah dari sivitas akademika.
Merespons surat edaran yang telah dikeluarkan oleh Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti pada April 2017, nomor: 227/E/IV/2017 tentang himbauan agar para dosen dan peneliti mendaftarkan akun di portal SINTA, BPP UGM menggelar kegiatan pendampingan pendaftaran akun dosen dan peneliti UGM untuk membuat akun pada portal SINTA. Tim BPP UGM mendatangi langsung fakultas-fakultas di UGM. Adapun akun pada portal SINTA berguna untuk menjembatani hasil publikasi dosen dan peneliti serta akan menjadi media yang dirujuk dalam berbagai regulasi baik di Kemenristekdikti maupun di BPP UGM.
Bertempat di Ruang 225 SV UGM, acara dibuka langsung oleh Dekan SV UGM Wikan Sakarinto,S.T., M.T., Ph. D. Kepada para peserta Wikan berpesan agar riset dari SV UGM semakin kreatif dan inovatif terus meningkat untuk kemajuan fakultas dan universitas.
“Diharapkan dengan adanya pelatihan ini publikasi riset kita semakin baik,” pungkasnya.
BPP UGM yang diwakili oleh Purwani Istiana, SIP., M.A memberikan soisalisasi SINTA dengan materi pendampingan terkait dengan pendaftaran akun Google Scholar, penelusuran Scopus ID, dan pembuatan akun pada portal SINTA. Setelah memiliki akun SINTA, dosen dan peneliti diminta untuk melakukan pendaftaran verifikasi dengan mengisi Google form yang terdapat di web BPP UGM: https://goo.gl/forms/Q1lq5tqTeVo1aSNA3
“Dari total ribuan dosen UGM, saat ini tercatat hanya 906 dosen yang sudah memiliki akun SINTA, sehingga BPP masih harus gencar berjuang mensosialisasikannya,” ujar Purwani.
Kegiatan pendampingan yang sama masih akan digelar di fakultas yang belum diberikan pendampingan oleh tim BPP UGM. Cara ini dinilai efektif, sehingga nantinya diharapkan seluruh dosen dan peneliti UGM dapat memiliki akun pada portal SINTA.
Yogyakarta (18/09/2017), Tiga mahasiswa UGM berhasil di kancah Nasional, yakni mampu memperoleh juara 2 dalam kompetisi Debate ICFEST yang diselenggarakan oleh UIN SUSKA Riau. Tiga mahasiswa itu adalah, Lutfiana Pasebhan Jati dari Prodi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi Fakultas Sekolah Vokasi, Faiz Abdullah Wafi dari Fakultas Filsafat, dan Herlinda Apriani dari prodi Bahasa Inggris Fakultas Sekolah Vokasi. Selain mendapatkan juara 2, Lutfiana Pasebhan Jati yang menjadi ketua tim pun didapuk sebagai Best Speaker dalam kompetisi kali ini.
Lutfiana mengatakan, bahwa kompetisi yang digelar pada tanggal 7-10 September 2017 ini diikuti oleh 12 tim dari berbagai Universitas di Indonesia yang berhasil melewati seleksi Esai terlebih dulu.
“Dikonpetisi ini UGM hanya mengirimkan 1 tim, sedangkan kampus lain seperti IPB yang mengirimkan 3 tim,” jelasnya.
Lebih jauh Lutfiana menjelaskan bahwa kompetisi ini mengambil isu yang sangat kompleks dan beragam, mulai dari teknologi, ekologi, sumber daya manusia, hingga peran wirausaha dalam mendongkrak perekonomian Indonesia. Wafi, salah satu anggota tim debat ini mengakui bahwa persaingan dalam kompetisi debat ICFEST ini cukup ketat, namun tim ini mampu meyakinkan dewan juri dengan argumentasi yang baik juga didukung berdasarkan data maupun fakta yang konkrit.
“Dalam hal ini kami patut bersyukur, karena kami mampu belajar yakni tentang bagaimana menyampaikan argumen dengan baik serta meyakinkan publik dengan argumen yang kami bawakan. Meskipun kami belum mendapatkan hasil yang optimal, kami berharap kedepannya tim ini akan jauh lebih solid lagi”, pungkasnya.
Sekolah Vokasi UGM kembali mendatangkan Senior Professor atau Senior Expert dari Jerman untuk Program Studi Diploma Kesehatan Hewan Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner (THV). Dr. med. vet. Johannes Winkelmann yang biasa di panggil Prof. Hans, merupakan tenaga ahli Senior dalam bidang Patologi. Program akan berlangsung selama 1 bulan dari tanggal 09 September hingga 09 Oktober 2017.
Selama Prof. Hans di D THV SV UGM, program-program yang akan dilaksanakan adalah menggelar kuliah umum untuk Mahasiswa DIII Kesehatan Hewan SV UGM, Pengembangan kurikulum serta mengadakan training bagi para dosen. Prof. Hans merupakan Profesor SES ke 2 yang datang ke SV UGM di tahun 2017 sekaligus merupakan Profesor SES ke 7 yang datang ke SV UGM sejak tahun 2015.
Selain Prof. Hans, rencananya pada Bulan Oktober mendatang akan ada 1 orang Profesor SES Jerman yang hadir ke SV UGM untuk prodi Akuntansi, dan di bulan November akan hadir 3 orang Profesor SES Jerman untuk Departemen Layanan dan Informasi Kesehatan (Likes), Prodi Pariwisata dan Teknik Sipil SV UGM.
Menurut Wikan Sakarinto selaku Dekan SV UGM, kerja sama ini telah berhasil memberikan dampak dan perubahan positif yang luar biasa, khususnya bagi Program Studi yang terlibat. Karena itu, kerja sama ini pun diharapkan akan terus berlanjut di tahun-tahun yang akan datang.
Bank Central Asia, Tbk dan Universitas Gadjah Mada menjalin kerja sama bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Naskah kerja sama ditandatangani Direktur PT Bank Central Asia, Tbk, Suwignyo Budiman, dan Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, di ruang sidang pimpinan, Jumat (15/9). Dalam kesempatan ini, PT. Bank Central Asia, Tbk secara langsung memberikan bantuan dana 500 juta rupiah untuk beasiswa mahasiswa UGM. Hadir dalam acara tersebut dari PT Bank Central Asia, Cyrillus Harinowo, Presdir PT BCA Syariah, John Kosasi, CSR PT BCA, Inge Setiawati, Wakil Rektor bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, SH, M.Hum., LL.M, Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto, ST, M.Sc., Ph.D dan para undangan.
Suwignyo Budiman mengatakan dengan kerja sama yang dilakukan tentu akan membantu untuk meningkatkan sumber daya manusia. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat di masa depan perubahan dan persaingan akan semakin berat. “Perkembangan teknologi memang luar biasa, dalam satu dua dekade terakhir ini hampir semua industri, termasuk sektor perbankan dan keuangan”, katanya.
Pada kesempatan itu, Suwignyo menuturkan perkembangan bank dalam model bisnis. Semua berubah, bank saat ini tidak lagi sebagai pengumpul dana dan kemudian menyalurkan pada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
Bank sebagai finansial intermediate sudah mulai ditinggalkan dan semua bank berusaha keras serta bersaing memberikan solusi dan fasilitas terbaik untuk masyarakat .”Saat ini, sistem pembayaran transaksi keuangan menjadi sarana yang sangat penting untuk bisnis. BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia memiliki kewajiban dan tanggungjawab sosial untuk ini. Karena itu, BCA turut membantu meningkatkan sumber daya manusia dalam hal teknologi,” katanya.
Suwignyo menandaskan lebih dari 95 persen transasksi saat ini tidak lagi dilakukan di kantor cabang. “Nah, kayaknya bank kedepan arahnya ke perusahaan IT, ini tentu salah satu tantangan kita bagaimana memperhatikan sumber daya manusia untuk dipersiapkan,” tandasnya.
Karena itu, katanya, kerja sama menjadi sangat penting dan strategis, bagaimana kedepan bisa membangun secara bersama, memperbaiki dan saling melengkapi. Paling tidak dalam sarana prasarana. “Dengan begitu mahasiswa-mahasiswa ikut ambil bagian dalam pengembangan teknologi informasi yang semakin lama semakin cepat,” tambahnya.
Rektor UGM, Panut Mulyono, mengucapkan terima kasih pada PT BCA atas bantuan beasiswa sebesar 500 juta rupiah. Bantuan ini sangat membantu kelancaran proses belajar para mahasiswa UGM. “Dari data yang ada sekitar 30 persen mahasiswa UGM termasuk mahasiswa yang kurang mampu dari sisi ekonomi,” kata Rektor. Meski ada beasiswa bidik misi yang ditanggung oleh pemerintah selama 8 semester untuk mahasiswa, namun tetap saja ada beberapa mahasiswa yang tidak bisa lulus tepat waktu untuk bisa menyelesaikan studinya sehingga UGM masih mencarikan dana dari berbagai sumber. Salah satunya, melalui kerja sama dengan mitra.
“Upaya ini untuk menyelamatkan mereka. Harapan kita mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, setelah lulus bisa bekerja di institusi yang baik sehingga bisa membantu keluarga, menyekolahkan adiknya dan lain-lain. Kemudian, secara sosial bisa membantu kondisi masyarakat Indonesia agar semakin membaik,” tuturnya.
Menurut Rektor, PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan bank yang berada terdepan dalam transaksi IT banking. Karena itu, UGM menyambut baik kerja sama dengan PT. BCA di tengah Revolusi Industri 4.0. “Dengan PT Bank Central Asia, para anak didik kita di UGM, seawal mungkin mengenal dengan dunia nyata. Dalam perkembangan informasi teknologi yang sangat maju, di situlah mahasiswa-mahasiswa kita kenalkan sedini mungkin, jadi saat lulus dan masuk ke industri sudah tidak gagap lagi ,”imbuhnya. (Humas UGM / Agung; foto: Bani)
Rektor UGM menandatangani nota kesepahaman kerja sama di bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan salah satu perusahaan terkemuka Indonesia, PT. Mayora Indah Tbk, Jumat (15/9) di Gedung Pusat UGM. Melalui kerja sama ini, kedua pihak saling mendukung dalam pelaksanaan pembangunan nasional melalui pengembangan inovasi serta produk yang dibutuhkan masyarakat.
“Perkembangan teknologi dan perekonomian hari ini membuat kami harus bekerja keras mendidik putra-putri terbaik bangsa agar selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk hal ini UGM tidak bisa bekerja sendirian maka kami perlu bermitra dengan pemerintah dan industri guna meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Multono, M.Eng., D.Eng.
Kepada para pimpinan fakultas beserta jajaran direksi Mayora, Panut menuturkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan tinggi, UGM memiliki fokus pada pengembangan riset-riset yang relevan dengan persoalan yang ada di dalam masyarakat. Meski demikian, ia menekankan bahwa riset-riset yang ditujukan bukan hanya diperuntukkan sebagai bahan untuk publikasi ilmiah tapi untuk dikembangkan menjadi produk inovasi yang bermanfaat.
“Riset ini harus dihilirisasi, dibuat produk fungsionalnya supaya mempunyai nilai ekonomi dan dapat meningkatkan perekonomian negara agar bisa terus bergulir,” imbuhnya.
Kerja sama ini, menurutnya, menjadi salah satu bentuk sinergi antara perguruan tinggi dan industri untuk saling mendukung baik dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, pembuatan produk, pemasaran hasil produksi, dan kegiatan lainnya.
Presiden Direktur PT Mayora Indah Tbk, Andre Sukendra Atmadja, menambahkan bahwa ada berbagai kesempatan kerja sama yang dapat dilakukan dalam waktu dekat, misalnya dengan penempatan mahasiswa UGM untuk magang di perusahaan yang ia pimpin, serta investasi pada peralatan laboratorium di UGM.
“Tadi saya sempat berkunjung ke laboratorium, dan saya lihat ada beberapa peralatan yang kami bisa investasikan, misalnya peralatan membuat produk makanan atau alat pengolahan cokelat,” ujarnya.
Dalam kunjungan ini ia juga berkesempatan untuk melihat serta mencicipi produk-produk makanan buatan UGM. Ia memuji kualitas dari produk-produk buatan UGM ini dan menyatakan akan turut membantu agar produk UGM dapat dipasarkan secara lebih luas.
“Produknya bagus, konsep dibaliknya pun bagus dan menarik. Ke depan kita bisa kerja sama dalam pemasaran supaya produk ini bisa semakin sukses dan membawa keuntungan bagi UGM,” imbuhnya.
Andre menyebut kerja sama dengan UGM sebagai sebuah kerja sama yang strategis dan potensial. Ia pun berharap agar kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi UGM, khususnya bagi pengembangan kompetensi para mahasiswa.
“Saya merasa sangat terhormat karena bisa bekerja sama dengan UGM yang merupakan salah satu lembaga pendidikan terbaik di Asia. Harapannya kehadiran Mayora bisa benar-benar bermanfaat bagi UGM, terutama bagi mahasiswa yang berkuliah di sini,” kata Andre. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)
Sekolah Vokasi (11/09/17), Sekolah Vokasi (SV) UGM menjalin kerja sama bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan beberapa perguruan tinggi di China. Salah satunya adalah dengan Zhengzhou University (ZZU). Bertempat di Ruang Sidang Diploma Teknik Sipil, SV UGM menerima kunjungan dari ZZU.
Hadir dalam kunjungan ke UGM kali ini Prof. Guo Tyuancheng Dekan Teknik Sipil ZZU, Prof Hui Qian Dosen Teknik Sipil ZZU dan diterima langsung oleh Dr. Silvi Nur Oktalina, S.Hut., M.Si., Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Urusan Internasional dan Humas & TIK yang didampingi oleh Suwardo, ST. MT. Ph.D Ketua Departemen Teknik Sipil, Dosen-dosen DTS SV UGM beserta Manager dan Staff Kantor Urusan Internasional SV UGM.
Kunjungan ZZU kali ini untuk membahas peluang dan rencana mengembangkan Dual Degree untuk mahasiswa D4 Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Insfrastruktur Sipil (D4 TPPIS). Program ini direncanakan denga sistem 2 tahun pertama belajar di UGM dan 2 tahun selanjutnya dilaksanakan di Zhengzhou University, setelah lulus final exam mahasiswa wajib mengikuti wisuda di ZZU kemudian kembali ke Indonesia dan mengikuti wisuda di UGM.
“Namun hal ini masih menjadi pembahasan kita bersama, masih banyak hal yang perlu kita persiapkan dari sekarang. Semoga kelak segera bisa terealisir,” ungkap Suwardo.
Selanjutnya ditemani Dekan SV UGM Prof Guo dan Prof Hui berkunjung ke Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM. Ditemui langsung oleh Kepala KUI UGM I Made Andi Arsana, Ph.D. Dalam pertemuan ini kedua belah pihak membahas rencana kerjasama yang mungkin akan dimasukan dalam poin-poin Memorandum of Understanding (MoU).
“UGM akan menginisiasi kerjasama dengan ZZU mengenai student exchange, lecturer exchange, joint research plus inisiasi double degree dengan fakultas-fakultas dan sekolah di lingkungan UGM,” jelas Andri selaku Manager KUI SV UGM.
Seusai kunjungan ke KUI UGM dilanjutkan bertemu dengan mahasiswa dan alumni dalam acara Sosialisasi Studi Lanjut Bachelor Degree di ZZU. Dalam kesempatan ini Prof Hui menjelaskan tentang ZZU dan kesempatan melanjutkan S1 di sana. Memang hanya beberapa jurusan saja yang saat ini tersedia untuk program ini seperti Teknik Sipil, Mesin, Marketing, Komputer, dan Sistem Informasi, Elins, dan Mandarin, namun kedepannya tidak menutup kemungkinan dibuka untuk program studi lainnya.