Arsip:

Rilis Berita

6.070 Peserta Mengikuti Ujian Tulis Gelombang II SV UGM

UTUL GEL 2 SV UGM

Sebanyak 6.070 peserta mengikuti Ujian Tulis Gelombang II Sekolah Vokasi (SV) UGM, Sabtu (16/7).  Dari jumlah tersebut terdiri atas 2.809 orang laki-laki dan 3.261 perempuan. Sedangkan jumlah peserta tiap bidang ujian adalah 3.366 peserta mengikuti ujian Bidang Saintek, 2.299 Bidang Soshum, dan 405 Campuran. Ada peningkatan 63,17% jumlah peserta dari tahun 2015 yang berjumlah 3.720.

Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih mengatakan seleksi Ujian Tulis Gelombang II ini merupakan seleksi terakhir untuk penerimaan mahasiswa baru semua jalur di UGM.

“Ujian Tulis (UTUL) Gelombang I sudah dilaksanakan 5 Juni lalu dan diumumkan hasilnya pada 1 Juli 2016,” kata Peni, Sabtu (16/7).

Peni menuturkan Program Studi Bidang Saintek dengan pendaftar terbanyak meliputi D3 Rekam Medis, D3 Teknik Sipil, dan D3 Teknik Mesin. Sedangkan untuk Program Studi Bidang Soshum pendaftar terbanyak meliputi D3 Akuntansi, D3 Manajemen, dan D3 Kearsipan.

Ia menambahkan untuk pelaksanaan ujian UTUL Gelombang II ini menempati 13 lokasi yang tersebar di 7 Fakultas/Sekolah Vokasi dengan 608 pengawas yang terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan. Lokasi ujian tersebut berada di Sekolah Vokasi, Fakultas MIPA, Geografi, Ilmu Budaya, Teknologi Pertanian, Kedokteran Hewan, dan Hukum.

Ujian tulis kali ini juga diikuti oleh 2 peserta berkebutuhan khusus yang menderita tunadaksa. Peni menegaskan untuk ujian mandiri ini sepenuhnya dilakukan oleh UGM mulai dari proses pendaftaran, pembuatan soal, pelaksanaan, hingga proses pengawasan saat ujian berlangsung.

 “Hasil Ujian Tulis Gelombang II SV UGM ini nantinya akan diumumkan pada 21 Juli 2016,” imbuhnya. (Humas UGM/Satria)

Jaga Silaturahmi, Keluarga Alumni SV UGM (KAVOGAMA) Gelar Buka Puasa Bersama

kavogama

Jumat (24/6), bertempat di Hall Perpustakaan Sekolah Vokasi UGM, Keluarga Alumni Sekolah Vokasi UGM (KAVOGAMA) mengadakan acara buka puasa bersama dengan para alumni SV UGM.

Acara yang dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi dan memupuk rasa kekeluargaan diantara para alumni SV UGM ini dihadiri lebih dari 100 alumni SV UGM, baik dari alumni program diploma angkatan 1983 hingga alumni termuda yaitu lulusan tahun 2016.

Dihadapan para alumni SV UGM, Yanto Herliyanto selaku Ketua Umum KAVOGAMA masa bhakti 2016 – 2021 yang juga merupakan lulusan Diploma III Teknik Elektro tahun 1987, menyampaikan beberapa rencana kerja KAVOGAMA dalam jangka pendek, yaitu mencakup administrasi, edukatif dan rekreatif.

“Saat ini, KAVOGAMA telah membuat website resmi yang selalu memberikan update informasi bagi alumni sekolah vokasi,” ungkap Yanto.

Informasi lowongan pekerjaan dan berbagai macam kegiatan dapat diakses melalui website alumni.sv.ugm.ac.id.

Tak lupa, Yanto juga memberikan semangat dan motivasi bagi para lulusan muda Sekolah Vokasi UGM agar terus mengembangkan diri dan agar terus menjaga nama baik almamater, serta berperan aktif untuk turut serta memajukan Sekolah Vokasi UGM dengan membuka peluang kerjasama antara Sekolah Vokasi dengan tempat kerja para alumni.

ROMEO, ALAT PIJAT KARYA MAHASISWA SV UGM BANTU IBU BERIKAN ASI EKSLUSIF

foto2Cakupan ASI ekslusif  (memberikan ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan) di Indonesia masih cukup rendah. Hal ini dikarenakan ibu setelah melahirkan mengalami kendala pengeluaran ASI. Maka berbagai usaha ibu dilakukan seperti melakukan pemijatan di sepanjang tulang belakang (punggung). Pemijatan ini dilakukan oleh keluarga dengan posisi ibu sedikit membungkuk dan kepala di sandarkan di meja. Dengan harapan hormone oksitosin keluar dan melancarkan pengeluaran ASI.

Ternyata hormone oksitosin berfungsi tidak hanya membantu pengeluaran ASI namun membantu proses involusi (kembalinya ukurun rahim pasca melahirkan). Apabila proses involusi berjalan dengan baik maka ibu tidak mengalami perdarahan postpartum (setelah melahirkan).

Lalu sebuah ide tercetus dari ketua tim ROMEO yaitu Arlin Dewanti, mahasiswa Kebidanan Sekolah Vokasi UGM untuk membuat suatu aplikasi dari pijatan oksitosin yang dikemas dalam teknologi berbentuk alat. “Alat yang portable, aman, dan dapat digunakan kapan dan dimana saja,” ungkap Arlin.

Bersama ke empat rekannya, yaitu Vina Azizah dan Qory Kuni Afifah, mahasiswa Kebidanan SV UGM serta Joko Listyanto dan Fuad Hammaminata dari Prodi D3 Elektronika dan Instrumentasi SV UGM, Alat ini dibuat secara terintregrasi menggunakan smartphone melalui Bluetooth, dengan Diah Wulandari,M.Keb sebagai dosen pembimbing.

Alat ini kami beri nama ROMEO (Rompi Pijat Refleksi Oksitosin). Prinsip kerja dari ROMEO yaitu memberi tekanan pada titik-titik di sepanjang tulang belakang dan memberikan relaksasi pada ibu. Sehingga dengan menggunakan sensor infra merah sebagai sensor untuk membantu relaksasi dan motor DC sebagai penggerak bulatan-bulatan yang kerjanya secara sirkuler (melingkar).

“Rompi ini mudah di dapat, mudah digunakan dan ramah lingkungan, tidak perlu khawatir ROMEO dapat digunakan oleh ibu yang memiliki tubuh gemuk atau kurus, karena kami merancang khusus dengan memberikan tali pengontrol yang dipasang di samping kanan dan kiri rompi,” jelas Arlin.

Kami berharap ROMEO ini merupakan terobosan baru untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia dan menurunkan angka kematian ibu akibat perdarahan karena proses involusi uterus tidak berjalan dengan baik, imbuhnya.

Mahasiswa Kebidanan SV UGM Mengembangkan Model Laserasi Vulva Vagina “Mosavana”

KEBIDANAN

Lima mahasiswa D4 Kebidanan Sekolah Vokasi UGM membuat model laserasi (robekan) jalan lahir bayi (vulva vagina). Pengembangan model laserasi vagini ini ditujukan untuk membantu mahasiswa kebidanan mempelajari cara menjahit laserasi jalan lahir dengan lebih mudah dan berkualitas.

Model laserasi vulva vagina atau yang disebut dengan MOSAVANA ini dikembangkan oleh Titin Setiyani, Wafda Ardhian Latansyadiena, Mentari Evarani, Marlina Fitriya L.K, dan Kharismadhany. Mereka membuat produk ini melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan dosen pembimbing Diah Wulandari, M.Keb.

Titin Setiyani Ketua tim Mosavana mengatakan media pembelajaran untuk latihan menjahit laserasi jalan lahir ini masih sangat terbatas. Yang ada baru phantom kebidanan, produk ini pun tidak bisa digunakan untuk belajar menjahit laserasi jalan lahir. Sementara, produk lainnya dengan penggunaan handscoon yang diisi dakron untuk latihan menjahit tidak menunjukkan genetalia eksterna perempuan. Kondisi ini mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan maksimal.

“Selain menjadi alat peraga jahit perineum, Mosavana juga menunjukkan genitalia eksterna wanita. Alat peraga pendidikan untuk penjahitan laserasi jalan lahir ini merangkum fungsi dari phantom lateks dan penggunaan handscoon yang diisi dakron,” paparnya, Kamis (9/6) di Kampus UGM.

Mosavana ini juga bersifat praktis, portabel, dan bisa digunakan berulang-ulang. Saat ini produk ini sudah hadir di pasaran. Bagi Anda yang berminat dapat memesan produk ini melalui Fb: mosavanaugm, IG: mossavanaugm dan WA: 087737533354. Untuk satu produk Mosavana dijual dengan harga Rp110 ribu.

“Pemasaran kita lakukan melalui media sosial dan juga secara offline. Sudah banyak pembeli yang umumnya mahasiswa kebidanan dari berbagai kota di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, bahkan Sulawesi,” imbuh Mentari.

Hadirnya Mosavana ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa kebidaanan dalam penjahitan laserasi jalan lahir. Dengan begitu, saat terjun di dunia kerja nantinya mereka bisa melakukan teknik penjahitan yang baik dan benar.

“Harapannya dengan memperoleh keterampilan penjahitan yang baik dan benar dampak penjahitan yang kurang baik seperti pembengkakan, nyeri, kemerahan, bahkan perdarahan dapat diminimalkan,”kata Mentari.

Mahasiswa Vokasi UGM Kembangkan Teknologi Alat “KOPLO” Untuk Fasilitas Bandara

IMG_1424

SV UGM – Teknologi terus berkembang untuk menunjang kemudahan kehidupan manusia, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sudah bergantung pada teknologi, contohnya gadget, dan belum lagi teknologi terapan lainnya di berbagai bidang yakni bidang industri, pendidikan, transportasi, ekonomi dan bisnis, dll.

Mahasiswa Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM, Adfiana Pramudaswari, Addy Rahmad Nurcahyo, Setio Imanulloh, Luhur Wasisa Adi Nugroho dan Rahmad Kurniawan membuat sebuah inovasi dalam mengembangkan teknologi terapan di bidang transportasi publik, yaitu di bandara..

Teknologi yang digunakan pada sebuah alat yang dinamai Koper Follower (Koplo) ini merupakan pengangkut koper layaknya troli namun uniknya dapat mengikuti pemiliknya.

“Troli sangat membantu para calon penumpang pesawat di bandara untuk mengangkut barang bawaan, namun menjadi melelahkan karena troli harus terus didorong, inilah yang melatar belakangi kami untuk membuat Koper Follower (Koplo).” Ujar Adfiana.

Adfiana juga menjelaskan bahwa alat Koplo ini dilengkapi dengan sebuah kamera yang diletakkan pada bagian sisi depan alat.

“Kamera ini digunakan untuk mengenali pemilik koper yaitu dengan cara pemilik koper yang sudah diberikan gelang kaki sebelumnya dengan warna gelang sebagai acuan kamera sehingga alat ini dapat berjalan mengikuti penggunanya.” Ucap Addy sang programmer alat Koplo ini.

Setio yang merupakan Ketua Tim Koplo mengungkapkan bahwa selain dapat mengikuti pemiliknya secara otomatis, Koplo juga dapat dioperasikan secara remote control layaknya mobil remot.

“Untuk mengatur mode remote control atau auto follow, digunakan aplikasi smartphone sebagai pengendalinya.” tambahnya.

Untuk saat ini Koplo masih dikembangkan dalam bentuk prototype. Harapan kedepannya alat ini dapat disempurnakan agar mampu menjadi bagian dari fasilitas bandara.

Warning Nurse Notification (WARNET) Sebuah Alat Sederhana Pencegah Kematian Karya Mahasiswa UGM

Tim & Dosen Pembimbing

Perkembangan Teknologi di era sekarang yang sudah semakin maju, berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat di Indonesia. Terlebih pada bidang kesehatan masih perlu menjadi perhatian utama bagi Pemerintah Indonesia.

Dalam hal ini rumah sakit di Indonesia tidak hanya dituntut untuk menyediakan pelayanan kesehatan dengan baik, tetapi juga dengan penanganan yang tepat dan cekatan. Akan tetapi, meskipun pihak rumah sakit dapat dikatakan sudah menyadari hal tersebut, pada kenyataannya tetap sulit menyediakan tenaga medis yang cekatan dan  bekerja efisien dalam menangani pasien karena jumlah pasien yang cenderung lebih banyak dibandingkan tenaga medis yang tersedia.

Ketidakseimbangan yang terjadi dapat mengakibatkan dampak buruk bagi keberlangsungan proses perawatan dan pemulihan pasien di rumah sakit. Sampai saat ini belum terdapat solusi yang efisien untuk menangani masalah ini, mengingat perawat masih berpedoman pada perlakuan konvensional seperti memantau pasien secara berkala. Padahal cairan infus merupakan kebutuhan krusial yang dengan kata lain, digunakan oleh hampir setiap pasien di rumah sakit.

Berdasarkan permasalahan tersebut Mahasiswa Vokasi UGM, Dicky Bagaswara (D3 Elins), M Ma’ruf Rizki (D3 Elins), M Amirul Akbar (D3 Teknik Mesin), Hanny Afifah (D4 Kebidanan) dan Debora Naomi (S1 Sastra Perancis) yang tergabung dalam tim PKM Karsacipta mengembangkan sebuah alat bernama Warning Nurse Notification (WARNET) sebagai alternative solusi.

“Alat ini akan bekerja menggunakan sensor berat dan tekanan, sehingga ketika infus sudah mencapai berat minimum, alat ini akan menghasilkan respons berupa sinyal yang dikirimkan ke ruang perawat dalam bentuk alarm,” ungkap Dicky.

Melalui aplikasi yang dioperasikan di ruang perawat, akan efektif mengetahui pasien mana sajakah yang membutuhkan pergantian infus dengan segera, sehingga tenaga medis cukup satu kali saja mengunjungi kamar pasien.

“Selain terdapat informasi mengenai volume infus yang tersisa serta jenis cairan infus, terdapat juga beberapa data pasien seperti nama, tempat tanggal lahir dan jenis penyakit,” jelasnya.

Perkuat Fungsi Humas, VDC SV UGM Gelar Pelatihan “Implementasi Teknologi Informasi Bagi Kehumasan di Lingkungan Pemerintah Daerah”

IMG_7990Vocational Development Center (VDC) Sekolah Vokasi UGM pada tanggal 25-26  Mei 2016 kembali menyelenggarakan pelatihan kehumasan dengan tema Implementasi Teknologi Informasi bagi Kehumasan di Lingkungan Pemerintah Daerah.

Peserta workshop merupakan staff Humas Pemerintah Daerah, yaitu Pemda Rembang, Pemda Batang, Pemda Pekalongan, Pemda Pemalang, Pemda Brebes, serta Pemda Cirebon. Materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut diantaranya adalah sistem dan teknologi informasi sebagai penunjang kegiatan kehumasan, pengenalan teknologi informasi, sistem dan implementasi EDMS, pembuatan berita untuk media laman Pemda dengan web, serta pengelolaan berita untuk media laman Pemda berbasis CMS.

Dr. Iva  Ariani, S.S., M. Hum., selaku Kepala Bagian Humas UGM berkesempatan menjadi narasumber di hari pertama pelatihan tersebut menyampaikan bahwa Humas adalah posisi yang strategis untuk mengelola informasi baik dari internal maupun eksternal.

“Salah satu tugas Humas adalah memberi pelayanan informasi kepada publik dan menindak lanjuti pengaduan publik,” tutur Iva.

Selain pelatihan tersebut, Sekolah Vokasi UGM melalui Vocational Development Center SV UGM akan menyelenggarakan Pelatihan dengan tema Manajemen Audit Internal di Bank Perkreditan Rakyat yang akan diselenggarakan pada tanggal 25-26 Juli 2016. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Vocational Development Center (VDC) Sekolah Vokasi UGM, Sekip I Universitas Gadjah Mada Jl. Kaliurang No. I Sleman Yogyakarta, Telepon : +62274 552153, Faximile : +62274 552153, Mobile : 085774151992, Email : vtc.ugm@gmail.com, Website : www.vdc.sv.ugm.ac.id.

Teknologi Pengairan Persawahan Berbasis Mikrokontroler dan IoT (Internet of Things) Karya Mahasiswa UGM

IMG_1198

Indonesia sebagai Negara Agraris masih belum bisa memaksimalkan produktivitas pengembangan pertanian tanaman padi. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya pada sistem pengairan yang kurang baik.
Sistem pengairan di Indonesia mayoritas masih menggunakan model tradisional, maka efektifitas dalam distribusi air kedalam lahan persawahan masih rendah. Hal ini ditandai saat masa tanam tiba, banyak petani berlomba-lomba mendapatkan air untuk mengalirkan ke sawah mereka dengan cara apapun, seperti melakukan pembukaan air milik orang lain. Kejadian tersebut memiliki kecenderungan akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat petani karena salah satu pihak merasa dirugikan.

Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM bekerjasama dengan mahasiswa Teknik UGM membentuk sebuah tim yang diketuai oleh Khoerul Anam (TekJar SV) dan beranggotakan Riza Nurfaisal (Elins SV), Stefani Galuh (Elins SV), Novrizal Dwi Rozaq (TE FT) dan Shalahudin Al Ayubi (TI FT), melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merancang Interion Smarture “Integrated Distribution Water for Smart Agriculture” sebagai solusi pendistribusian air sawah secara otomatis menggunakan basis mikrokontroler dengan kombinasi teknologi IoT (Internet of Things).

Anam menjelaskan bahwa alat ini diatur secara otomatis dengan mikrokontroler, serta tambahan sensor ketinggian air dan kelembaban tanah di setiap sisi sawah serta sumber air.

“Sumber energi yang digunakan alat ini direncanakan berasal dari panel surya yang ditempatkan di area pesawahan, sehingga tidak akan bergantung terhadap kebijakan energi,” ungkap Anam.

Untuk saat ini Interion Smarture masih dikembangkan dalam bentuk prototype, dimana prototype tersebut dibuat dengan memenuhi dan memerhatikan segala aspek, sehingga fungsional yang dihasilkan oleh prototype akan sama dengan kondisi riil dari alat yang dibuat.

“Teknologi ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam mengatasi distribusi pengairan persawahan yang lebih baik dan efisien.” Pungkasnya.

Mahasiswa Vokasi Kembangkan “NOTUNA” (Aplikasi Musik Xylophone Untuk Tunanetra)

foto

Berekpresi adalah hak setiap individu, semua orang bisa mengekspresikan hobi atau kesukaaannya dalam bidangnya masing-masing, salah satunya adalah bermain musik. Akan tetapi, faktanya adalah bahwa tidak semua orang dilahirkan dengan kondisi fisik yang sempurna, seperti halnya tuna netra yang memiliki keterbatasan dalam masalah penglihatan.

Berdasarkan data WHO pada Agustus 2014 tercatat ada sekitar 39 juta tunanetra diseluruh dunia dan 3,5 juta diantaranya berasal dari Indonesia. Alasan inilah yang mendorong mahasiswa Sekolah Vokasi UGM, Fadil Fajeri dan Essa Faizal dari program studi Diploma Teknik Elektro angkatan 2014 tersebut membuat suatu alat yang memudahkan tuna netra untuk bermain musik, khususnya musik Xylophone.

“Kami memilih alat musik xhylophone kerana alat musik tersebut mudah untuk dipelajari,” ujar Fadli.

Fadil juga menjelaskan bahwa alat ini menggunakan sensor limit switch yang diletakan di sarung tangan dan kemudian diolah oleh mikrokontroler untuk diteruskna di komputer dan dari komputer inilah data akan diproses dan menghasilkan suara musik xylophone.

“Harapnnya dengan alat ini tunanetra bisa berkembang dan berkepresi  dengan musik tanpa merasa kesulitan” tambahnya.

Alat yang dikembangkan oleh kedua mahasiswa tersebut yang menamakan dirinya sebagai Tim Surya ini diberi nama NOTUNA 1.0, alat ini juga diikutkan dalam lomba AMMIKOM ICT Award 2016 yang diselengagarakan oleh STIMIK AMIKOM Yogyakarta dengan kategori E-Inclusion, yaitu piranti lunak aplikasi, perangkat keras atau kombinasinya untuk mendukung dan mempromosikan hak-hak dan kebutuhan kelompok-kelompok tertentu yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan TIK (misalnya komunitas tuna daksa, tuna rungu, dsb, masyarakat terpencil, dll), atau untuk meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup dan taraf hidup masyarakat dengan tujuan utama yaitu menjembatani kesenjangan digital. Dalam ajang perlombaan tersebut Tim Surya berhasil memeperoleh Merit Winner kategori E-Inclusion.

Vocational College Gathering With Compenies

foto

Selasa (10/5) Sekolah Vokasi (SV) UGM menggelar acara Gathering dengan perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra kerjasama SV UGM. Bertepatan dengan diadakannya Job Fair dan Career Expo yang diselenggarakan oleh SV UGM melalui Vocational Development Center (VDC) di GSP UGM pada 10-11 Mei 2016, setidaknya tercatat 49 Perusahaan baik Nasional maupun Multi Nasional yang mengikuti kegiatan Job Fair tersebut turut diundang dalam acara gathering tersebut.

Wakil Direktur Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama SV UGM, Maun Budiyanto, S.T., M.T., menyampaikan bahwa acara gathering ini sebagai ajang memperkenalkan SV UGM dengan Perusahaan-Perusahaan yang kedepannya diharapkan mampu menjalin kerja sama dengan SV UGM.

Ma’un juga menjelaskan bahwa hasil tracer studi Sekolah Vokasi tahun 2015 memperlihatkan rata-rata lulusan Sekolah Vokasi UGM mendapatkan pekerjaan dengan waktu tunggu antara 1-2 bulan.

“Hal ini cukup membanggakan sekaligus tantangan bagi Sekolah Vokasi UGM untuk terus berusaha agar lulusannya cepat terserap di dunia kerja dan dunia usaha,” tutur Maun.

Sebagai perwakilan dari Instansi/Perusahaan yang turut hadir dalam acara tersebut, Bank Negara Indonesia (BNI) yang sudah menjalin kerjasama dengan Vokasi UGM menyambut hangat upaya SV UGM dalam mempertahankan hubungan kerjasama diantara keduanya.